Selasa, 13 Januari 2015

40 JENIS ANUGERAH KEMULIAAN DARI ALLAH BAGI ORANG YANG TAAT : Tafsir Suluk Kidung Rumekso Ing Wengi Sunan Kalijaga (14)



40 Anugerah Kemuliaan
Bagi Orang Yang Taat

Bait 33 :

Papayone godhong dhukut langit,
tali barat kumendhung ing tawang,
tinundha tan katon mangke,
arajeg gunung sewu,
jala sutra ing luhur mami,
kabeh padha rumeksa,
angadhangi mungsuh,
anulak panggawe ala,
lara roga sumingkir kalangkung tebih,
luput kang wisaguna.

Artiya :

Beratap daun rumput langit,
hembusan angit Barat membentuk awan di angkasa,
disusun tiada nampak,
berpagar gunung seribu,
dinauingi jala sutera,
semua ikut menjaga,
menghadang musuh,
menolak perbuatan buruk,
segala penderitaan dan penyakit menyingkir jauh,
terhindar dari racun dan guna-guna.

Bait 34 :

Gunung sewu dadya pager mami,
katon murub kang samya tumingal,
sakeh lara sirna kabeh,
luputing tuju teluh,
teragnyana tenung jalengki,
bubar ambyar suminggah,
Sri Sadana lulut,
punika sih rahmatullah,
rahmat jati jumeneng  wali jasmani,
iya sang Jati Mulya.

Artinya :

Gunung Seribu memagari saya,
tampak menyala apa yang kelihatan,
semua penyakit lenyap,
semua guna-guna meleset,
semua jenis hantu dan guna-guna,
bubar berantakan menyingkir,
rejeki menjadi lancar (Sri Sadana adalah sepasang Dewa pengatur rejeki, dalam hal ini simbol rejeki),
itu berkat kasih sayang dan rahmat Allah,
rahmat sejati yang menjaga jasmani,
yakni kemuliaan sejati.

Bait 35 :

Ingaranan rara Subaningsih,
kang tumingal samya sih sadaya,
kedhep saparipolahe,
keh lara sirna larut,
tan tumama ing awak mami,
kang sangar dadi tawar,
kang gething sih lulut,
saking dhawuh sipat rahman,
iya rahmat rahayu pengreksaneki,
sarana ngangge methak.

Artinya :
Disebut Rara Subaningsih (melambangkan datangnya rasa kasih sayang), semua yang melihat jatuh hati,
diperhatikan tingkah lakunya,
semua penyakit sirna larut,
karena tubuh menjadi kebal,
yang sangar (angker) menjadi tawar,
yang benci menjadi sayang,
berkat sifat Pengasih-Nya,
yaitu diselimuti rahmat dan keselamatan,
yang bisa diperoleh dengan menjalani puasa mutih.

Bait 36 :

Yen lumampah kang mulat awingwing,
singa barong pan padha rumeksa,
gajah meta neng wurine,
macan gembong ing ngayun,
naga raja ing kanan kering,
sing amulat jrih tresna,
marang awakingsun,
jim setan lawan manungsa,
padha kedhep teluh lawan hantu bumi,
ajrih lumayu ngintar.
Artinya :

Apabila berjalan (bepergian) yang melihat mengelu-elukan,
singa buas ikut mengawal,
gajah nan perkasa di belakangnya,
raja harimau di depan,
raja naga di kiri kanan,
yang melihat jadi segan dan sayang,
kepada diri hamba,
jin setan serta manusia,
pada segan (,) juga orang-orang yang biasa menggunakan guna-guna serta para hantu bumi,
takut lari pontang-panting.

Bait 37 :

Yen sinimpen tawa barang kalir,
upas bruwang racun banjur sirna,
temah kalis sabarang reh,
jemparing towok putung,
pan angleyang tumibeng siti,
miwah saliring braja,
tan tumama mring sun,
cendhak cupet dawa tuna,
miwah sambang setan tenung padha bali,
kedhep wedi maring wang.

Artinya :

Yang menghayati ini mampu menetralkan segala keburukan,
bisa (racun binatang) beruang dan semua jenis racun sirna,
sehingga terhindar dari semua maksud buruk,
busur panah patah,
anak panahnya melayang jatuh sia-sia ke bumi,
juga segala macam senjata,
tiada yang bisa mencederaiku,
yang jenis pendek tidak sampai (,) yang panjang sia-sia,
serta roh jahat (,) setan dan guna-guna berbalik,
segan takut terhadap saya.

Bait 33 sampai dengan 37 ini kembali mengemukakan berbagai faedah yang dianugerahkan Gusti Allah kepada siapa yang menghayati hakikat Kidung Kawedar, terutama faedah dan keutamaan menghadapi aneka ancaman serta bahaya yang lazim timbul pada masa itu. Sesuatu faedah dan ancaman terasa diulang-ulang dari satu bait ke bait lainnya. Hal itu wajar pada suatu kitab tembang puisi seperti ini. Apalagi bila masalah yang dibahas memang merupakan masalah penting untuk zamannya. Bahkan Al Qur’an pun mengulang-ulang beberapa masalah yang sama.

Keutamaan-keutamaan dilukiskan dalam tamzil alam, binatang dan adat kebiasaan secara indah. Melambangkan dukungan alam semesta kepada umat yang telah menganut agama baru, yang memperoleh rahmat dari Gusti Allah. Sementara kepercayaan masyarakat terhadap Dewi Sri dan Dewa Sadana yang dianggap sebagai sepasang dewa pengatur rejeki manusia, tidak serta merta dicela dan dibuang, melainkan diturunkan derajatnya di bawah Allah swt. dan namanya hanya dipakai sekedar sebagai perlambang rejeki saja.

Ulama Besar Imam Al Ghazali yang lahir tahun 1058 dan wafat 1111, dalam kitab tasawufnya yang tersohor yaitu Minhajul ‘Abidin atau Menuju Mukmin Sejati menulis, orang yang senantiasa taat kepada Allah swt. dan Rasulullah saw. akan selamat dari godaan pesona dunia dan dimasukkan dalam golongan ahli surga. Mereka dikasihi dan disayang Allah, dan oleh karena itu bisa disebut sebagai aulia atau wali atau kekasih Allah, yang jika memiliki keinginan apa saja akan selalu dikabulkan. Apa yang dikehendaki akan terjadi, karena orang seperti itu selalu senang hati menerima segala ketentuan Allah. Daratan, lautan dan seisi bumi bagi mereka hanyalah setapak, yang ditundukkan oleh Allah kepadanya.

Begitu pula jin, manusia, binatang, semua ditaklukkan oleh Allah swt untuk para wali. Ingin apa saja, para wali yang sudah tidak berminat pada pesona dunia itu, akan terlaksana. Namun demikian mereka tidak pernah menginginkan apa-apa bagi dirinya kecuali yang dikehendaki Allah.

Menurut Al Ghazali, ada empat puluh (40) jenis anugerah kemuliaan atau keutamaan yang dianugerahkan Allah kepada orang-orang muslim yang selalu taat dan berkhidmat kepada-Nya. Dua puluh merupakan anugerah di dunia sedangkan yang dua puluh lagi anugerah di akhirat.

Kedua puluh kemuliaan atau keutamaan yang bisa diperoleh di dunia ialah:

1.    Diingat dan dipuji Allah Yang Maha Mulia.
2.    Diterima, disyukuri dan diagungkan oleh Allah Nan Maha Penyayang.
3.    Dicintai Allah Yang Maha Pengasih. Ini sungguh luar biasa. Betapa tidak. Dicintai oleh Bupati, Gubernur, Direktur, Menteri atau konglomerat saja banyak yang senang karena bisa sering memperoleh hadiah serta kemudahan-kemudahan. Apalagi dicintai Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Kaya.
4.    Allah Yang Maha Pemberi Keputusan menjadi wakilnya dalam semua urusan. Maksudnya semua urusannya dibantu Allah untuk menye-lesaikannya.
5.    Allah Yang Maha Kaya menanggung rejekinya. Ia memperoleh limpahan rejeki dari Allah dari satu keadaan ke keadaan yang lain tanpa susah payah dan tanpa berakibat buruk.
6.    Allah Yang Maha Kuat lagi Maha Gagah Perkasa menolongnya dalam menghadapi setiap musuh, serta menghindarkannya dari setiap orang yang bermaksud jahat kepadanya.
7.    Allah Yang Maha Memelihara menenteramkan hatinya.
8.    Dianugerahi derajat yang mulia dan tidak tertarik sama sekali dengan pesona dunia termasuk kepada para penguasa. Bahkan ia menjauhi semua itu karena tidak merasa perlu.
9.    Himmah atau tekad dan cita-citanya diangkat oleh Allah Nan Maha Tinggi jauh ke atas, tinggi lagi mulia, sehingga sikapnya terhadap pesona dunia bagaikan orang dewasa yang tidak lagi menggemari pemainan anak-anak.
10.   Dianugerahi kekayaan hati, sehingga  selalu merasa puas dengan urusan dunianya dan tidak pernah tergoda germelapnya harta benda dan pesona dunia lainnya.
11.   Hatinya bersih, sehingga mudah menerima berbagai macam ilmu, rahasia-rahasia dan hikmah-hikmah.
12.   Dilapangkan dadanya, sehingga tidak merasa sempit atau kesal terhadap berbagai cobaan hidup dan musibah, juga dari gangguan dan perbuatan jahat yang ditujukan kepadanya.
13.   Disegani dan dihormati orang lain.
14.   Orang lain mudah jatuh hati kepadanya.
15.   Perilaku dan perkataannya diberkahi, bahkan bekas dan jejak perbuatannya.
16.   Bumi, daratan dan lautan ditaklukkan untuknya, sehingga bisa disebut mampu melipat bumi, berjalan di udara atau pun di atas air.
17.   Hewan-hewan termasuk yang buas sekali pun ditaklukkan untuknya.
18.   Memperoleh kunci perbendaharaan bumi, sehingga bumi bisa mengeluarkan hasil bumi serta sumber daya alam atas kehendaknya.
19.   Dianugerahi pengaruh bagi orang lain untuk berkhitmad kepada Allah Maha Raja di Raja melalui diri dan bimbingannya.
20.   Doanya selalu diijabahi, dikabulkan oleh Allah Yang Memiliki Segala Keagungan.

Adapun dua puluh anugerah di akhirat adalah:

1.    Diringankan dan dimudahkan sakaratul mautnya. 
2.    Senantiasa dalam makrifat dan iman kepada Allah Yang Maha Agung.
3.    Dilimpahi kesenangan, wewangian, dan ketenteraman.
4.    Kekal di surga,  senantiasa berdekatan dengan Allah Yang Menguasai Hari Kemudian.
5.    Di alam gaib, perjalanan ruhnya diiringi dengan kehormatan, sedangkan jazadnya di dunia dihormati serta diagungkan banyak orang.
6.    Aman dari pertanyaan kubur dan ditakdirkan menjawab dengan benar sehingga aman dari siksa kubur.
7.    Diluaskan serta diterangi alam kuburnya, sehingga ia menjadi berada di taman surga sampai hari kiamat.
8.    Jiwanya tenang lagi tenteram di hadapan Allah Yang Maha Adil.
9.    Dibangkitkan dari kubur serta dikumpulkan di padang mahsyar dalam keadaan mulia penuh penghormatan.
10.   Pada hari kiamat, paras wajahnya bersih bercahaya.
11.   Aman dari hura-hara atau siksa kiamat.
12.   Menerima catatan amal dari sebelah kanan, sebagai tanda keselamatan. Bahkan ada yang sama sekali tidak menerima lantaran  tidak akan dihisab.
13.   Sekalipun dihisab, maka hisabannya diringankan.
14.   Timbangan kebaikannya berat, bahkan ada yang tidak ditimbang sama sekali.
15.   Menghadap Rasulullah saw. di telaga beliau dan dianugerahi minum air telaga tersebut.

Mengenai telaga Rasulullah ini, ini banyak hadis yang menjelaskan yang  mencapai derajat mutawatir (diriwayatkan dari banyak jalan sehingga tidak mungkin diingkari kebenarannya). Di antara perkara yang wajib diimani terkait dengan iman kepada pada hari akhir adalah keberadaan al-haudh (telaga) Kanjeng Nabi Muhammad, sebagai kemuliaan yang Gusti Allah berikan kepada beliau. Diriwayatkan, pada hari kiamat nanti orang-orang yang beriman yang mengikuti petunjuk beliau sewaktu di dunia akan mendatangi dan meminum air telaga yang penuh kemuliaan tersebut.

Menurut Imam Ahmad bin Hambal, “Termasuk landasan pokok Islam adalah kewajiban mengimani (keberadaan) telaga milik Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hari kiamat, yang nanti akan didatangi oleh umat beliau sebagaimana yang disebutkan dalam banyak hadits yang shahih.”

Imam Abu Ja’far ath-Thahawi berkata, Al-Haudh (telaga) yang dengannya Allah Ta’ala memuliakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, untuk diminum (airnya) oleh umat beliau (pada hari kiamat nanti) adalah suatu yang benar adanya”

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ketika menjelaskan perkara-perkara yang wajib diimani pada hari kiamat, beliau berkata “Pada hari kiamat (ada) telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang akan didatangi (oleh umat beliau)…barangsiapa yang meminum (air) telaga tersebut maka dia tidak akan merasakan haus lagi selamanya.”

Imam Nawawi mencantumkan hadits-hadits dalam “Shahih Imam Muslim” yang menyebutkan tentang telaga Kanjeng Nabi dalam bab, “Penetapan (keberadaan) telaga Nabi kita (Muhammad) pada hari kiamat nanti.”

16.   Bisa meniti jembatan shirathal mustaqim atau “titian rambut di belah tujuh”, sehingga selamat dari neraka jahanam.
17.   Dianugerahi untuk memberikan syafa’at kepada orang lain di padang mahsyar.
18.   Dianugerahi kerajaan abadi di surga.
19.   Memperoleh keridhoan yang agung dari Allah Yang Maha Agung.
20.   Diperkenankan menghadap  Gusti Allah, Tuhan seru sekalian alam.

Demikianlah gambaran 40 kemuliaan atau karomah yang dianugerahkan oleh Gusti Allah Yang Maha Agung kepada hamba-hamba yang dikasihi-Nya, yang dihimpun oleh ulama agung Al Ghazali, yang memperoleh julukan Sang Pembela Akidah Islam, berdasarkan pengamatan dan pengalaman dari ulama-ulama di seluruh dunia di sepanjang zaman.

Jika kita dicermati, berbagai kemuliaan yang dinyatakan Kidung Kawedar sudah termasuk dalam 40 kemuliaan yang digambarkan Al Ghazali tersebut.
Semoga kita memperoleh anugerah di masukkan ke dalam golongan para hamba-Nya yang seperti itu. 
Allahumma aamiin.



0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda