Senin, 09 Juni 2014

Analisa SWOT Capres - Cawapres 2014 ala Jawa



Analisa SWOT Capres-Cawapres 2014 ala Jawa.

Komisi Pemilihan Umum bekerjasama dengan Rumah Sakit Gatot Subroto, minggu keempat Mei yang lalu telah melakukan tes psikologi terhadap para Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) RI - 2014. Tak kurang dari 500 pertanyaan diajukan kepada mereka guna mengetahui segala aspek kejiwaannya. Gagasan untuk melakukan tes kejiwaan ini patut diacungi jempol, karena dengan itu kita akan bisa mengetahui semua aspek kejiwaan para calon pemimpin kita. Sayang sekali hasil tes ini tidak dibuka untuk umum.

Meskipun demikian bagi kebanyakan orang Jawa, kesempatan untuk meneropong potensi baik-buruk seseorang tidaklah lantas tertutup. Sebagaimana saya kemukakan dalam tulisan terdahulu yang berjudul “Perhitungan (Primbon) Jawa Contoh Kasus Capres – Cawapres” , dalam membuat sesuatu penilaian terhadap seseorang dan sesuatu peristiwa, cara Jawa menggunakan berbagai metode yang dirumuskan berdasarkan pengalaman empiris ratusan atau bahkan ribuan tahun. Metode-metode itu antara lain neptu, jam kelahiran, hari lahir atau weton, bulan dan tahun Jawa, wuku, pranotomongso, nogo dino, pal, paringkelan, poncosudo, kamarokam dan katuranggan. Yang terakhir yaitu katuranggan, sama dengan fisiognomi dalam masyarakat Tionghoa, yaitu menilai seseorang berdasarkan ciri-ciri fisiknya.

Perhitungan Jawa menghasilkan perkiraan potensi diri dan potensi kejadian yang disajikan dalam bentuk analisa yang kuranglebih sama dengan analisa SWOT (strong-weakness-opportunity-threat) di era modern, atau analisa kekepan  yaitu kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Bagaimana kita memahami analisa kekepan ini, saya anjurkan anda membaca artikel yang saya sebut di bagian depan tadi.

Kembali kepada potensi diri dan kejiwaan para Capres-Cawapres, berikut saya sajikan analisa ala Jawa, yang saya buat berdasarkan berbagai metode, kecuali metode jam, weton atau hari kelahiran dan nogo dino, karena saya tidak memperoleh informasi yang pasti tentang jam kelahiran mereka. Sekali lagi, ini adalah analisa potensi diri dan bukan ramalan kejadian atau nasib orang. Potensi dan peluang baik belum tentu terwujud jika tidak didayagunakan secara optimal, sebaliknya potensi dan ancaman buruk juga belum tentu terjadi jika bisa diantisipasi secara baik dan memadai.


1.Prabowo Subianto:
Lahir Rabu Pon/Kamis Wage 17 Oktober 1951 atau 16 Muharam 1371 H, atau 16 Suro tahun Alip 1883, wuku 15 atau Julungpujud, pranotomongso Kalimo, shio Kelinci, bintang Libra.

Kekuatan: memperoleh pancaran  aura dari Betara Guritno sehingga pada umumnya tampan, berwibawa dan tutur katanya halus sedangkan perbuatannya mudah menjadi buah bibir masyarakat. Ia merupakan tipe orang dengan semua potensi, baik maupun buruk. Ingatannya tajam, bisa menepati janji, tabah hati, tinggi cita-citanya dan cepat meraih keberhasilan. Dengan perlambang burung emprit, jika sudah punya kemauan maka hasratnya  besar dan menyala-nyala sukar dihalang-halangi. Kehidupannya makmur dan senang bergaya.

Kelemahan: meski kehidupannya makmur, dalam gambaran wuku ia tidak memiliki gambaran rumah. Itu berarti ia bisa merasakan kemakmuran tanpa harus bersusah payah mencari uang atau memilikinya sendiri, karenanya ia harus berhemat dan jangan cenderung boros. Ia juga tidak memegang “umbul-umbul”, artinya sebetulnya ia kurang begitu cocok untuk posisi yang berkaitan dengan kekuasaan, atau jika berada di posisi itu karena kemauannya yang kuat, maka bila tidak hati-hati kekuasan yang diperjuangkan dengan keras tersebut mudah hilang. Sementara itu perasaannya yang terlalu peka harus dikelola dengan baik. Gengsinya yang tinggi, senang pamer serta dipuji orang bisa membuka peluang dikelilingi para penjilat dan disalahgunakan para penipu.

Peluang: kemauan dan semangat yang besar disertai penampilannya yang tampan simpatik, memberi peluang untuk mewujudkan keinginannya. Jika ia berhasil mengendalikan emosi dan ambisinya, kemudian mengembangkan potensi kearifannya, memantabkan kesucian hati dan budinya, menumbuh-suburkan benih cinta kasihnya terhadap sesama, bisa berpeluang besar menjadi tokoh masyarakat terutama tokoh spiritual yang dihormati dan dibutuhkan orang banyak.

Ancaman: kemauan dan ambisi yang besar disertai perasaanya yang peka juga bisa menimbulkan ekses negatif bila tidak dikendalikan dengan baik, terutama jika tidak bisa mengendalikan emosi dan kemarahannya. Emosi yang tak terkendali dapat mengundang aura Betara Yamadipati yang keras hati mengamuk bak ular berbisa yang keluar dari liangnya, atau bahkan ibarat air hujan yang mestinya berkah, yang berubah menjadi hujan badai dan banjir. Emosi dan kemarahan bisa memicu sakit hati dan kebencian orang lain, lebih-lebih jika sampai terdzolimi.


2.Hatta Rajasa:
Lahir Jumat Legi/Sabtu Pahing 18 Desember 1953 atau 11 Rabiulakhir 1373H atau 11 Bakda Mulut tahun Jimawal 1885, wuku Warigagung (Warigadian), pranotomongso Kanem, shio Ular, bintang Sagitarius.

Kekuatan: seorang yang keras hati, tinggi keinginan dan pendiriannya, kuat dan bersemangat dalam mencari nafkah serta “cerdik” perilakunya. Memiliki rasa tanggungjawab dalam menjalankan tugas, ramah tamah serta manis budi-bahasanya sehingga banyak pengagumnya.

Kelemahan: cenderung banyak omong, suka menggurui, kurang rendah hati dan mudah sombong. Kurang beramal, tidak tahan kesepian dan senang disanjung.

Peluang: Berkat aura utama dari Sang Maha Resi atau Betara Guru, orang dengan tanda-tanda ini bisa menduduki jabatan resmi yang tinggi dengan rejeki yang bagus. 

Ancaman: perpaduan keinginan yang tinggi, keras hati dan kecerdikan bisa melambungkan nasibnya, tapi sekaligus juga bisa menjatuhkan dan merusak kehidupannya, terutama “kecerdikan yang kelewatan”. Sungguh dalam kehidupan ini tidak ada sesuatu yang sempurna betul. Aura Sang Maha Resi tidak muncul sendirian, melainkan dibayangi pula oleh aura Betara Kala. Oleh sebab itu “kecerdikannya” tidak boleh dibiarkan liar menjadi kelicikan sekaligus kerakusan seekor monyet. Bila ia tidak mampu mengendalikan, sementara banyak masalah dalam keluarganya, tak pelak lagi berkah “hujan” kedudukan dan rejeki bisa disertai “petir dan tanah longsor”. Untuk mencegahnya ia juga harus menempa serta menanamkan dengan keras kejujuran, pemaaf, membela yang lemah dan rela berkorban demi orang lain.


 3.Joko Widodo:
Lahir Rabu Pon/Kamis Wage 21 Juni 1961 atau 7 Muharam 1381H atau 7 Suro tahun Jimawal 1893, wuku Sungsang, pranotomongso Saddha, shio Kerbau, Bintang Cancer.

Kekuatan: punya potensi sebagai pemimpin dengan semangat dan daya kekuatan yang besar, rajin bekerja dan gigih, disiplin, cerdas, intuisinya tinggi, pendengar yang baik, suka menolong orang yang meminta bantuan meskipun kadang-kadang kurang ikhlas. Ia juga lapang dada, tahan menderita, pemaaf dan cukup berwibawa. Meski pada dasarnya pemaaf dan sabar, namun jangan mempermainkan melebihi batas kesabarannya, sebab ia bisa bertindak bagai banteng ketaton.

Kelemahan: keinginannya mudah tergoda, cenderung boros, agak gegabah dan kurang bisa membalas budi.

Peluang: bila suci budinya, mampu mengendalikan keinginannya secara baik dan mengelola semua kekuatannya, bisa menjadi orang yang sukses hidupnya terutama dalam perdagangan dan melayani orang banyak. Bagaikan mantri sinaroja, bahagia kehidupannya.

Ancaman: jika keinginannya lepas tanpa kendali disertai ketidakjujuran, apalagi kalau juga rumahtangganya tidak tenteram, bisa mengalami kekecewaan serta kesedihan yang mendalam.


4.Jusuf Kalla:
Lahir Jumat Legi/Sabtu Pahing, 15 Mei 1942 atau 28 Rabiulakhir 1361 atau 28 Bakda Mulud tahun Wawu 1873, wuku Wukir, pranotomongso Desta, shio Kuda, bintang Taurus.

Kekuatan: dermawan dan suka membantu orang lain, roman mukanya mudah menimbulkan simpati, baik hati, berwibawa sehingga perintahnya dipatuhi dan menonjol dalam lingkungannya,  hidup sederhana meskipun rejekinya cukup buat lebih dari sederhana. Rasa percaya dirinya tinggi, cekatan serta tangkas dalam bertindak termasuk pandai berdebat,  sistematis, praktis dan santai. Sayang keluarga dan banyak sahabat.

Kelemahan: sesungguhnya berpotensi kurang tabah dalam pendirian, tidak suka diatasi atau diremehkan. Rasa sayang terhadap keluarga jika berlebihan, sekaligus juga bisa menjadi kelemahan dan ancaman.

Peluang: menjadi pemimpin yang cekatan dalam melaksanakan tugas-tugasnya, berbakat bisnis, bisa menjadi tempat bernaung bagi orang yang kesusahan serta menjadi tempat bertanya di hari tuanya.

Ancaman: walau banyak memiliki kelebihan, tetapi segala sesuatu itu ada batasnya. Bagaikan buah durian yang rasanya legit baunya harum, jika sudah melampui saatnya, maka akan berubah rasa dan aromanya. Sementara itu pembawaannya yang kalem juga ada batasnya, yang apabila dilampaui ia bisa marah sekali dan sanggup melakukan tindakan yang drastis tak terduga.


5.Potensi Hubungan & Kerjasama Antar Calon.

Prabowo - Jokowi : hubungan serasi yang kokoh dalam tim akan terbentuk apabila keduanya bisa menghilangkan keengganan satu sama lain.

Prabowo - Hatta Rajasa : hubungan yang produktif dalam meraih tujuan, asalkan dapat menjalin dan menjaga ikatan serta daya tarik yang tulus dan mendalam.

Prabowo - Jusuf Kalla : kurang serasi, tak banyak memiliki persamaan kesenangan dan berpotensi besar untuk konflik.

Jokowi - Jusuf Kalla : serasi asalkan bisa menghilangkan jurang komunikasi.

Jokowi - Hatta Rajasa : paling ideal, menguntungkan dan bisa kekal.

Jusuf Kalla - Hatta Rajasa : dingin, formal, cenderung kurang bisa saling memahami.

Demikianlah sahabatku, sekali lagi perlu saya ingatkan bahwa semua itu adalah analisa potensi dan bukan ramalan nasib. Potensi kekuatan dan peluang dapat terwujud jika yang memiliki mampu memahami dirinya dengan baik, kemudian mendayagunakana  secara optimal potensi kekuatan dan peluang emasnya. Sementara itu potensi kelemahan dan ancaman diantisipasi secara tepat sehingga bisa dibendung dan dicegah.  Namun sebaliknya, meskipun seseorang memiliki potensi kekuatan dan peluang emas, tapi kalau tidak didayagunakan secara optimal maka peluang tersebut juga tidak akan terwujud. Lebih-lebih apabila potensi kelemahan dan ancamannya diumbar, dibiarkan lepas tanpa kendali.

Semoga kita bisa menjadi insan yang bisa memahami potensi diri kita sendiri, selanjutnya dapat menempatkan dan membawa diri secara baik dalam menapaki kehidupan yang fana ini. 

Aamiin.



0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda