Demokrasi itu punya 4 pillar penyangga. Pertama, Perangkat
Undang-Undang/Hukum dan penegakkan hukumnya. Bagaimana di Indonesia? Amburadul dan wani piro?
Tajam ke bawah tumpul ke atas.UU dan aturan bisa dilanggar dan diubah
seenaknya oleh penguasa. Contoh aktual Kereta Api Cepat Jakarta - Bandung. Resmikan dulu ijin dan urusan-urusan lain belakangan. Demikian pula dengan Reklamasi yang belakangan ini ramai dan sebagian sudah kebongkar karena ketangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi
Kedua, Sistem
Politik dengan partai politik dengan para elitnya. Bagaimana realitanya? Sudah menjadi rahasia umum, juga amburadul,
dikuasai pemodal/pengusaha penguasa (dwi fungsi gaya baru), korup dan
wani piro? Ketiga, media massa. Pun seperti halnya pilar 1 dan 2,
dikuasai serta didominasi oleh pengusaha penguasa.
Bagaimana dengan pilar keempat yaitu masyarakat sipil? Ini yang masih bisa
diandalkan. Tapi itu hanya bisa bermanfaat untuk memperbaiki pilar pertama sampai ketiga apabila
bisa terkonsolidasi menjadi gerakan dan bukan sekedar kumpulan orang-orang
yang hanya bisa bermimpi, ndremimil, menggerutu, ngegrundel, NATO (no action talk only) atau
onani opini di ruang-ruang terbatas, di face book, di twitter, pesan bbm, WA, line,
telegram, milis dan sejenisnya- dan sejenisnya. Habis diskusi di ruang ber ac nan nyaman dan
nulis di media sosial sudah puas dan kemudian tidur nyenyak, seperti orang yang habis
onani...syur sendirian tanpa bisa membuat orang lain ikutan syur.
Masyarakat sipil baru akan bisa memperbaiki kualitas
demokrasi dan menyelamatkan keadaan apabila bisa bersatu menjadi gerakan
sebagaimana dianjurkan junjungan mayoritas penduduk negeri ini yakni Kanjeng
Nabi Muhammad Saw, mengubah kemungkaran dan kebatilan dengan perbuatan
atau gerakan. Bukan hanya dengan sekedar lesan dan hati. Karena itulah
selemah-lemahnyanya iman. Hal itu juga telah dicontohkan oleh perjuangan Kanjeng
Nabi, yang bukan hanya dengan sekedar ndremimil dan berdoa.
Termasuk yang manakah kita? Semoga kita menjadi pengikut
setia Kanjeng Nabi Muhammad dan bukan orang-rang lemah yang hanya pandai (atau berani)
menggerutu apalagi onani opini. Aamiin. Selamat menunaikan shalat Jumat bagi
saudara-saudara yang muslim. Wassalamualaikum wrwb.
B.Wiwoho.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda