Catatan
Penutup
Demikianlah
beberapa peristiwa penggalangan citra, diseminasi serta sosialisasi kebijakan
Pemerintah Orde Baru, yang ada di dalam catatan dan kenangan penulis. Tentu
masih ada peristiwa-peristiwa lain yang berada di dalam catatan dan kenangan
orang lain, yang jika bisa diungkapkan semuanya, insya Allah akan membentuk
gambaran yang lebih utuh, yang bisa menjadi bahan pembelajaran berharga bagi
generasi mendatang. Dari seluruh
rangkaian cerita di atas, banyak hal yang bisa dipelajari serta diambil
hikmahnya. Membangun citra adalah bagian dari rekayasa atau rancangbangun
sosial, dan rekayasa sosial itu memang merupakan tugas pokok suatu
pemerintahan. Namun banyak orang beranggapan bahwa rekayasa adalah buruk.
Padahal rekayasa itu sendiri netral, seperti halnya sebuah pisau. Apakah mau
dipakai untuk perlengkapan memasak sampai menghasilkan makanan yang enak lagi
tampil elok mengundang selera, ataukah
mau dipakai untuk melukai orang.
Sementara
itu juga tidak semua pejabat di negeri ini memahami dengan baik seni membangun
citra. Bahkan lebih banyak yang tidak paham dibanding yang paham. Ada yang hanya mau hasil
baiknya saja tanpa mau mengikuti persyaratan dan tahapannya. Padahal sama-sama
seperti menjual pisang goreng, sungguh nyata bedanya pisang goreng yang dijual oleh pedagang pikulan di kaki lima, dengan pisang goreng di hotel berbintang lima. Kita bisa
menghasilkan pisang goreng yang elok dipandang mata sehingga mengundang selera
lagi enak dimakan, jika bahan baku
pisangnya berasal dari jenis buah pisang pilihan yang benar-benar tua dari kebun pisang yang
baik, ukurannya sama sesuai standar yang diperlukan, minyak goreng dan bahan
campurannya juga baik, dipotong, digoreng serta disajikan secara baik pula.
Kecuali itu,
membangun citra baik juga harus dilandasi dan disertai dengan kejujuran. Sebab
jika tidak, hanya akan ibarat membangun istana pasir. Enak dipandang tapi hanya
sebentar. Tatkala angin kencang datang menerpa, satu demi satu butir-butir
pasirnya akan runtuh atau terbang terbawa angin, akhirnya luruh rata dengan
permukaan tanah. Semoga ini tidak terjadi pada pembaca, tidak juga pada kita
bangsa Indonesia.
Aamiin. (SELESAI).
Depok, 02
Maret 2013.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda