Ayo
Berpuasa Dengan Tidak Ikut Terjerumus ke
Dalam Golongan Dua Perempuan Yang Dimurkai Rasulullah.
Sahabatku, Sabtu besok dan atau lusa hari Minggu , insya
Allah kita menjalankan ibadah puasa. Berkaitan dengan ibadah yang mulia itu,
selama dua minggu terakhir ini kita banyak menerima dan mungkin juga
mengirimkan ucapan selamat menjalankan
ibadah puasa sekaligus permohonan maaf.
Sayang sekali bersamaan dengan itu kita juga melihat
begitu banyak bertaburan materi-materi kampanye
Pilpres yang gampang menjerumuskan diri kita (menjadi sang pengirim baik
yang orisinal mapun yang sekedar ikut menyebarluaskan) menjadi bagaikan Allah Swt, Sang Maha Hakim
yang di satu pihak menilai calon kita
bagaikan Nabi yang tiada cacat cela, sementara di lain pihak calon lawan
bagaikan setan yang sangat terkutuk. Padahal apakah kita sungguh-sungguh
mengenal dengan baik keduanya?
Saya yakin sebagian besar tidak betul-betul mengenalnya
luar dalam. Ayolah kita jujur, pasti kita lebih banyak mengenal kedua atau
keempatnya (Capres – Cawapres) lewat aneka bentuk dan cara pencitraan, termasuk
kata teman, kata saudara, menurut face book, sms, bbm , twiter, selebaran
gelap, kampanye hitam dan sejenisnya.
Mengapa kita harus ikut bergibah, memfitnah dan mengecap si A buruk sebaliknya
memuja si B baik? Mengapa kita mengorbankan ibadah dan kemuliaan diri kita
dengan perbuatan-perbuatan zalim yang dimurkai Allah Swt tersebut? Saya kuatir,
jika kita benar-benar mengenal keempat Capres-Cawpres tersebut dan bertindak
sebagai penilai atau Hakim yang adil,
jangan-jangan penilaian kita selama ini, langsung berbalik 180 derajat.
Sahabatku, dalam memasuki bulan suci Ramadhan ini,
marilah kita saling mengingatkan dengan menghayati sebuah hadis yang sangat
terkenal yang dikisahkan oleh Ahmad sebagai berikut. Kanjeng Nabi pernah
mengirimkan mangkuk kepada dua wanita yang sedang bergunjing dan memerintahkan
keduanya memuntahkan ke dalamnya apa yang mereka makan, padahal mereka sedang
berpuasa. Maka salah seorang dari keduanya memuntahkan darah dan daging segar,
dan yang lain muntah yang sama pula sehingga memenuhi mangkuk. Lalu orang-orang
heran dan nabi pun bersabada: “Kedua
perempuan itu berpuasa dari apa yang dihalalkan oleh Allah, dan keduanya
berbuka dengan apa yang diharamkan oleh Allah Ta’ala. Mereka menggunjing orang
lain. Inilah daging orang yang dimakan oleh keduanya”.
Dalam hadis lain yang diriwayatkan Imam Al Baihaqi dan
At-Thabrani dari Jabir dan Abu Sa’id, Kanjeng Nabi bersabda: “Berhati-hatilah engkau terhadap perbuatan
gibah. Karena sebenarnya gibah itu lebih dahsyat dari zina”. Salah seorang sahabat bertanya, “Bagaimana
bisa begitu?”. Baginda Rasul menjawab, “ Sesungguhnya seseorang muslim yang
berzina, dia lalu bertobat dan tobatnya diterima Allah, sedangkan orang yang
ngrasani itu tidak tidak dapat diampuni oleh Allah sebelum yang dirasani itu
mengampuni.”
Sahabatku, di tengah badai gibah dan fitnah sebagai
ekses kampanye Pilpres sekarang ini, marilah kita bahu-membahu, saling membantu
agar kita tidak terjerumus masuk ke dalam golongan perempuan yang dimurkai
Rasulullah tersebut. Ingatlah, puasa Ramadhan adalah wahana pemusatan
pendidikan dan latihan, agar sebelas bulan sesudah Ramadhan itu, lahir batin
kita tahan uji dari segala yang dilarang dan diharamkan Gusti Allah Yang Maha
Agung.
Oleh sebab itu pula, ijinkan saya mendoakan, “Selamat
mengikuti Pusdiklat Ramadhan 1435H. Semoga kita bisa lulus dan menjadi khalifah
fil ardNYA yang senantiasa beriman dan beramal saleh, yang saling berlomba
dalam kebaikan (dan bukan kezoliman) untuk mewujudkan rahmat bagi alam semesta
dan segenap isinya. Aamin”.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda