NASIHAT
LUQMAN, PENGUASA ITU DIKEPUNG OLEH KEZALIMAN: Seri Etika & Moral
Kepemimpinan (1).
Luqman adalah manusia luar biasa. Ia bukan nabi, bukan
rasul, namun namanya diabadikan menjadi nama salah satu surat dalam Al Qur’an.
Kisah tentangnya banyak dipelajari umat Islam dari kitab Musnad Al Firdaus.
Suatu ketika Luqman terlena di siang
hari. Tiba-tiba dia mendengar suara
memanggilnya seraya berkata: “Hai Luqman,
maukah engkau dijadikan Allah khalifah yang memerintah di bumi dengan hak?” Luqman menjawab: “Kalau Tuhankan memberikan pilihan, maka aku akan memilih afiat
(perlindungan) tidak memilih ujian. Tetapi bila itu ketetapan-Nya, maka akan
kuperkenankan dan kupatuhi, karena aku tahu bahwa bila itu ditetapkan Allah
bagiku, pastilah Dia membantuku dan melindungiku.”
Para malaikat yang tidak terlihat oleh Luqman bertanya: “Mengapa demikian?”. Luqman menjawab: “Karena pemerintah atau penguasa adalah
kedudukan yang paling sulit dan paling keruh. Kezaliman mengepungnya dari
segala penjuru. Bila sang penguasa berlaku adil maka wajar ia selamat, dan bila
ia keliru, keliru pula ia menelusuri jalan ke surga. Seorang yang hidup hina di dunia, lebih aman dari pada ia
hidup mulia (dalam pandangan manusia). Dan siapa memilih dunia dengan
mengabaikan akhirat, maka dia pasti dirayu oleh dunia dan dijerumuskan olehnya,
dan ketika itulah ia tidak akan memperoleh sesuatu di akhirat.”
Para malaikat sangat kagum dengan ucapannya. Dan tatkala
Luqman terbangun, jiwanya telah dipenuhi hikmah, dan sejak itu seluruh
ucapannya adalah hikmah. Dalam Tafsir Al-Azhar Buya Hamka menulis wasiat Luqman
kepada anaknya: “Wahai anakku, butir kata
yang berisi hikmah dapat menjadikan orang miskin dimuliakan seperti raja.”
Demikianlah wahai sahabatku, itulah salah satu kisah
hikmah tentang kekuasaan (dan kepemimpinan). Kedudukan yang sangat keruh, namun
banyak orang termasuk yang mengaku para tokoh Islam, berusaha keras dengan
segala cara untuk meraihnya. Demi kedudukan, banyak orang yang merelakan
dirinya diselubungi kezaliman. Semoga kita senantiasa dianugerahi kemuliaan
dengan masuk ke dalam golongan hamba-hambaNYa yang menghayati dan mengamalkan
kalam hikmah ini. Aamiin. Berikutnya:
Larangan Meminta Jabatan.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda