Selasa, 16 November 2021

PROSES MASUKNYA ISLAM KE TANAH JAWA

 

PROSES MASUKNYA ISLAM KE TANAH JAWA

Tidak seperti di jazirah Arab dan sebagian Eropa, agama Islam masuk ke Nusantara dengan menghindari pedang dan darah, menghindari kekerasan. Dengan hidayah Gusti Allah Yang Maha Kuasa, para ulama berdakwah menggunakan media kebudayaan. Prinsip tidak ada paksaan dalam agama (Al-Baqarah: 256) dan serulah ke jalan Tuhanmu dengan bijaksana dan nasihat yang baik (An-Nahl : 125), menjiwai metode dakwah pada saat itu. 

Kedua ayat di atas, ditambah Surat Yunus : 99 yang berbunyi, “Seandainya Tuhanmu menghendaki tentu berimanlah seluruh orang di muka bumi ini tanpa kecuali. Apakah engkau akan memaksa semua umat manusia supaya mereka menjadi orang-orang beriman?”, mendorong Wali Songo di Jawa menciptakan simbol dakwah kura-kura yang dalam bahasa Jawa disebut bulus, dimaksudkan sebagai akronim mlebune sarana alus, masuk secara halus tanpa paksaan. Dengan hikmah dan kebijaksanaan.

Ulama-ulama abad permulaan Islam di Nusantara, dengan hebat dan berani telah melakukan interpretasi dan transformasi ruh Islam ke dalam bahasa dan budaya lokal, membentuk peradaban baru, peradaban suku-suku bangsa di Nusantara khususnya Jawa yang bernafaskan Islam. Cara yang hampir sama ternyata juga dilakukan oleh para ulama dan juru dakwah di Cina, yang mengajarkan Islam dengan mengambil terminologi-terminologi yang lazim digunakan dalam ajaran-ajaran agama Tao dan Khonghucu. Lebih lanjut klik: https://panjimasyarakat.com/2021/11/16/proses-masuknya-islam-ke-tanah-jawa/

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda