Pernahkah anda mengetahui ada Monumen Nasional selain Tugu
Monas yang selama ini kita kenal? Tak banyak yang tau, karena memang belum banyak dipublikasikan. Adapun yang
dimaksud dengan Monumen Nasional tersebut adalah Reformasi Pajak tahun 1983
atau disebut juga sebagai Pembaharuan Sistem Perpajakan Nasional (PSPN). Hal
itu dikemukakan oleh Presiden Soeharto untuk membangun tekad dan semangat
tatkala melakukan PSPN, yang kemudian ditimpali oleh Menteri Keuangan Radius
Prawiro, “yang bisa menjadi mesin uang”. 1)
Tentu tidak semudah itu membuat monumen nasional yang bisa
menjadi mesin uang. Bahkan sebelum benar-benar terwujud menjadi mesin uang,
Presiden Soeharto mengancam Direktur Jenderak Pajak Salamun AT setelah Dirjen
Pajak tersebut memberikan penyuluhan kepada seluruh pimpinan pemerintahan di
Istana Negara, Sabtu 16 Pebruari 1985, dengan mengatakan jika pak Salamun tidak
mampu menertibkan dan memimpin aparat pajak untuk mewujudkannya, maka Presiden
terpaksa akan merumahkan aparat-aparat pajak serta menyewa tenaga-tenaga asing
buat menggantikannya. Pak Salamun mengungkapkan kegalauannya memperoleh ultimatum
Pak Harto tersebut kepada kami, pengurus Yayasan Bina Pembangunan.
Ancaman Pak Harto itu cukup beralasan karena disamping
citra buruk aparat pajak, Indonesia juga sudah mulai menghadapi bayang-bayang
anjlognya harga minyak dan gas bumi, yang bisa mengakibatkan merosotnya penerimaan
negara, sehingga pada gilirannya bisa menyebabkan runtuhnya Pemerintahan bahkan
negara. Ancaman yang sama juga terbukti dilakukan Pak Harto tiga bulan kemudian,
tatkala mereformasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, dengan menyewa jasa
lembaga surveyor Swiss, Societe Generale de Surveillance (SGS). SGS mulai mengambilalih
serta melaksanakan tugas Ditjen Bea dan Cukai berdasarkan Instruksi Presiden no
4 tanggal 11 April 1983, dan berlangsung
selama 12 tahun.
|
|
|
1). Catatan
penulis berdasarkan pembicaraan-pembicaraan dengan Radius Prawiro dan Salamun
AT. Hal yang sama juga disinggung dalam buku: Radius Prawiro, “Pergulatan Indonesia
Membangun Ekonomi, Pragmatisme Dalam Aksi” PT.Elex Media Komputindo, 1998 hal
326, “Radius Prawiro, Kiprah, Peran dan Pemikiran”, Pustaka Utama Grafiti, 1998
hal 245 dan Anne Booth, “Ledakan Harga
Minyak dan Dampaknya”, UI-Press, 1994
hal 52.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda