Jumat, 27 Juni 2014

Ayo Berpuasa Dengan Tidak Ikut Terjerumus ke Dalam Golongan Dua Perempuan Yang Dimurkai Rasulullah.



Ayo Berpuasa  Dengan Tidak Ikut Terjerumus ke Dalam Golongan Dua Perempuan Yang Dimurkai Rasulullah.

Sahabatku, Sabtu besok dan atau lusa hari Minggu , insya Allah kita menjalankan ibadah puasa. Berkaitan dengan ibadah yang mulia itu, selama dua minggu terakhir ini kita banyak menerima dan mungkin juga mengirimkan  ucapan selamat menjalankan ibadah puasa sekaligus permohonan maaf.

Sayang sekali bersamaan dengan itu kita juga melihat begitu banyak bertaburan materi-materi kampanye  Pilpres yang gampang menjerumuskan diri kita (menjadi sang pengirim baik yang orisinal mapun yang sekedar ikut menyebarluaskan)  menjadi bagaikan Allah Swt, Sang Maha Hakim yang  di satu pihak menilai calon kita bagaikan Nabi yang tiada cacat cela, sementara di lain pihak calon lawan bagaikan setan yang sangat terkutuk. Padahal apakah kita sungguh-sungguh mengenal dengan baik keduanya?

Saya yakin sebagian besar tidak betul-betul mengenalnya luar dalam. Ayolah kita jujur, pasti kita lebih banyak mengenal kedua atau keempatnya (Capres – Cawapres) lewat aneka bentuk dan cara pencitraan, termasuk kata teman, kata saudara, menurut face book, sms, bbm , twiter, selebaran gelap, kampanye hitam dan sejenisnya.

Mengapa kita harus ikut bergibah,  memfitnah dan mengecap si A buruk sebaliknya memuja si B baik? Mengapa kita mengorbankan ibadah dan kemuliaan diri kita dengan perbuatan-perbuatan zalim yang dimurkai Allah Swt tersebut? Saya kuatir, jika kita benar-benar mengenal keempat Capres-Cawpres tersebut dan bertindak sebagai penilai atau Hakim yang adil,  jangan-jangan penilaian kita selama ini, langsung berbalik 180 derajat.

Sahabatku, dalam memasuki bulan suci Ramadhan ini, marilah kita saling mengingatkan dengan menghayati sebuah hadis yang sangat terkenal yang dikisahkan oleh Ahmad sebagai berikut. Kanjeng Nabi pernah mengirimkan mangkuk kepada dua wanita yang sedang bergunjing dan memerintahkan keduanya memuntahkan ke dalamnya apa yang mereka makan, padahal mereka sedang berpuasa. Maka salah seorang dari keduanya memuntahkan darah dan daging segar, dan yang lain muntah yang sama pula sehingga memenuhi mangkuk. Lalu orang-orang heran dan nabi pun bersabada: “Kedua perempuan itu berpuasa dari apa yang dihalalkan oleh Allah, dan keduanya berbuka dengan apa yang diharamkan oleh Allah Ta’ala. Mereka menggunjing orang lain. Inilah daging orang yang dimakan oleh keduanya”.

Dalam hadis lain yang diriwayatkan Imam Al Baihaqi dan At-Thabrani dari Jabir dan Abu Sa’id, Kanjeng Nabi bersabda: “Berhati-hatilah engkau terhadap perbuatan gibah. Karena sebenarnya gibah itu lebih dahsyat dari zina”.  Salah seorang sahabat bertanya, “Bagaimana bisa begitu?”. Baginda Rasul menjawab, “ Sesungguhnya seseorang muslim yang berzina, dia lalu bertobat dan tobatnya diterima Allah, sedangkan orang yang ngrasani itu tidak tidak dapat diampuni oleh Allah sebelum yang dirasani itu mengampuni.”

Sahabatku, di tengah badai gibah dan fitnah sebagai ekses kampanye Pilpres sekarang ini, marilah kita bahu-membahu, saling membantu agar kita tidak terjerumus masuk ke dalam golongan perempuan yang dimurkai Rasulullah tersebut. Ingatlah, puasa Ramadhan adalah wahana pemusatan pendidikan dan latihan, agar sebelas bulan sesudah Ramadhan itu, lahir batin kita tahan uji dari segala yang dilarang dan diharamkan Gusti Allah Yang Maha Agung.
Oleh sebab itu pula, ijinkan saya mendoakan, “Selamat mengikuti Pusdiklat Ramadhan 1435H. Semoga kita bisa lulus dan menjadi khalifah fil ardNYA yang senantiasa beriman dan beramal saleh, yang saling berlomba dalam kebaikan (dan bukan kezoliman) untuk mewujudkan rahmat bagi alam semesta dan segenap isinya. Aamin”.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda