Kompleks Paling Tua
Kompleks bangunan paling
tua dan merupakan landmark Kotagede adalah Kompleks Makam (termasuk di
dalamnya Masjid Agung), dengan pintu gerbang utama di sisi timur. Kompleks ini
terdiri dari delapan bagian yang masing-masing dipisahkan oleh tembok bata
merah tinggi dengan pintu penghubung berupa gapuragapura bercorak Hindu Jawa.
Bagian pertama adalah halaman pintu masuk depan di sisi timur, dimana terdapat
sepasang pohon beringin yang satu diantaranya diperkirakan berumur lebih dari
enam abad. Berderet di jalan utama kompleks terdapat bangunan perumahan tempat
tinggal para abdi dalem juru kunci makam. Deretan sebelah utara adalah
perumahan abdi dalem atau punggawa dari Keraton Kasunanan Surakarta, sedangkan
di sebelah selatan dari Keraton Kasultanan Yogyakarta. Kita dapat membedakan
abdi dalem tersebut dari pakaian adat Jawanya, antara lain blangkon atau
penutup kepalanya. Pada blangkon abdi dalam
Yogya terdapat mondolan
atau bulatan seperti kepalan tangan di bagian belakang kepala.
Bagian kedua adalah Masjid
Agung atau Masjid Besar. Bagian ketiga adalah bangsal penerimaan tamu yang
ingin berziarah ke makam atau ke sendang pemandian. Bagian ini berada di
sebelah selatan masjid. Sebelum masuk ke bagian ketiga pengunjung melewati
tembok pelindung yang disebut kelir. Pada kelir ini terdapat
prasasti yang menyebutkan tahun pembangunan makam: Jimawal 1509 (AD.1588)
sampai Be 1528 (AD 1607).
Bagian keempat berupa
sepasang bangsal
tunggu sekaligus untuk
ganti pakaian. Di sini pengunjung yang ingin berziarah ke makam harus berganti
pakaian adat Jawa. Bagi yang tidak membawa bisa menyewa sekalian bisa juga
minta tolong dipakaikan oleh para abdi dalem juru kunci di sini. Adapun bagian
kelima adalah makam pendiri Kerajaan Mataram, Panembahan Senopati serta para
kerabatnya.
Tiga bagian yang terakhir
merupakan kompleks pemandian yang disebut Sendang Siliran, berisi satu mata
air, dua kolam dan dua tempat mandi terpisah untuk laki-laki dan wanita.
Tepat sebagaimana digambarkan
oleh van Mook dan Nakamura, keseluruhan kompleks dan makam masih tetap
mengesankan suasana hening, suci dan keramat, jauh berbeda dengan hiruk pikuk
pasar dan jalanan Kotagede.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda