Senin, 22 Juni 2015

SAPU BERSIH REFORMASI OLEH ORDE BARU; dari arsip lama B.Wiwoho

[INDONESIA-L] GATRA - Sapu Bersih R

From: apakabar@access.digex.net
Date: Thu Nov 12 1998 - 11:57:00 EST
----- Forwarded message from apakabar@access.digex.net -----

From owner-indonesia-l@indopubs.com Thu Nov 12 15:52:58 1998
>From owner-indonesia-l@indopubs.com Thu Nov 12 15:52:58 1998
Received: from indopubs.com (indopubs@indopubs.com [192.41.9.64])
        by pony-1.mail.digex.net (8.8.8/8.8.8) with ESMTP id PAA16514
        for <apakabar@access.digex.net>; Thu, 12 Nov 1998 15:52:57 -0500 (EST)
Received: from localhost (indopubs@localhost) by indopubs.com (8.8.5) id NAA23062; Thu, 12 Nov 1998 13:52:49 -0700 (MST)
Received: by indopubs.com (bulk_mailer v1.9); Thu, 12 Nov 1998 13:52:49 -0700
Received: (indopubs@localhost) by indopubs.com (8.8.5) id NAA23046; Thu, 12 Nov 1998 13:52:46 -0700 (MST)
Date: Thu, 12 Nov 1998 13:52:46 -0700 (MST)
Message-Id: <199811122052.NAA23046@indopubs.com>
To: indonesia-l@indopubs.com
From: apakabar@access.digex.net
Subject: [INDONESIA-L] GATRA - Sapu Bersih Reformasi
Sender: owner-indonesia-l@indopubs.com

X-URL: http://www.gatra.com/IV/52/BUK-52.html

   
                                            Nomor 52/IV, 14 November 1998
                                                                         
   BERITA BUKU
   
Sapu Bersih Reformasi

Buku-buku di seputar reformasi terus bermunculan. Sayang, masih banyak
bekutat dengan masa lalu.

   GONJANG-ganjing lengser-nya Soeharto dari kepresidenan tak hanya
   menjadi bahan gunjingan dan melahirkan hujatan. Melainkan juga menjadi
   pemantik reformasi, bahkan berkembang menjadi euforia massa yang
   menarik untuk diamati.
   
   Gairah reformasi tak hanya melahirkan gelombang demonstrasi, juga
   menawarkan peluang bisnis, setidaknya bagi usaha penerbitan buku.
   Lahirnya buku-buku bernuansa reformasi memang berbeda dari tren buku
   sejarah di zaman Orde Baru, yang sering dikotori dengan kepentingan
   rezim penguasa. "Kesaksian sejarah harus tulus. Fakta itu suci,
   sementara interpretasi lahir dari keinginan pribadi," ujar Julius Pour
   ketika meluncurkan bukunya yang berjudul Jakarta Semasa Lengser
   Keprabon, di Gedung World Trade Center Jakarta, Kamis pekan lalu.
   
   Julius Pour, Direktur Hubungan Masyarakat Grup Kompas-Gramedia,
   agaknya tak ingin ketinggalan gerbong euforia reformasi. Setelah
   dikipasi para kolega -bahkan bosnya, Jakob Oetama- pria kelahiran
   Klaten, Jawa Tengah, ini tergerak untuk mewujudkan buku yang sebagian
   besar bersumber dari kliping koran, majalah, dan tabloid yang terbit
   di Ibu Kota. "Apa yang saya lakukan mirip bermain jigsaw, mencoba
   menyusun kembali potongan-potongan kertas bergambar menjadi bentuk
   yang utuh," katanya.
   
   Pour mengaku terinspirasi buku Anwar Sadat, The Last Hundred Days,
   karya bersama wartawan Jerman, Konrad Muller dan Mark Willem Blaisse.
   Buku tersebut mengisahkan 100 hari kehidupan terakhir Anwar Sadat
   sebelum diberondong dengan peluru pada acara parade militer Mesir
   tahun 1981.
   
   Sebagai sebuah peluang bisnis, agaknya penciuman PT Elex Media
   Komputindo, sang penerbit, tidak meleset. Pada edisi perdana, 7.500
   eksemplar langsung terjual habis. "Tapi ini bukan semata menjawab
   peluang bisnis. Saya hanya ingin anak-cucu kita mendapatkan jalan
   cerita yang sesungguhnya tentang lengser-nya Soeharto," kata Julius
   Pour.
   
   Pour memulainya dengan penerbangan kenegaraan terakhir Soeharto menuju
   Konferensi Tingkat Tinggi G-15 VIII, yang diselenggarakan di Kairo, 9
   Mei lalu. Ia dengan lincah menyenggol soal letter of intent dengan
   Dana Moneter Internasional (IMF), pernyataan siap mundurnya Soeharto,
   jatuhnya korban mahasiswa Trisakti, dan akhirnya bermuara pada
   pengalihan kekuasaan ke tangan B.J. Habibie.
   
   Buku-buku serupa yang bermuatan analisis sejarah politik Orde Baru dan
   Orde Habibie juga diluncurkan Kelompok Editor, sebuah perkumpulan
   informal para penyelenggara media massa di Jakarta. Kelompok Editor
   meluncurkan tiga buku seputar lengser-nya Soeharto dan kemungkinan
   anasir Orde Baru kembali menguasai kancah perpolitikan di Indonesia.
   
   Ketiga buku tersebut, Agenda Politik Nasional: Prospek Pemilu 1999,
   Untuk Presiden Habibie: Menyapulah Dengan Sapu yang Bersih, dan Pesta
   Pora Rezim Soeharto: Rekaman Dokumentasi Media, diluncurkan di Hotel
   Ambhara Jakarta, Jumat malam pekan lalu.
   
   Buku pertama Kelompok Editor mencoba mengupas agenda politik nasional,
   Sidang Istimewa MPR November 1998, Pemilihan Umum Mei 1999, dan Sidang
   Umum MPR 1999. Buku ini kumpulan makalah pengamat politik, seperti
   Andi Mallarangeng dari Universitas Hasanuddin (Ujungpandang), Hermawan
   Sulistyo dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, dan Riswandha Imawan
   dari Universitas Gadjah Mada (Yogyakarta).
   
   Buku kedua mencoba mendedahkan skenario kembalinya Soeharto melalui
   antek-antek Orde Barunya. Sang penulis, B. Wiwoho, memilih analogi
   tipu muslihat Mahapatih Gadjah Mada di zaman Majapahit ketika
   mengembalikan tahta Jayanegara. Mundurnya Soeharto, dalam kacamata
   Wiwoho, tak lebih dari suksesi yang sengaja disarukan. Dengan
   pengandaian kembalinya tahta Jayanegara, rezim Soeharto bisa kembali
   menancapkan kukunya melalui Golongan Karya sebagai alatnya. Dan pada
   gilirannya, kaum reformis akan kembali diberangus.
   
   Sedangkan buku karya dua wartawan, Yop Pandie dan H. Sakimin
   Kartoredjo, berjudul Pesta Pora Rezim Soeharto: Rekaman Dokumentasi
   Media, menegaskan bahwa rezim Soeharto masih berlanjut. Habibie
   sebagai pemegang tongkat estafet Soeharto memang dinilai lebih
   egaliter. Dibuktikannya dengan gebrakan pembebasan tahanan politik,
   pengenduran atas kebebasan pers, dan pencabutan Daerah Operasi
   Militer. Tapi disebut-sebut pula rancangan ketetapan tentang
   pemeriksaan terhadap Soeharto yang kandas dalam rapat pleno Badan
   Pekerja MPR.
   
   Dibandingkan dengan buku Julius Pour yang bersifat deskriptif, buku
   yang diterbitkan Kelompok Editor lebih condong ke analisis dan opini.
   "Sayang, sebagian besar buku yang terbit itu lebih banyak bekutat
   dengan masa lalu, dan sangat sedikit yang memberikan analisis ke masa
   depan," kata Prof. Dr. Ichlasul Amal, Rektor Universitas Gadjah Mada,
   yang didaulat sebagai tukang bedah buku Kelompok Editor.
   
   J. Eko Setyo Utomo
   
                                         

----- End of forwarded message from apakabar@access.digex.net -----

1 Komentar:

Blogger pak muliadi mengatakan...

KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.

KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.


KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.


20 Oktober 2016 pukul 14.08  

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda