Empat Malaikat
Pendamping Manusia
Bait
29 :
Jabarail ingkang
animbangi,
milanira katetepan
iman,
pan dadya kandel
atine,
Ngijraile puniku,
kang rumeksa ing ati
suci,
Israpil dadi damar,
madhangi jro kalbu,
Mikail kang asung
sandhang,
lawan pangan tinekan
ingkang kinapti,
sabar lawan narima.
Artinya :
Malaikat
Jibril yang mendampingi,
sehingga
dianugerahi kekuatan iman,
sampai
tebal keyakinannya,
Malaikat
Izrail itu,
menjaga
kesucian hati,
Malaikat
Israfil menjadi penyuluh,
yang
menerangi kalbu,
Malaikat
Mikail mencukupi sandhang,
serta
pangan sehingga memenuhi kebutuhan,
sabar
dan ikhlas menerima keadaan.
Bait
ini bagi masyarakat Jawa pada masa itu tentu merupakan sesuatu hal yang baru
dan asing sama sekali. Makhluk gaib yang mereka kenal sebelumnya adalah roh-roh
leluhur, roh-roh gaib penunggu gunung-batu-pepohonan-sungai-tempat serta benda-benda
keramat. Sedangkan sesem-bahan yang sangat dimuliakan adalah para dewa atau
batara terutama Batara Syiwa, Batara Wisnu, Batara Brama dan sepasang dewa yang
bertugas membagai rejeki kepada umat manusia. Nama dewa pembagi rejeki tersebut
sangat akrab bagi masyarakat, lantaran dianggap bersentuhan langsung dengan
kebutuhan hidup sehari-hari. Mereka adalah Dewi Sri dan Dewa Sadana, yang
kemudian disebut sebagai satu nama saja yaitu Dewa Sri Sadana.
Kepada
masyarakat, Kidung Kawedar atau Kidung Rumekso Ing Wengi memperkenalkan sesembahan
baru yang memiliki pasukan gaib terdiri dari para roh suci yang disebut
malaikat. Malaikat menurut hadis Kanjeng Nabi Muhammad saw. yang bersumber dari
Aisyah, diciptakan dari nur atau cahaya. Di dalam Kitab Suci Al Qur’an, masalah
malaikat dibahas tidak kurang dalam 136 ayat, yang secara garis besar
menyatakan bahwa malaikat adalah hamba yang dimuliakan Allah, tidak sombong,
patuh melaksanakan perintah Gusti Allah, melarang perbuatan maksiat dan
membacakan wahyu Allah.
Malaikat
juga bertugas menjadi utusan Allah kepada hamba yang dikehendaki-Nya, namun
demikian mereka bukanlah nabi atau pun rasul. Malaikat bertugas sebagai kawan,
penjaga dan pembantu manusia yang ikut mendoakan dan memohonkan ampunan-Nya.
Malaikat senantiasa bertasbih kepada Allah serta bershalawat untuk Kanjeng Nabi
Muhammad.
Di
samping mengilhami manusia untuk berbuat baik sekaligus sebagai saksi dan
mencatat amal perbuatan manusia, malaikat juga menyiksa serta melaksanakan hukuman
Allah kepada manusia. Malaikat mencabut nyawa manusia, menjaga neraka dan
menyiksa penghuninya. Sementara itu ada pula yang bertugas menjaga surga.
Jumlah
malaikat tak terbilang banyaknya. Dari hadis yang meriwayatkan perjalanan Isra’
Mi’raj Baginda Rasul saja, diketahui setiap hari ada 70.000 malaikat yang masuk
untuk berthawaf di Baitul Makmur di langit ke tujuh, yang sekali masuk tidak
keluar lagi.
Nama-nama
malaikat yang secara khusus di sebut di dalam Al Qur’an adalah Jibril (Al Baqarah 2:97 – 98 dan At
Tahrim 66:4), Mikail (Al Baqarah
2:98) dan Malik (Az Zukhruf 43:77).
Sedangkan yang disebut dalam hadis adalah Israfil,
Munkar, Nakir dan Ridwan. Di samping itu ada satu lagi yang disebut di
dalam Qur’an dan hadis, namun selalu dikaitkan dengan syaitan, yaitu Qarin yang
berarti pendamping atau penyerta (Az Zukhruf 43: 36).
Hadis mengenai Qarin dicatat oleh
Imam Ahmad dan Imam Muslim, Nabi Muhammad bersabda kepada Abdullah Mas’ud, "Setiap kamu ada Qarin daripada bangsa
jin, dan juga Qarin daripada bangsa malaikat. Sahabat bertanya: ‘Engkau juga Ya
Rasulullah.’ Sabdanya: ‘Ya aku juga ada, tetapi Allah telah membantuku sehingga
Qarin itu dapat kuislamkan dan hanya menyuruh aku dalam hal kebajikan saja’ ”.
Hadis lain mengenai Qarin dikisahkan
oleh Aisyah r.a. pada suatu malam Rasulullah Saw. keluar dari rumahnya
(Aisyah), Aisyah berkata: “Aku merasa
cemburu.’ Tiba-tiba Baginda balik bertanya, ‘Wahai Aisyah mengapa engkau
cemburu?’ Aku menjawab, ‘Bagaimana aku tidak cemburu terhadap orang seperti
engkau ya Rasulullah?’ Balas Baginda, ‘Apakah engkau telah dikuasai oleh
syaitanmu?’ Aku bertanya lagi, ‘Apakah padaku ada syaitan?’ Kata Kanjeng Nabi,
‘Setiap insan ada syaitannya, yaitu Qarin.’ Aku kembali bertanya, ‘Apakah
padamu pun ada syaitannya, ya Rasulullah?’ Jawab Beliau, ‘Ya, tetapi Allah
membantuku sehingga Qarinku telah masuk Islam.’ ” (Hadis riwayat Muslim).
Dari uraian-uraian tersebut
nampaknya qarin bukanlah nama, melainkan sebutan untuk makhluk gaib yang selalu
menyertai manusia, baik yang berupa malaikat yang mengajak kepada kebaikan maupun
jin dari golongan syaitan yang mengajak pada kemungkaran.
Pengetahuan tentang malaikat ini
penting di dalam Islam karena merupakan salah satu dari enam Rukun Iman, yaitu:
1. Iman kepada Allah; 2. Iman kepada Malaikat; 3. Iman kepada Kitab Suci Allah;
4. Iman kepada para Rasul; 5. Iman kepada hari kiamat dan 6. Iman kepada qada
dan qadar, yaitu takdir baik dan buruk.
Mengingat peranannya sebagai rukun
iman yang kedua, banyak para ulama termasuk sahabat-sahabat Rasulullah yang
mendalami perihal malaikat ini. Namun dari berbagai riwayat, tidak dijumpai
nama-nama khusus kecuali yang tersebut di dalam Al Qur’an dan hadis. Kepada
malaikat yang tidak memiliki nama khusus itu diberi sebutan sesuai dengan
tugasnya. Adapun nama malaikat Izrail yang
disebut dalam Kidung bait 29 tadi, yang juga dikenal sebagai malaikat maut atau
pencabut nyawa, tidak diketemukan sumbernya baik dalam Al Qur’an maupun hadis.
Oleh sejumlah ulama, nama itu diduga berasal dari riwayat-riwayat yang termasuk
kategori Israiliyat yang menyesatkan. Di dalam Al Qur’an, malaikat pencabut
nyawa hanya disebutkan uraian tugasnya saja (Al An’am 06: 61, 93, Al A’raaf
07:37 dan An Naazi’aat 79:01-02).
Berdasarkan Al Qur’an dan hadis,
nama-nama serta sebutan malaikat berdasarkan tugasnya antara lain ialah:
(1).Jibril sebagai pemimpin para malaikat yang bertugas menyampaikan wahyu
kepada para nabi dan rasul. (2).Mikail, pembagi rejeki kepada seluruh makhluk. (3).Israfil,
peniup sangkakala pada hari kiamat. (4) Munkar dan Nakir, pemeriksa amal
manusia di alam barzah. (5). Para Malaikat Maut yang terdiri dari 2 jenis yaitu
para pencabut dengan keras dan pencabut dengan lembut. (6). Malaikat Penjaga
Surga. (7).Malik, pemimpin malaikat Zabaniah dan penjaga neraka. (8) Malaikat Zabaniah,
yaitu 19 malaikat penyiksa dalam neraka. (9). Harut dan Marut yaitu dua
malaikat yang turun di negeri Babil. (10).Malaikat di sekitar Arasy, yaitu
delapan malaikat pembawa arasy yang
terdiri dari empat malaikat sekarang ditambah empat lagi kelak di hari kiamat,
serta para malaikat yang melingkari arasy sambal bertasbih. (11). Malaikat
Hafazhah atau para penjaga yang terdiri dari Kiraman Katibin, yaitu yang
mencatat perbuatan mulia dan menjadi saksi di peradilan akhirat, serta Malaikat
Mu’aqqibat, yaitu yang selalu menjaga manusia secara silih berganti sampai ajal
menjemput. (12). Malaikat Qarin yang tadi sudah dibahas. (13). Malaikat Arham
yang meniupkan ruh ke janin pada masa kehamilan empat bulan. (14). Malaikat
Jundallah, para malaikat perang yang membantu Nabi dalam peperangan. (15).
Malaikat Ar Ra’d, atau malaikat petir yang bertugas mengatur awan dan hujan.
(16). Malaikat Penjaga Matahari. (17). Malaikat Penjaga Gunung sebagaimana
kisah yang dialami Kanjeng Nabi Muhammad tatkala mengalami perlawanan besar
pada awal kenabiannya, sampai beliau hampir putus asa sehingga didatangi
malaikat Jibril dan malaikat Penjaga Gunung, yang menyampaikan pesan Allah
untuk membantu Rasulullah melakukan apa saja yang beliau inginkan, termasuk
bila perlu menimpakan dua gunung kepada lawan-lawannya. Dalam kisah ini
Rasullah mengatakan, “Tidak! Tetapi saya menginginkan agar Allah membiarkan
mereka melahirkan anak-anak yang akan menyembah Allah saja, dan tak kan
menyembah selain kepada-Nya.” (Hadis Riwayat Bukhari).
Di samping itu masih tak terhitung
lagi jumlah malaikat yang bertugas baik di dunia maupun di akhirat. Ada pun empat malaikat yang disebut dalam
bait 29 Kidung ini, yang tidak tepat betul dengan sumber rujukan Qur’an dan
hadis, pada hemat penafsir tidak perlu
dimasalahkan, tetapi cukup dipahami saja. Pada abad 15 – 16 itu, budaya tulis
dan cetak di Nusantara masih jauh terkebelakang. Sejumlah naskah tua ditemukan
ditulis di atas
media rontal (daun tal), bambu, rotan, daun nipah, labu hutan, tanduk, kulit
kayu, tulang, kulit binatang dan belakangan di atas dluwang (kertas), kertas
eropa, kain dan lain-lain. yang hanya
bisa dilakukan serta dimiliki oleh orang-orang tertentu, dan tidak oleh orang
kebanyakan. Sejumlah ajaran baik Qur’an, hadis maupun kitab-kitab ulama-ulama
awal, kebanyakan dihafal di luar kepala. Sudah barang tentu tiada gading yang
tak retak, dan itu menurut penafsir sama sekali tidak mengurangi keistimewaan
Kidung Kawedar ini.
Subhanallaah walhamdulillaah,maasyaaAllaah.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda