Sahabatku,
dalam seri-seri terdahulu kita sudah membahas nasihat Al Ghazali tentang negara
yang bermoral dan keteladanan pemimpin, tentang gaya blusukan dan ketakutan
Khalifah Umar atas kepemimpinannya yang membiarkan rakyatnya hidup melarat
serta makna kezaliman.
Al
Ghazali mengingatkan, peranan kepemimpinan sangat menentukan kehidupan
masyarakat. Pada hematnya rusak rakyat karena rusak penguasa, dan rusak
penguasa karena rusak ulamanya. Ternyata pangkal dari segala kerusakan tersebut
adalah para ulama. Oleh karena itu para ulama harus tegak menjaga fungsinya
sebagai pemegang amanah Allah, penjaga waris Nabi-Nabi dan penegak politik
keadilan.
Para
ulama dan cendekiawan harus bersikap
waspada dan jangan menundukkan diri kepada politik kezaliman, bahkan jika
dianggap perlu harus mengambil sikap uzlah, menjauhkan diri dari segala soal
yang berbau politik dan pemerintahan.
Perihal
kezaliman penguasa, Al Ghazali membagi dalam 3 macam yaitu (1). Zalim terhadap
kehormatan dan hak-hak manusia; (2). Zalim terhadap harta benda rakyat; (3).
Zalim terhadap jiwa rakyat.
Betapa
keras Allah memperingatkan hamba-hambanya agar jangan berbuat zalim,
sampai-sampai dituangkan ke dalam 192 ayat suci Al Qur’an. Marilah kita kutip
kembali salah satu perintah-Nya: “Sesungguhnya
Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberikan kepada kaum kerabat, dan Allah melarang perbuatan
keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu
dapat mengambil pengajaran.” (An Nahl:90).
Perintah
tersebut kemudian dipertegas oleh Rasulullah Saw. dengan menyatakan bahwa
sehari keadilan seorang penguasa jauh lebih baik dari 70 tahun beribadah.
Bahkan diperkuat lagi, kekuasaan dapat kekal beserta kekufuran, tapi tidak bisa
kekal bersama kezaliman. Hadis ini menguatkan kenyataan yang menunjukkan betapa
negara-negara yang mayoritas penduduknya bukan muslim, namun bisa bertahan
sejahtera ratusan tahun, lantaran penguasa dan kehidupan masyarakatnya
mengutamakan keadilan serta tegas dalam memberantas kezaliman. Tidak jarang
diantara kita menyebut mereka bukan islam tapi islami.
Uraian
tentang berbagai nash dalam ajaran Islam berikut Sunnah Rasulullah Saw.,
menunjukkan bahwa Islam telah mengajarkan kepada umatnya bagaimana bersikap dan
berperilaku sebagai pemimpin, baik pemimpin negara, masyarakat maupun agama.
Namun mengapa kenyataan yang kita hadapi sehari-hari dewasa ini seolah-olah
bertolak belakang?
Para
politisi Indonesia, sering menyatakan negara kita sebagai negara demokrasi, dan
seperti yang lazim kita pahami, demokrasi itu ditopang oleh empat pilar. Pertama, penegakan hukum. Sudahkan
berjalan dengan baik dan adil. Dari berbagai media massa kita harus jujur masih
jauh panggang dari api. Kedua, partai
politik. Bagaimana pula kenyataannya? Sudah menjadi rahasia umum, politik kita
adalah “politik wani piro.” Artinya uang lebih berkuasa dan berperan
dari norma serta aturan main yang seharusnya. Akibatnya, panggung perpolitikan
nasional dikuasai pengusaha-penguasa yang memang menguasai kekuatan uang. Ketiga, media massa. Siapa yang
menguasai dan bagaimana keberpihakannya? Juga tak jauh dari pilar kedua.
Keempat, masyarakat sipil. Inilah tumpuan
harapan masyarakat luas. Masyarakat banyak yang menderita karena bencana asap
yang berbulan memenuhi paru-parunya.
Masyarakat yang tidak mampu ikut menikmati kesejukan udara serta kelezatan
makanan di mall-mall nan mewah. Masyarakat yang hidup di bawah garis
kemiskinan, bahkan masih mengenakan koteka di tanah kelahirannya yang memiliki
gunung emas. Tetapi, sebagaimana firman Gusti Allah Swt.: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali mereka
mengubah diri mereka sendiri ” (Surat Ar Ra’du:11).
Maka
wahai para sahabat, marilah kita saling bahu-membahu, berjuang, bergerak bersatu
mengubah nasib masyarakat, nasib kita sendiri, dan bukan hanya sekedar ndremimil ataupun menggerutu. Yakinlah,
Allah Yang Maha Kuasa, Penguasa dari Segala Penguasa, Pemilik Perbendaharaan
Langit dan Bumi akan menolong kita, menegakkan keadilan dan menganugerahkan
kesejahteraan kepada kita bangsa Indonesia. Aamiin. Berikutnya: PERANG MELAWAN PENGUASA ZALIM ADALAH KETAATAN
KEPADA ALLAH SWT.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda