Jika
di pulau Jawa pada abad ke 18 – 19 lahir banyak filsuf pujangga, di Cina telah
terjadi pada sekitar abad ke 5 sebelum Masehi. Di samping Lao Tzu dan Khong Hu
Cu, pada masa itu ada pula Sun Tzu, ahli strategi perang yang telah
menggariskan visi dan seni berperang, yang ditentukan oleh lima faktor yaitu
hukum moral, langit dalam hal ini waktu dan cuaca, bumi (alam, jarak dan
ukuran), pimpinan serta metode dan disiplin.
Sun
Tzu dengan buku “Seni Perang” nya,
telah mengilhami banyak pemikir dunia yang mengembangkan dan menerapkan seni perangnya
tersebut, bukan semata-mata hanya dalam arti perang konvensional dengan para
tentara dan meriamnya, tetapi juga dalam bisnis, manajemen dan pemerintahan.
Mengenai
kepemimpinan, Sun Tzu membedakan antara para pemimpin politik seperti Kaisar
atau penguasa dan peran komandan lapangan seperti Panglima. Pada hematnya,
penguasa yang bijak merundingkan rencana, sementara panglima atau pelaksana
lapangan yang mampu, melaksanakannya. Karena itu siapa yang memiliki panglima
yang mampu dan tidak diganggu oleh penguasa, maka akan menang.
Wee
Chow Hou, Lee Khai Sheang dan Bambang Waluyo Hidayat dalam “SUN TZU, WAR & MANAGEMENT (Elex Media Komputindo, 1992)
mengulas panjang lebar Seni Perang Sun Tzu dalam perang dan manajemen modern.
Seorang panglima yang mampu misalkan, harus memiliki lima sifat atau atribut
penting. Sifat itu adalah kearifan, ketulusan, kebapakan, keberanian dan
kekerasan.
Dengan
kearifan dimaksudkan kemampuan untuk
mengenali keadaan yang berubah sehinga dapat mengambil keputusan dan bertindak
cepat. Ketulusan berarti kemampuan
untuk dipercaya sepenuhnya oleh bawahan sehingga mereka tidak ragu-ragu akan
kepastian menerima imbalan dan hukuman. Kebapakan mensyaratkan cinta kemanusiaan, kemampuan bersimpati
dengan orang lain dan menghargai kerja keras serta usaha dari semua tingkatan. Keberanian berarti berani dan pasti
serta mampu merebut kemenangan dengan memanfaatkan peluang tanpa ragu-ragu.
Sedangkan yang dimaksud dengan kekerasan, sebenarnya lebih tepat disebut ketegasan, adalah kemampuan menanamkan
disiplin serta mengundang hormat dan kekaguman anak buah tanpa disuruh apalagi
dipaksakan.
Akan
halnya kepemimpinan puncak, menurut Sun Tzu harus mampu menegakkan kearifan,
kejujuran, kebaikan, keberanian dan ketelitian. Sebaliknya pimpinan harus
menghindari lima kesalahan fatal yaitu gegabah, takut, terburu nafsu, gila
hormat dan kekhawatiran yang berlebihan.
Pengaruh
moral dalam perang, oleh para ahli strategi dan manajemen dapat disamakan juga
dengan kepemimpinan dalam politik dan bisnis. Di sini organisasi diumpamakan
divisi dalam ketentaraan. Oleh sebab itu lima kiat utama tadi bisa dimaknai
sebagai berikut: Pertama, kearaifan mengilhami
kecepatan dan kepastian yang penuh perhitungan, bukan gegagah, sehingga tahu bagaimana memanfaatkan berbagai
peluang emas.
Kedua,
ketulusan untuk mampu mempercayai
bawahan dalam pekerjaan mereka, serta tidak mudah dihasut apabila terjadi
kesalahan. Pimpinan harus dapat menunjukkan untuk selalu bisa memberikan
penilaian dan keputusan yang obyektif dan adil.
Ketiga,
kebapakan yang berorientasi pada
hubungan kemanusiaan serta memahami masalah bawahan dan menghargai pekerjaan
mereka. Meskipun demikian ia juga tidak boleh terlalu iba sehingga tidak mudah
diusik oleh masalah kecil.
Keempat, mempunyai keberanian untuk mengambil keputusan dan mengambil risiko. Dengan
kata lain, ia tidak takut mempertaruhkan kedudukan untuk mengambil keputusan
yang benar.
Kelima,
memiliki gaya hidup yang keras dan bisa
menjadi contoh, menanamkan disiplin
dalam organisasi. Sejalan dengan itu seorang pemimpin bersedia belajar dan
tidak takut kehilangan muka jika ada yang menunjukkan kelemahannya.
Demikianlah, beberapa kiat kepemimpinan dari strategi perang SunTzu yang banyak
dikembangkan serta dipakai dalam manajemen dan seni kepemimpinan modern.
Zhuge Liang.
Pada
tahun 181 – 234, dalam periode yang dikenal sebagai zaman Tiga Kerajaan, hidup
seorang strategi militer dan kepemimpinan Cina yang bernama Zhuge Liang.
Usianya tidak panjang karena seluruh hidup dan waktunya, bahkan setelah
meninggal, diabdikan bagi bagi bangsa, negara dan rakyatnya.
Zughe
Liang menjabat sebagai Perdana Menteri Kerajaan Shu Han di usia 40 tahun, serta
memimpin Kerajaan Shu Han dengan tegas, adil dan menegakkan hukum secara taat
azaz. Apa yang dikenal dalam manajemen modern sebagai “stick and carrot” atau
hukuman dan ganjaran, dilaksanakan secara sungguh-sungguh dan adil, tanpa
menghindari tanggungjawabnya sendiri selaku pimpinan.
Menyadari
ketergantungan hidup rakyatnya pada pertanian, dia membangun pelbagai proyek
prasarana pengairan dan pertanian serta membuka area-area pertanian baru,
sehingga negaranya cepat menjadi makmur dengan ketahanan dan ketersediaan
pangan yang bagus lagi melimpah.
Meskipun
rakyatnya hidup makmur, Zhuge Liang yang dikenal melegenda sebagai Naga Tidur
itu tetap hidup sangat sederhana, yang terus berfikir dan bekerja keras
sampai-sampai tidak peduli dengan asupan makanan dan kesehatannya. Guna
mengetahui kehidupan rakyat dan perilaku aparat negara yang sesungguhnya serta
menghindari laporan-laporan “Asal Bapak
Senang”, tak jarang seperti Presiden Joko Widodo kita sekarang, Zhuge Liang
senang blusukan. Sebagaimana halnya dengan Umar bin Khatab, blusukannya
dilakukan secara diam-diam supaya bisa memperoleh bahan masukan dan umpan balik
yang benar.
Sebagai
Perdana Menteri sekaligus Panglima Perang, Zhuge Liang sangat menguasai masalah
intelijen, sungguh-sungguh mengenal diri dan lawan-lawannya. Keberanian dan
ketegasannya yang luar biasa, tidak semena-mena digunakan untuk membasmi
musuh-musuhnya begitu saja. Sebaliknya dia mengutamakan untuk memenangkan
pertempuran dengan menundukkan hati dan jiwa musuh-musuhnya, sehingga kemenangannya
sangat gilang-gemilang dan menjadi kenangan.
Zhuge
Liang wafat karena menderita sakit dalam usia 53 tahun tatkala sedang memimpin
peperangan untuk menundukkan negeri Wu yang dipimpin Sima Yi. Menjelang wafat
ia berpesan agar pasukannya tidak melakukan upacara pemakaman, tapi membuat
manuver seolah-olah menarik diri. Gerakan pasukannya itu dibaca oleh Sima Yu
sebagai Zhuge Liang yang fisiknya lemah itu telah benar-benar wafat, dan dengan
segera memimpin tentaranya untuk mengejar pasukan negeri Shu. Tiba-tiba pasukan
Shu berbalik seraya melancarkan serangan dahsyat disertai kibaran bendera
pribadi Zhuge Liang yang juga nampak duduk di atas kursi tandunya.
Kemunculannya
meskipun hanya berupa patung kayu telah memporak-porandakan pasukan Wei.
Kisahnya yang dramatis itu diabadikan dengan mendirikan kuil penghormatan, demi
mengenang serta menanamkan semangat pengabdian dan jasanya kepada bangsa dan negaranya yang luar biasa.
Tak jarang para prajurit dan generasi muda yang mendengar kisahnya, membasahi
pakaian mereka dengan tumpahan air mata. Memang benar ungkapan kata-kata bijak
yang oleh sebagian orang dianggap sebagai hadis Kanjeng Nabi Muhammad Saw
yakni, “ tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Cina.”
Semoga
kita bangsa Indonesia juga dikarunia pemimpin-pemimpin bijak nan luar biasa
seperti Zhuge Liang. Aamiin. Berikutnya: SENI
& KIAT KEPEMIMPINAN AL GHAZALI.
2 Komentar:
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.
Assalamu alaikum,Saya Indri seorang TKW dari Malaysia,memohon maaf yang ada di fb ini bila kata2 saya ada yang salah,namun tujuan saya di sini hanya ingin berbagi cerita kepada para rekan2 saya yang jadi tkw di negeri orang,hidup di negeri orang memang amatlah susah,gaji pas2an,makanpun ala kadarnya,namun apa boleh buat demi mencukupi kebutuhan keluarga yg ada di kampung,mau tidak mau saya harus menjalani semua penderitaan itu,namun syukur alhamdulillah berkat kerja keras dan doa saya slama ini alhamdulilah allah sudah memberi jalan kesuksesan sama saya,meskipun jalan ini di larang oleh agama tp mungkin inilah satu2nya jalan untuk merubah nasib hidup saya,secara kbetulan saya lihat di internet tentang seseorang yg bisa mengubah nasib jadi lebih baik dengan jalan pemasangan angka togel,saya beranikn diri menempuh jalan itu dan ternyata angka yg di berikan oleh NYI SUGENG tembus dan saya menang 577jt,saya sangat bersyukur atas rezeki yg sy daptkan itu,ini bukan hanya sekedar cerita tp ini kenyataan.Jadi bagi saudara2 saya yg masih jd tkw ataupun yg lagi dalam kesulitan jangan ragu untuk menhubungi NYI SUGENG di 085 256 212 007 krna sy sudah membuktikannya,wassalam
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda