Selasa, 20 September 2016

BENNY, TRAGISNYA LOYALIS SOEHARTO

Benny, Tragisnya Loyalis Soeharto
Jenderal Benny Moerdani hendak menyampaikan laporan kepada Presiden Soeharto di Bina Graha.
Foto-foto: repro buku Menyaksikan 30 Tahun Pemerintahan Otoriter Soeharto
Kamis, 15 September 2016
Benny Moerdani boleh jadi tipikal intel sejati. Ia selalu menampilkan ekspresi wajah yang dingin, tanpa senyum. Irit bicara, tanpa basa-basi. “Pokoknya angkerlah, ha-ha-ha…,” kata Bambang Wiwoho, wartawan Suara Karya pada 1970-an, saat berbincang dengan detikX, Rabu, 14 September 2016.
Keangkeran Benny bertambah beberapa waktu setelah operasi pembebasan para sandera di Bangkok pada akhir Maret 1981. Dalam operasi yang populer disebut Operasi Woyla itu, duet Yoga Soegama-Benny Moerdani sukses membebaskan sandera dalam tempo empat hari. Selepas itu, Wiwoho mengaku menyarankan kepada Jenderal Yoga selaku Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin), untuk mengubah prioritas operasi intelijen. Sementara sebelumnya lebih banyak menggunakan taktik berbau SARA, selanjutnya pendekatan ekonomi harus lebih diprioritaskan.
Yoga menerima baik saran tersebut, tapi Benny sebagai Wakil Kepala Bakin sepertinya kurang setuju. Beberapa kali Wiwoho bertemu di ruangan Yoga, ekspresi wajah Benny terhadapnya menjadi super-angker. “Dia seperti mau menelan saya saja, ha-ha-ha…,” ujar Wiwoho.
Kalau saya tidak percaya pada you, tidak akan you sampai di tempat ini."
Bagi wartawan senior Salim Haji Said, yang kini lebih dikenal sebagai pengamat militer, keangkeran Benny tak pudar meski bertahun-tahun tak lagi menjadi penguasa dunia intelijen. Ketika dia menyapa di sela-sela acara timbang terima Kepala Staf TNI Angkatan Darat, dari Jenderal R. Hartono kepada Jenderal Wiranto, Benny malah menukas dengan ketus, “Whom you are working for?” (Kau kerja untuk siapa?) Tapi, dua hari kemudian, Salim diberi waktu untuk mewawancarainya di kantor CSIS di Tanah Abang, Jakarta.
“Pagi itu, segala doa untuk jumpa pembesar yang pernah diajarkan Ayah (almarhum) saya baca dengan khusyuk. Harus saya akui, hari itu saya masuk ke gedung CSIS dengan rasa takut,” tulis Salim dalam buku Menyaksikan 30 Tahun Pemerintahan Otoriter Soeharto.
Ketika pintu diketuk, Benny sendiri yang membukakan pintu. Wajahnya datar, tanpa emosi, dan pastinya tanpa senyum. “Pak Benny, saya itu takut kepada Anda.” Spontan Benny menukas, “Kalau saya tidak percaya pada you, tidak akan you sampai di tempat ini.”
* * *
Description: http://x.detik.com/detail/intermeso/20160915/Benny-Tragisnya-Loyalis-Soeharto-/images/img_20160915_085527_1473904563787-yho3hv.png
Presiden Soeharto melantik Jenderal Benny Moerdani sebagai Panglima ABRI, 29 Maret 1983.
Description: http://x.detik.com/detail/intermeso/20160915/Benny-Tragisnya-Loyalis-Soeharto-/images/img_20160915_085913_1473904763465-xkadao.png
Benny dan Soeharto bercengkerama di Istana Negara, Jakarta.
Leonardus Benyamin Moerdani mengawali karier sebagai prajurit komando. Dia pernah ditugasi Jenderal Achmad Yani memimpin Operasi Naga, menyusup ke Papua (Irian Barat). Juga diminta merancang aksi untuk menangkal penyusupan pasukan Inggris di Kalimantan. Atas prestasi Benny di Papua itu, Presiden Sukarno menyematkan Bintang Sakti, lalu menawarinya masuk resimen Tjakrabirawa, pengawal presiden. Benny juga sempat dijodohkan dengan putrinya, Megawati. Dia menolak kedua tawaran tersebut.
Beberapa tahun kemudian, karena satu hal, justru Yani yang menyingkirkan Benny dari Korps Baret Merah. Dia diminta bergabung dengan Baret Hijau di Kostrad di bawah komando Soeharto. Saat memimpin Operasi Trikora untuk membebaskan Irian Barat, Soeharto sudah mengenal Benny sebagai komandan tim Operasi Naga. Di Kostrad pula Benny kembali berhubungan dengan Ali Moertopo, perwira intelijen yang dikenalnya saat di Irian Barat. Pada awal Orde Baru, Ali menjadi salah satu tangan kanan Soeharto dalam membereskan berbagai kemelut politik di Tanah Air.
Man, koki lu yang dulu sering lu tabokin sekarang kerja sama gua."
Di Kostrad-lah kemampuan intelijen Benny mulai diasah dan diarahkan. "Medan perang"-nya mula-mula adalah Malaysia, lalu Seoul, Korea Selatan. Pasca-Malapetaka Lima Belas Januari (Malari) 1974, Benny kembali ke Jakarta dari Seoul untuk menangani masalah-masalah intelijen hankam. Dia juga terlibat dalam operasi militer ke Timor Timur. Beberapa bulan kemudian, Presiden Soeharto mempercayainya untuk memimpin lembaga intelijen strategis, Intel Kopkamtib, dan merangkap Wakil Kepala Bakin. Sementara itu, peran dan pamor Ali Moertopo sebagai orang intelijen memudar.
Pada akhir Maret 1981, Benny sukses memimpin tim antiteror Kopassus melumpuhkan para pembajak pesawat Garuda di Bangkok, Thailand. Pada 29 Maret 1983, Soeharto mempromosikannya menjadi Panglima ABRI dan Panglima Kopkamtib. Sejarawan Rushdy Hoesein menyebut pencapaian Benny itu termasuk luar biasa, karena lazimnya petinggi ABRI adalah orang tempur, bukan intelijen. “Dia memang perwira hebat dan sangat loyal kepada Pak Harto,” ujarnya. Selain loyal, Benny punya kesetiaan bak seorang samurai.
Sebagai intelijen yang pernah dibina Ali Moertopo, Rushdy melanjutkan, Benny punya kemampuan mem-blow-up cerita yang sifatnya fiktif. Rushdy mencontohkan, pada suatu waktu saat kongko bersama Benny dan Jenderal Herman Sarens Soediro, sekonyong-konyong sang perwira intel itu melontarkan kisah fiktif. “Man, koki lu yang dulu sering lu tabokin sekarang kerja sama gua,” ujarnya kepada Herman Sarens. Setelah Benny pergi, giliran Herman yang ngedumel. “Ah, kapan saya pernah tabokin koki.”
Description: http://x.detik.com/detail/intermeso/20160915/Benny-Tragisnya-Loyalis-Soeharto-/images/img_20160915_085408_1473904462555-kux9t1.png
Salim Haji Said saat mewawancarai Panglima ABRI Benny Moerdani, November 1984.
Kian moncernya karier dan kuasa anak pasangan Raden Bagus Moerdani dan Yohana Roeche itu justru kian tak disenangi sebagian kalangan Islam. Dia kerap dituding sebagai aktor intelektual dalam berbagai peristiwa berdarah yang mengorbankan umat islam, seperti dalam Tragedi Tanjung Priok pada 1984. Juga arsitek pembumihangusan preman di seluruh pelosok Tanah Air lewat Petrus (Penembakan Misterius).
“Itu untuk shock therapy supaya orang banyak mengerti bahwa terhadap perbuatan jahat masih ada yang bisa bertindak dan mengatasinya,” kata Soeharto membelanya dalam otobiografi Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya yang ditulis sastrawan Ramadhan K.H.
* * *
Belakangan, loyalitas Benny kepada Soeharto tak sepenuhnya membabi buta. Seperti halnya yang disampaikan Yoga, Benny pun akhirnya mafhum bahwa kiprah anak-anak sang presiden dalam berbisnis menumbuhkan iklim tak sehat. Hingga pada suatu hari, Benny memberanikan diri untuk menyampaikannya langsung kepada Soeharto di sela-sela bermain biliar di Cendana. Sang presiden pun murka.
“Wah bapake ketoke nesu banget. Saya pasti selesai, hanya akan sampai di sini...,” keluh Benny kepada Laksamana Sudomo. Feeling sang intel sepenuhnya benar. Beberapa saat menjelang Sidang Umum MPR, Benny dicopot dari jabatannya sebagai Panglima ABRI/Panglima Kopkamtib. Berkat lobi mantan Pangkopkamtib Sudomo, yang juga dikenal dekat dengan Soeharto, sang intel tak sepenuhnya dibuang. Dalam kabinet 1988-1993, Benny ditempatkan sebagai Menteri Pertahanan.
“Saya tahunya kembali dijadikan menteri ya baru sesudah mendengar pengumuman di radio. Sebab, saya sudah tidak pernah dihubungi Pak Harto, juga tidak lewat telepon sejak saya tak lagi menjadi Panglima ABRI,” tutur Benny dalam buku Tragedi Seorang Loyalis karya Julius Pour.

Reporter: Pasti Liberti Mappapa
Penulis/Editor: Sudrajat
Desainer: Fuad Hasim
Rubrik Intermeso mengupas sosok atau peristiwa bersejarah yang terkait dengan kekinian.
SHARE
Copyright @ 2016 detikcom, All right reserved Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Privacy Policy · Disclaimer

1 Komentar:

Blogger Unknown mengatakan...

SAYA INGIN BERBAGI CERITA KEPADA SEMUA ORANG BAHWA MUNKIN AKU ADALAH ORANG YANG PALING MISKIN DIDUNIA DAN SAYA HIDUP BERSAMA ISTRI DAN 3 BUAH HATI SAYA SELAMA 10 TAHUN DAN 10 TAHUN ITU KAMI TIDAK PERNAH MERASAKAN YANG NAMANYA KEMEWAHAN,,SETIAP HARI SAYA SELALU MEMBANTIN TULANG BERSAMA SUAMI SAYA UNTUK KELUARGA SAYA NAMUN ITU SEMUA TIDAK PERNAH CUKUP UNTUK KEBUTUHAN HIDUP KELUARGA SAYA..AKHIRNYA AKU PILIH JALAN TOGEL INI DAN SUDAH BANYAK PARA NORMAL YANG SAYA HUBUNGI NAMUN ITU SEMUA TIDAK PERNAH MEMBAWAKAN HASIL DAN DISITULAH AKU SEMPAT PUTUS ASA AKHIRNYA ADA SEORANG TEMAN YANG MEMBERIKAN NOMOR AKI KORO,,SAYA PIKIR TIDAK ADA SALAHNYA JUGA SAYA COBA LAGI UNTUK MENGHUBUNGI AKI KORO DAN AKHIRNYA AKI KORO MEMBERIKAN ANGKA GHOIBNYA DAN ALHAMDULILLAH BERHASIL..KINI SAYA SANGAT BERSYUKUR MELIHAT KEHIDUPAN KELUARGA SAYA SUDAH JAUH LEBIH BAIK DARI SEBELUMNYA,DAN TANDA TERIMAH KASIH SAYA KEPADA AKI KORO SETIAP SAYA DAPAT RUANGAN PASTI SAYA BERKOMENTAR TENTAN AKI KORO…BAGI ANDA YANG INGIN SEPERTI SAYA SILAHKAN =TLP=085222846347= | =CALL/=+6285222846347=,ATAU KUNJUNGI BLOG AKI KORO :: (#KLIK RAMALAN TOTO MAGNUM 4D 5D 6D#)






















SAYA INGIN BERBAGI CERITA KEPADA SEMUA ORANG BAHWA MUNKIN AKU ADALAH ORANG YANG PALING MISKIN DIDUNIA DAN SAYA HIDUP BERSAMA ISTRI DAN 3 BUAH HATI SAYA SELAMA 10 TAHUN DAN 10 TAHUN ITU KAMI TIDAK PERNAH MERASAKAN YANG NAMANYA KEMEWAHAN,,SETIAP HARI SAYA SELALU MEMBANTIN TULANG BERSAMA SUAMI SAYA UNTUK KELUARGA SAYA NAMUN ITU SEMUA TIDAK PERNAH CUKUP UNTUK KEBUTUHAN HIDUP KELUARGA SAYA..AKHIRNYA AKU PILIH JALAN TOGEL INI DAN SUDAH BANYAK PARA NORMAL YANG SAYA HUBUNGI NAMUN ITU SEMUA TIDAK PERNAH MEMBAWAKAN HASIL DAN DISITULAH AKU SEMPAT PUTUS ASA AKHIRNYA ADA SEORANG TEMAN YANG MEMBERIKAN NOMOR AKI KORO,,SAYA PIKIR TIDAK ADA SALAHNYA JUGA SAYA COBA LAGI UNTUK MENGHUBUNGI AKI KORO DAN AKHIRNYA AKI KORO MEMBERIKAN ANGKA GHOIBNYA DAN ALHAMDULILLAH BERHASIL..KINI SAYA SANGAT BERSYUKUR MELIHAT KEHIDUPAN KELUARGA SAYA SUDAH JAUH LEBIH BAIK DARI SEBELUMNYA,DAN TANDA TERIMAH KASIH SAYA KEPADA AKI KORO SETIAP SAYA DAPAT RUANGAN PASTI SAYA BERKOMENTAR TENTAN AKI KORO…BAGI ANDA YANG INGIN SEPERTI SAYA SILAHKAN =TLP=085222846347= | =CALL/=+6285222846347=,ATAU KUNJUNGI BLOG AKI KORO :: (#KLIK RAMALAN TOTO MAGNUM 4D 5D 6D#)

14 November 2016 pukul 19.08  

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda