LARANGAN
MEMINTA JABATAN : Seri Etika & Moral Kepemimpinan (2).
Sahabatku, kita semua memahami kewajiban kita untuk
senantiasa taat kepada Gusti Allah Swt dan Rasulullah – Kanjeng Nabi Muhammad
Saw. Ada salah satu larangan Rasulullah yang amat dalam makna dan hakikatnya,
yang oleh perawi hadis Muslim, diungkapkan sebanyak 5 kali. Hadis-hadis
tersebut sangat terkenal dan sejalan dengan kisah Luqman tentang kekuasaan
(seri 1 yang lalu).
Lima hadis itu, satu bersumber dari Abdurrahman bin
Sumurah, dua bersumber dari Abu Musa atau Abdullah bin Qais dan dua lagi
bersumber dari Abu Dzar. Kepada Abdurrahman Kanjeng Nabi bersabda: “Wahai Abdurrahman, janganlah kamu meminta
pangkat kepemimpinan. Apabila kamu sampai diberi, maka hal itu akan menjadi
beban yang berat bagimu. Lain halnya kalau kami diberi (atau memperolehnya)
tanpa meminta, niscaya hal itu tidak menjadi masalah bagimu.”
Dalam lain kesempatan, Abu Musa mengisahkan ia menemui
Baginda Rasul dengan ditemani dua keponakannya. Tiba-tiba tanpa diketahui
sebelumnya oleh Abu Musa, salah seorang keponakannya berkata: “Wahai Rasulullah, jadikan aku pemimpin atas
sebagian apa yang telah dikuasakan oleh Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung
kepada Anda.” Kemudian keponakan
yang satunya juga mengemukakan yang sama. Nabi yang tengah bersiwak, bertanya: “Apa pendapatmu wahai Abu Musa”. Abu
Musa menjawab: “Sungguh aku tidak tahu
apa yang ada dalam jiwa mereka. Juga tidak mengira jika mereka akan meminta
pekerjaan.” Selanjutnya Kanjeng Nabi
bersabda: “Demi
Allah, aku tidak akan memberikan tugas atau pekerjaan kepada siapa pun yang
justru menginginkannya, apalagi kepada seseorang yang amat loba padanya.
Sekarang pergilah kamu, wahai Abu Musa.”
Sementara itu Abu Dzar berkisah: “Pernah aku berkata, wahai Rasulullah, tidakkah anda mau menugaskan
aku?” Sambil menepuk pundakku beliau bersabda: “Wahai Abu Dzar, sesungguhnya kamu ini lemah sekali. Sedangkan tugas
yang ingin kau minta itu merupakan amanat. Pada hari kiamat kelak, ia merupakan
sesuatu yang bakal mendatangkan kenistaan dan penyesalan. Kecuali bagi orang
yang mau mengembannya dengan benar dan memenuhi semua kewajiban yang dibebankan
kepadanya.”
Sahabatku, dari gambaran singkat perihal larangan
meminta atau pun menginginkan bahkan loba pada jabatan, nampak jelas ketegasan
sikap Rasulullah. Namun demikian, bagaimana kenyataan dalam kehidupan kita
sekarang? Sejuta ambisi serta ketamakan akan jabatan dan kekuasaan justru
menyelebungi kita sehari-hari. Banyak di antara kita yang setiap hari
melantunkan shalawat nabi, minimal dalam salat, dengan segala cara tak peduli
halal haram apalagi baik buruk, berusaha keras untuk mendapatkannya dalam tempo
yang sesingkat-singkatnya. Semoga kita diselamatkan dari ketidaktaatan kepada
Allah dan Rasulullah. Aamiin. Selanjutnya:
Godaan Harta, Tahta & Wanita.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda