Rabu, 02 Maret 2016

SENI & KIAT KEPEMIMPINAN AL GHAZALI : Seri Etika & Moral Kepemimpinan (24




Sahabatku.                                                                                                                                                                                                                                                                Setelah membahas berbagai seni, kiat dan falsafah kepemimpinan berbagi tokoh dunia maupun Jawa, marilah kita kembali mengkaji seni dan kiat kepemimpinan Al Ghazali sebagaimana yang dituangkan dalam bukunya Nasihat Bagi Penguasa.

Siasat Politik. Nikmat paling besar setelah nikmat Islam menurut Al Ghazali adalah kesehatan dan ketenteraman. Rasa aman tenteram masyarakat banyak, dapat tercapai hanya dengan siasat politik sang penguasa. Oleh karena itu seorang penguasa mesti menggunakan siasat politik  yang dilaksanakan secara adil. Sebagai khalifah Allah di muka bumi, maka seorang penguasa harus memiliki kemuliaan, yakni kewibawaan dan kenegarawanan yang dirasakan, diakui, disegani dan dihormati rakyatnya di mana pun berada.

Kemuliaan Pemimpin. Demi menjadikan dirinya mulia di mata rakyat, seorang Pemimpin, Penguasa atau Raja harus melakukan tiha hal yaitu: Pertama, menciptakan keamanan, dengan melindungi seluruh pelosok negeri dari gangguan keamanan. Rakyat yang dilanda ketakutan lantaran perasaan tidak aman akan menganggap pemimpinnya sebagai orang yang lemah. Kedua, menghormati dan menghargai para cerdik pandai. Ketiga, mencintai orang-orang yang memiliki keutamaan.

Hal buruk yang harus dihindari. Seorang Pemimpin atau penguasa, lanjut Al Ghazali, harus taat kepada Allah Swt dan Rasulullah Saw.  Ketidaktaatan seorang pemimpin terhadap perintah Allah dan sunah rasul merupakan hal yang buruk. Di samping itu seorang pemimpin negara juga tidak boleh memasukkan kecintaan atau pun kebencian atas sesuatu ke dalam hati. Demikian juga ia harus menghindari kecenderungan emosional dan pilih kasih, tidak bertindak seronok-gegabah dan tergesa-gesa. Namun lebih dari itu, tiga hal buruk berikut ini harus dicegah yaitu marah dan murka, loba dunia dan kikir.

Yang harus melekat dan yang harus dijauhi. Ada empat hal yang selalu wajib melekat pada diri penguasa yakni akal, adil, sabar dan sifat malu.Sebaliknya ada empat hal pula yang harus dijauhi ialah dengki, sombong, kikir dan permusuhan.

Lima kewajiban. Yang dimaksud kewajiban di sini bukanlah kewajiban sebagaimana yang terkait dalam tujuan dan cita-cita bernegara, melainkan kewajiban dalam rangka seni dan kiat kepemimpinan. Dalam hal ini Al Ghazali menggariskan enam hal. Pertama, menjauhkan orang-orang bodoh dari kepemimpinan dan pemerintahannya. Kedua, merekrut orang-orang cerdas dan potensial demi membangun negeri. Ketiga menghargai orang tua dan orang bijak. Keempat, melakukan uji coba dan meningkatkan kemajuan negara dengan melakukan penertiban serta pembersihan terhadap segala tindak kejahatan. Kelima, taat 
pada aturan serta Undang-Undang dan jangan sekehendak hati.

Di samping hal-hal tersebut, Al Ghazali juga menganjurkan seorang penguasa meneladani ajaran Plato mengenai tanda-tanda seorang penguasa yang berjaya, serta ajaran Socrates tentang ciri-ciri penguasa yang kekal kekuasaannya.

Ajaran Plato yang dianjurkan adalah fisik yang kuat, diam yang bermakna, pendapat yang selalu direnungkan dan dipertimbangkan dengan hati, rasional dalam pemerintahan, mulia hatinya, dicintai rakyat, sayang terhadap pegawai dan bawahannya, belajar dari sejarah serta konsisten terhadap agama dan keputusannya.

Sedangkan ajaran Socrates yang dianjurkan yaitu, menghidupkan akal dan agama di hatinya, pemikirannya logis dan relistis, cinta ilmu pengetahuan, memiliki keutamaan dan rumah yang besar, mendidik orang-orang yang suka membesar-besarkan kelemahan orang lain dari pemerintahan sehingga terhindar dari caci-maki.

Sahabatku, inilah sebagian dari seni dan kiat kepemimpinan yang diajarkan oleh Sang Pembela Akidah Islam Al Ghazali. Nampak adanya benang merah mengenai etika dan moral kepemimpinan, baik dari ajaran-ajaran Islam, filsuf-filsuf Cina, Jawa maupun Yunani. Semoga kita bisa meneladaninya. Aamiin. Berikutnya: KELOMPOK YANG HARUS DISINGKIRKAN DARI PEMERINTAHAN.



0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda