Jumat, 10 Januari 2020

ISYARAT - ISYARAT ALAM ALA JAWA: Yuuk shalat gerhana dan bertobat.


ISYARAT - ISYARAT ALAM ALA JAWA:
Yuuk shalat gerhana dan bertobat.

Boleh percaya boleh tidak. Orang Jawa zaman dulu, mencatat dan mempercayai gejala dan perilaku alam sebagai isyarat dari Tuhan Yang Maha Kuasa kepada manusia. Dengan memahami isyarat tersebut diharapkan manusia bisa melalukan antisipasi, mengubah perilaku buruk dan bertawakal kepada Tuhan. Jika tidak juga, dikuatirkan alam betul-betul murka dengan ijin Gusti Allah.

Hubungan timbal balik antara  Alam – Manusia – Sang Pencipta  harus berlangsung secara harmonis. Manusia harus “hamemayu hayuning bawono”, mempercantik alam semesta yang sudah diciptakan Gusti Allah secara cantik, secara indah, serasi dan seimbang. Manusia diijinkan memanfaatkan tapi tidak boleh merusak dan mengganggu kesimbangan/keserasian. Oleh karena itu manusia harus hamemayu, alias melestarikan dan menjaga kecantikan alam semesta. Jika tidak maka alam akan murka dan protes kepada Gusti Allah.

Beberapa isyarat alam yang sejak zaman dahulu dipercaya orang Jawa antara lain adalah  lintang kemukus, gerhana bulan dan gerhana matahari, gempa bumi dan hitungan jatuhnya tanggal 1 (satu) Suro (Muharam).
Di samping tanggal 1 Muharam/Suro yang pasti akan berulang setiap tahun, menjelang akhir tahun 2019 dan selama tahun 2020 Indonesia juga akan mengalami  5 gerhana yaitu: (1) Gerhana matahari pada hari Kamis 26 Desember 2019 (bulan Rabiulakhir); (2) gerhana bulan 11 Januari 2020 (bulan Jumadilawal); (3) gerhana bulan 6 Juni 2020 (bulan Syawal); (4) gerhana matahari sebagian 21 Juni 2020 (bulan Dzulqaidah); (5) gerhana bulan 20 November 2020 (Rabiulakhir).

Sebelum kita melihat isyarat dari kelima peristiwa di atas, mari kita simak isyarat-isyarat apa saja yang telah ditunjukkan alam pada manusia dan bumi Nusantara dalam dua tahun terakhir ini, dan anda boleh percaya atau tidak terhadap ngelmu tua tersebut, yaitu:

1.  Gerhana bulan yang terjadi pada purnama bulan Jumadilawal ( 31 Januari 2018) mengisyaratkan akan bisa banyak terjadi hujan petir, banjir bandang dan huru-hara.

2.  Gerhana bulan yang terjadi pada purnama bulan Selo atau Dzulqaidah (28 Juli 2018 dan 17 Juli 2019)  mengisyaratkan bisa terjadi banyak prahara dan keributan, banyak fitnah dan perpecahan di antara para prajurit dan sahabat.

3.  Gempa bumi yang terjadi pada bulan Dzulqaidah (Lombok 29 Juli siang dan 5 Agustus malam 2018 dan beberapa di th 2019 al  Maluku Utara 14 Juli, Bali , Gorontalo, Halmahera dan Sumba Barat 15 Juli serta 16 Juli,  mengisyaratkan bukti “kemarahan dan kutukan  orangtua”, keributan dan pertentangan di antara para elit negara, banyak korban jiwa dan “ngalih negara” .

4.  Gempa bumi yang terjadi pada bulan Suro (Muharam) di Palu 28 September 2018, mengisyaratkan banyak penyakit dan keprihatinan nasional.

5.  Tanggal 1 Suro (Muharam) yang jatuh pada neptu atau hitungan watak hari dan pasaran 15 ( Rabu Kliwon 12 September 2018, mengisyaratkan selama setahun aura panas menyelimuti karena matahari berjalan mengarah ke bumi, banyak ulama/pemuka agama yang saling bermanuver,  banyak orang saling berebut dan mengklaim paling hebat-paling bermanfaat, paling berjasa, banyak kemauan yang akan gagal karena ditunggangi dajal laknat. Sedangkan 1 Muharam yang jatuh pada neptu 16 (31 Agustus 2019), mengisyaratkan banyak orang susah, sakit panas dan batuk pilek.
Bagaimana dengan lima gerhana yang terjadi pada 26 Desember 2019 serta empat lainnya di tahun 2020?
1.Gerhana matahari 26 Desember 2019 atau pada bulan Rabiulakhir, mengisyaratkan agar kita hati-hati dan waspada karena bisa terjadi banyak kerusuhan, orang-orang kaya pada susah dan orang miskin banyak yang pindah tempat tinggal.
2.Gerhana bulan 11 Januari 2020 sama dengan peringatan Jumadilawal ( 31 Januari 2018) mengisyaratkan akan bisa banyak terjadi hujan petir, banjir bandang dan huru-hara.
3.Gerhana bulan 6 Juni 2020 (Syawal), mengisyaratkan kemungkinan banyak terjadi angin ribut, para pembesar bertengkar serta banyak penyakit dan kematian.
4.Gerhana matahari sebagian 21 Juni 2020 (Dzulqaidah) samadengan peringatan dari gerhana pada 28 Juli 2018 dan 17 Juli 2019, yakni bisa terjadi banyak prahara dan keributan, banyak fitnah dan perpecahan di antara para prajurit dan sahabat.
5.Gerhana bulan 20 November 2020 (Rabiulakhir) adalah mengulang peringatan dari gerhana matahari 26 Desember 2019, yaitu agar kita hati-hati dan waspada karena bisa terjadi banyak kerusuhan, orang-orang kaya pada susah dan orang miskin banyak yang pindah tempat tinggal.
6.Sementara itu tanggal 1 Suro atau Muharam  (20 Agustus 2020) yang jatuh pada hitungan neptu 15 (Kamis Pon) mengulang isyarat 12 September 2018, yaitu selama setahun ke depan aura panas menyelimuti karena matahari berjalan mengarah ke bumi, banyak ulama/pemuka agama yang saling bermanuver,  banyak orang saling berebut dan mengklaim paling beramal, paling  hebat-paling bermanfaat, paling berjasa, banyak kemauan yang akan gagal karena ditunggangi dajal laknat.

Berbagai macam isyarat baik dan buruk bisa terjadi, namun uniknya isyarat dari gejala alam semenjak tahun 2018 sampai dengan 2020 ini menunjukkan banyak persamaan, yang dalam mengantisipasinya  menuntur agar kita mengendalikan nafsu dan pesona dunia, tawakal, taat dan tunduk-patuh kepada Gusti Allah dengan sebenar-benarnya taat-tunduk dan patuh; janganlah mengejar pesona dunia khususnya kekuasaan; para pemuka agar menjadi contoh yang baik; jaga erat persaudaraan dan kerukunan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; tegakkan kejujuran dan keadilan. Siapa menanam akan menuai buah tanamannya sendiri. Jika menanam apalagi mengobarkan kebencian dan penghinaan, maka yang seperti itu pulalah yang akan kita petik dan rasakan sendiri. Ibarat siapa menabur angin akan menuai badai.
Naudzubillah. Semoga kita terhindar dari marabahaya dan senantiasa dalam perlindunganNya.  Salam tobat agar berkah melimpah. Amin
*Rajawali 90, Beji*




1 Komentar:

Blogger Unknown mengatakan...

As stated by Stanford Medical, It is really the one and ONLY reason women in this country get to live 10 years longer and weigh on average 42 lbs less than we do.

(And realistically, it has totally NOTHING to do with genetics or some hard exercise and absolutely EVERYTHING around "HOW" they are eating.)

BTW, What I said is "HOW", and not "what"...

Tap on this link to uncover if this short test can help you unlock your real weight loss possibilities

15 Maret 2020 pukul 01.42  

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda