Suatu
Pemerintahan akan kuat dan berjaya mewujudkan visi-misinya apabila terdiri dari
seorang penguasa dengan para pembantu-pembantunya, yang kompak dalam satu tim
kerja. Terhadap hal ini Al Ghazali mengutip pendapat Aristoteles yang menyatakan, “Sebaik-baik penguasa adalah orang
yang pandangannya tajam bak burung rajawali, sedangkan orang-orang yang berada
di sekelilingnya memiliki kecerdasan serupa, bagaikan banyak burung rajawali,
bukan seumpama burung pemakan bangkai.”
Dengan
mengkombinasikan pandangan tokoh-tokoh lain di masa sebelumnya, Al Ghazali
kemudian menegaskan adanya tiga kelompok orang yang harus disingkirkan dari
sisi penguasa yaitu: (1) Orang-orang yang menodai kekuasaannya; (2) Orang-orang
yang menodai kehormatannya; (3) Orang-orang yang menyebarkan rahasianya.
Tipuan yang paling berbahaya. Selain mengajarkan untuk menyingkirkan tiga kelompok orang,
Al Ghazali memperingatkan pula untuk mewaspadai hal-hal yang bisa menipu
penguasa, terutama tiga hal yang paling berbahaya yaitu kekuasaan, kekuatan dan kesenangan akan pendapat dan pengetahuannya. Tiga
hal ini serupa dengan ajaran Sinuhun Pakubuwono IV dalam Serat Wulangreh
sebagai berikut :
wonten pocapanipun,
adiguna adigang adigung,
pan adigang kidang adigung pan
èsthi,
adiguna ula iku
telu pisan mati sampyuh.
Terjemahan bebasnya adalah, ada
ungkapan tentang adiguna adigang adigung. Yang adigang yaitu kijang yang
menyombongkan kekuatan serta kecepatannya dalam berlari. Yang adigung adalag
gajah yang takabur atas kebesaran dan kehebatan fisiknya, sedangkan yang
adiguna adalah ular yang merasa paling hebat dengan racun atau bisanya yang
mematikan lawan. Tetapi tatkala diadu ketiganya mati bersama-sama tiada yang
menang.
Secara harfiah adigang berarti
takabur dengan kekuatannya, adigung dengan kebesaran dan keagungan dirinya,
sementara adiguna berarti takabur dengan
kepandaian dan pengetahuannya. Ketiga sifat buruk itu mudah melekat pada
setiap diri manusia, terutama yang yang sedang berkuasa.
Tentang ketiga tipuan tersebut, ada
baiknya juga kita merenungkan sebuah pelajaran dari kisah Oedipus dalam
mitologi Yunani, tentang kecaman Antigone putri Oedipus kepada Kreon penguasa
Tebes, “Kelemahan seorang tiran adalah
melakukan apa saja yang dipikirkannya cocok tanpa banyak mendengarkan pikiran
rakyatnya.”
Syarat
Kepemimpinan. Di samping beberapa kiat
kepemimpinan di atas, ada baiknya pula kita menyimak syarat-syarat kepemimpinan
menurut filsuf-filsuf Islam terkemuka lainnya. Al Farabi (870 – 950M) misalkan
dalam bukunya “Al Madinah al Fadilah,” menetapkan 12 (dua belas) syarat, dan
syarat yang pertama adalah sempurna anggota badannya. Satu setengah abad
kemudian Al Ghazali (1058 – 1111M) memerasnya menjadi 4 (empat) persyaratan
utama yakni (1) Najdah, cukup
memiliki kekuatan dan wibawa; (2) Kifayah,
mampu menyelesaikan segala soal; (3) Wara’,
bersih dan jujur sikap hidupnya; (4) Ilmu,
mempunyai pengetahuan, yang dalam perwujudannya dapat dibantu oleh suatu tim.
Imam Al Mawardi, tokoh seangkatan Al
Ghazali sementara itu menguraikan syarat dan sebab-sebab yang cukup kuat untuk
membebastugaskan seorang Kepala Negara, ialah (1) Pelanggaran moral umum atau
moral politik dan pelanggaran terhadap keyakinan agama Islam; (2) Mengalami
gangguan atau cedera kesanggupannya dalam menjalankan tugas, baik karena panca
indera atau anggota tubuhnya rusak, maupun karena kebebasannya untuk berbuat
sudah hilang atau akalnya tidak sehat lagi.
Sahabatku, sebagaimana sabda Kanjeng
Nabi Muhammad Saw., kita semua ini adalah pemimpin dalam ruang lingkup tugas
dan kehidupan kita masing-masing. Sebagai pemimpin, marilah kita jaga keras
agar tidak terjerumus dalam kelemahan seorang tiran, yang cenderung melakukan
apa saja yang menurut kita paling benar dengan tanpa banyak mendengarkan
pikiran rakyat atau anak buah kita. Lebih-lebih bagi para sahabat yang berada
dalam lapisan elit kepemimpinan nasional. Janganlah kita merasa benar dan hebat
sendiri. Jangan sesumbar dan jangan menggampangkan persoalan. Semoga.
Berikutnya: TANTANGAN KEPEMIMPINAN DI
MASA PERANG ASIMETRIS.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda