Sabtu, 07 September 2019

MOBIL NASIONAL


CATATAN TENTANG MOBIL NASIONAL.

Kemarin, Jumat 6 September 2019, bertepatan dengan Peresmian/Peluncuran Mobil Nasional/Indonesia ESEMKA BIMA oleh Presiden Joko Widodo di Boyolali, Jawa Tengah,  saya membongkar tumpukan tas-tas kerja puluhan tahun yang lalu. Subhanallah walhamdulillah saya menemukan foto di atas, yang menggambarkan salah satu adegan diskusi TVRI pada periode tahun 1977 -1978 yang saya ikuti tentang bagaimana upaya kita untuk bisa memiliki mobil nasional, buatan putra-putra Indonesia sendiri. Sementara pada saat itu kita dibanjiri dengan berbagai mobil impor dengan berbagai merek dari berbagai negara negara.

Dari berbagai seminar, lokakarya, diskusi dan kunjungan ke berbagai industri otomotif dan logam, berbagai pihak yang peduli kemudian membentuk Panitia/Tim Nasional "Membangun Industri Otomotif Nasional".  Kita  sungguh ingin memilik mobil nasional (mobnas), tidak sekedar nama tapi ada sejumlah prasyarat dan ukuran-ukuran termasuk kandungan komponen lokal khususnya mesin, transmisi serta casis, dan juga bukan semata-mata karoseri. 

Pada masa itu Malaysia belajar dari Indonesia bagaimana  mewujudkan industri nasional, dengan mengirim beberapa kali utusan sehingga kemudian menghasilkan mobil Proton yang merupakan kerjasama dengan Mitsubishi.

Foto dari kiri ke kanan B.Wiwoho (Wakil Ketua Panitia/Tim Membangun Industri Otomotif Nasional dari unsur pengamat), Supeno Sumarjo (Pimred Surat Kabar Merdeka), Dirjen Industri Logam & Mesin Suhartoyo, Sudiyanto (TVRI), Hadi S.Topobroto (Sekjen Gabungan Agentunggal dan Industri Otomotif Indonesia), Amran Zamzami (Ketua Panitia/Tim Membangun Industri Otomotif Nasional dari unsur produsen) dan Sumarkoco Sudiro (Redaktur Harian Kompas). 

Panitia/Tim yang bekerja sekitar setahun menghasilkan sejumlah rekomendasi antara lain: (1) stop mobil build-up dan harus dirakit di dalam negeri; (2)penciutan sekaligus pengelompokan dan penggabungan merek mobil yang boleh beredar di Indonesia untuk secara bertahap mencapai skala ekonomi minimal dalam menuju butir (3) yaitu membangun industri mesin di dalam negeri; (4) interchangeability part/komponen  sehingga dicapai kapasitas produksi yang ekonomis; (5) mengusulkan dibentuknya Tim Otomotif Nasional sekaligus calon-calon anggotanya, yang saya ingat antara lain Ir.Rahardi Ramlan, Ir.Giri Suseno  Ir.Tabiat dan Ir.Suhari Sargo.

Inilah kegiatan yg kemudian menghasilkan istilah Mobil Nasional. Semoga bisa jadi pembelajaran. Amin.

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2671037812927079&id=100000626583927




0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda