Tipe
ideal kepemimpinan Jawa yang dituangkan ke dalam suluk pewayangan sebagaimana
Seri (17), lebih lanjut diajarkan secara terinci dalam falsafah Hasta Brata yang berarti Delapan Sifat atau
Laku Kepemimpinan.
Dalam cerita wayang versi Jawa, Hasta
Brata telah diajarkan pertama kali dalam kisah atau lakon Rama Tundung, oleh Raden Rama Regawa yang merupakan titisan Dewa
Wisnu kepada adiknya Raden Barata sebelum dinobatkan menjadi raja di Ayodya
bergelar Prabu Barata. Yang kedua diajarkan pula oleh Raden Rama Regawa kepada
Raden Wibisono sebelum dinobatkan menjadi raja di Alengka yang berganti nama
menjadi Kerajaan Sindelo bergelar Prabu Wibisono dalam lakon Bedah Alengko.
Yang ketiga diajarkan Parabu Kresna
yang juga merupakan titisan Dewa Wisnu kepada Raden Arjuna, dalam lakon Wahyu
Makutoromo. Berbeda dengan babon cerita aslinya yang dari India, antara epos
Ramayana dan Mahabarata tidak ada hubungannya. Tetapi dalam versi Jawa, kedua
epos tersebut dikaitkan satu sama lain oleh lakon Wahyu Makutoromo ini, yang
mengisahkan adanya petunjuk dari para dewa mengenai diturunkannya wahyu
kerajaan ke dunia berupa mahkota kerajaan yang disebut “Wahyu Makutoromo”. Syahdan, barangsiapa memiliki wahyu tersebut,
akan menjadi sakti, dan kelak akan menurunkan raja-raja yang memerintah di
marcapada atau di dunia. Di sini muncul dan berinteraksi satu sama lain,
sejumlah tokoh dari epos Ramayana yaitu Wibisono dan Hanoman, serta tokoh dari epos Mahabarata antara lain
Kresna, Arjuna, Bima dan Karna.
Dikisahkan, Wahyu Makutarama
bukanlah berwujud benda, melainkan berupa ajaran mulia yang patut dihayati dan
dijadikan pedoman kehidupan oleh manusia, terutama bagi para pemimpin. Ajaran
inilah yang disebut Hasta Brata. Ajaran ini selanjutnya diturunkan kepada tokoh
Angkawijaya dan Prabu Parikesit. Tokoh yang terakhir ini di dalam cerita wayang
versi Jawa merupakan leluhur para ksatria Jawa.
Dalam
perkembangannya, gubahan Hasta Brata diajarkan dalam bahasa Jawa Tengahan oleh
pujangga Keraton Kasunanan Surakarta, Yasadipura I ((1729-1803 M), kemudian oleh cucunya, yaitu
pujangga Ranggawarsita dituangkan kembali dalam Serat Aji Pamasa. Di masa
kepemimpinan Presiden Republik Indonesia yang kedua, Presiden Soeharto, Hasta
Brata sering dijadikan bahan dalam penataran Pancasila serta dipahatkan dalam
relief di dinding lobi gedung utama Sekretariat Negara di Jakarta.
Hasta Brata
adalah ajaran mengenai seni kepemimpinan yang didasarkan pada sifat-sifat unsur
alam. Nampaknya unsur alam seperti tanah, air, api, kayu, angin, logam dan
ruang, telah menjadi pedoman dasar
penilaian kehidupan manusia bagi bangsa-bangsa di Asia seperti India, Cina,
Jepang, Korea dan Indonesia.
Demikianlah
Hasta Brata mengajarkan falsafah sekaligus seni kepemimpinan dengan meneladani
ciri serta sifat utama delapan unsur alam. Dalam versi wayang, unsur alam
diwakili oleh Dewa yang mengelola alam tersebut, yaitu (1) matahari oleh Dewa Surya, (2) bulan
oleh Dewa Candra, (3) bintang oleh Dewa Kartika, (4) angin oleh Dewa Bayu, (5)
awan atau mendung oleh Dewa Himando, (6) api oleh Dewa Brama, (7) samudera atau
lautan oleh Dewa Baruna, (8) bumi oleh Dewa Pratala.
Kedelapan unsur
alam tadi harus dipahamai, dihayati dan dijadikan pegangan manajemen kepemimpinan,
yang dijabarkan sebagai berikut:
Pertama, matahari atau Dewa (Betara atau Sang Hyang) Surya.
Matahari mempunyai sifat panas dan berfungsi sebagai pemberi sarana kehidupan.
Maka seorang pemimpin haruslah berperilaku bagaikan matahari yang dapat memberikan
semangat dan kehidupan bagi rakyatnya. Tetapi di lain pihak matahari juga mampu
membasmi anasir-anasir ataupun virus-virus jahat dalam kehidupan.
Kedua, bulan atau Dewa Candra. Bulan itu indah
dipandang serta mampu menerangi kegelapan malam. Seorang pemimpin harus
berperilaku seperti bulan, memberikan penerangan dan membimbing rakyatnya yang
berada dalam kegelapan, dan bukan sebaliknya membingungkan apalagi menyesatkan.
Ketiga, bintang atau Dewa Kartika. Bintang
memiliki bentuk yang manis serta dapat menjadi pedoman bagi mereka yang
kehilangan arah. Dalam hal ini pemimpin harus bisa menjadi pedoman perilaku
rakyatnya, menjadi teladan serta panutan masyarakat.
Keempat, angin atau udara atau Betara Bayu. Angin
bersifat mengisi ruangan kosong. Angin bertiup ke semua arah sampai ke
lubang-lebung sekecil apapun. Seorang pemimpin harus dapat bertindak secara
teliti dan bijaksana, disamping harus juga bisa menyelami kehidupan seluruh
masyarakat.
Kelima, awan, mendung atau Sang Hyang Himando. Mendung
tampak menakutkan dan angker, akan tetapi bila telah turun menjadi hujan dapat
bermanfaat bagi masyarakat, dapat menyuburkan tanah-tanah yang gersang. Maka seorang pemimpin harus berwibawa
sehingga tidak mudah dipermainkan orang, namun juga sekaligus memberikan
pengayoman, kesejukan dan kemanfaatan. Kewibawaan pemimpin harus ditunjukkan
baik secara fisik, non fisik maupun dalam bentuk pemikiran, tindakan, perilaku
dan kebijakan. Dalam hal penampilan fisik misalkan, sedari kecil seorang
ksatria sudah dilatih untuk tidak sembarangan bersiul apalagi di depan umum,
dilarang mengeluh kepanasan di kala panas dan kedinginan di kala cuaca dingin,
dilarang tertawa keras, dilarang minum minuman yang memabokkan agar senantiasa
memiliki kesadaran diri secara penuh, tidak mudah kagum dan tidak mudah
terkejut.
Keenam, api atau Betara Brama (Bromo). Api
mempunyai sifat teguh serta dapat membakar apa saja. Seorang pemimpin harus
dapat bertindak adil, memiliki prinsip, dispilin, tegas dalam bertindak tanpa
pandang bulu. Api bisa memasak atau mematangkan hidangan bagi kesejahteraan
rakyatnya, tapi sanggup juga membakar sampah kehidupan yang mengancam
masyarakat, bangsa dan negaranya.
Ketujuh, samudera atau lautan atau Dewa Baruna. Samudera
bersifat luas dan mampu menampung segala jenis materi. Seorang pemimpin harus
memiliki wawasan yang luas bagaikan samudara raya nan tanpa batas, serta
sanggup menerima segala macam persoalan, sanggup menerima saran, kritik bahkan
kecaman dan pandai mengendalikan diri. Namun demikian jika diperlukan samudera
bisa pula menggulung, menelan serta menenggelamkan segala bentuk ancaman
terhadap ketenteraman, keadilan dan kesejahteraan masyarakat, bangsa dan
negaranya.
Kedelapan, bumi atau Hyang Pratala. Bumi memiliki
sifat suci, kokoh sentosa serta menjadi pijakan kehidupan. Meski terus digali
dan dikuras isinya, bumi senantiasa rela, tanpa menuntut balik. Bumi senantiasa
mengabdi kepada makhluk hidup khususnya manusia. Dalam hal ini seorang pemimpin
harus mempunyai sifat jujur, berbudi luhur serta ikhlas dalam mengabdi kepada
masyarakat, bangsa dan negaranya. Bumi juga bisa mengguncang, meruntuhkan apa
pun bahkan menelan dan menyimpan bangkai beracun. Maka seorang pemimpin harus
bisa memberikan hadiah bagi siapa saja baik punggawa negeri maupun rakyat
jelata yang telah berjasa kepada negara.
Sebaliknya juga seperti matahari, angin, api dan samudera, bumi berani pula
menghukum dan menggulung segala ancaman dan pengganggu kehidupan masyarakat,
bangsa dan negaranya.
Sahabatku,
itulah sekilas mengenai falsafah kepemimpinan Hasta Brata. Semoga kita memiliki
para pemimpin yang menghayati falsafah kepemimpinan tersebut. Insya Allah
berikutnya : Kepemimpinan Gajah Mada,
Pararaton dan Kidung Sunda.
1 Komentar:
Info buat Semuanya bagi yg mengalami kesulitan apapun itu jika menurut Anda itu sulit diselesaikan
Anda bisa Konsultasi atau minta bantuan kepaada orang yg saya temui kemarin yg sangat bisa di percaya yaitu Atas nama KIRAKSO,
Beliaulah kemarin yg telah membantu Saya dan keluarga terlepas dari Masalah yg menurut kami begitu Sulit untuk di selesaikan bersama yaitu masalah Hutang sama Rentenir sebesar 157Juta mungkin bagi urang yg mampu hutang segitu tidak lah sulit namun bagi kami itu malah sebaliknya…
Beliau kemarin membantu kami dgn 2 cara yaitu Main Togel dan penglaris Usaha,,,
Sayapun mengadukan Nasib saya di permainan Togel Singapura kemarin dan Ternyata hasilnya tdk mengecewakan kami menang banyak di 2 putaran dgn Total 470JUTA Kami bersyukur dgn hasil tersebut dan akhirnyapun kami lepas dari hutang piutang yg ada,,,
Serta kami punya modal besar untuk usaha warung kami,,,saya hanya mengucapkan banyak terimah kasi Atas jasa KIRAKSO kepada kami sekeluarga karna Tampa bantuannya mungkin kami belum bisa
Seperti sekarang,,,,,
Dan Info bagi Kalian yg punyah masalah silahkan minta bantuan kepada KIRAKSO untuk caranya Anda bisa tlfn beliau di NO 0853.3141.7145 Silahkan Mengadukan nasip Anda siapa tau bisa seperti Nasib kami Wassalam…….Syafitri
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda