Kamis, 16 April 2015

MAJALAH PANJIMAS INGIN JEMBATANI MUSLIM - NON MUSLIM : Arsip Lama.

[INDONESIA-A] MI - Panjimas Wajah B

From: apakabar@clark.net
Date: Thu Apr 17 1997 - 08:34:00 EDT

From: John MacDougall <apakabar@clark.net>
Received: (from apakabar@localhost) by explorer2.clark.net (8.8.5/8.7.1) id KAA02291 for reg.indonesia@conf.igc.apc.org; Thu, 17 Apr 1997 10:44:39 -0400 (EDT)
Subject: [INDONESIA-A] MI - Panjimas Wajah Baru, Ingin Jembatani Muslim-Nonmuslim

Forwarded message:
From owner-indonesia-a@indopubs.com Wed Apr 16 21:53:19 1997
Date: Wed, 16 Apr 1997 19:51:37 -0600 (MDT)
Message-Id: <199704170151.TAA22099@indopubs.com>
To: apakabar@clark.net
From: indonesia-a@indopubs.com
Subject: [INDONESIA-A] MI - Panjimas Wajah Baru, Ingin Jembatani Muslim-Nonmuslim
Sender: owner-indonesia-a@indopubs.com

INDONESIA-A

X-URL: http://www.rad.net.id/online/mediaind/publik/9704/17/MI18-02.17.html
      
'Panjimas' Wajah Baru, Ingin Jembatani Muslin-Nonmuslim

     _________________________________________________________________
                                      
   JAKARTA (Media): Setelah istirahat selama satu tahun majalah Panji
   Masyarakat yang terbit dengan manajemen baru, tadi malam diluncurkan
   di Plaza Exim, Jakarta. Acara ini dihadiri Menpen Harmoko.
   
   Majalah yang semula terbit dua kali sebulan ini, kini terbit empat
   kali sebulan dan menyatakan sebagai 'Mingguan Berita Khas'.
   
   "Kekhasannya adalah bahwa majalah ini tetap mempertahankan warna Islam
   dengan cita rasa Indonesia yang telah dirintis oleh sang pendirinya
   yakni Buya Hamka," kata Pemimpin Umum Panji Masyarakat B Wiwoho dalam
   konferensi pers yang diadakan pada siang hari sebelum acara
   peluncuran.
   
   Pada kesempatan itu Wiwoho didampingi Wakil Pemimpin Umum Uni Zulfiani
   Lubis, Pemimpin Perusahaan Imam Baskoro, Pemimpin Redaksi Rusjdi
   Hamka, dan Wakil Pemimpin Redaksi Syu'bah Asa.
   
   Ditanya tentang pasar majalah ini karena media dengan warna Islam
   biasanya sulit iklan, Wiwoho mengatakan keoptimisannya. "Bahkan pada
   tahun kedua majalah ini diharapkan bisa BEP (break event point),"
   katanya seraya memperlihatkan Panji Masyarakat (Panjimas) nomor
   perdana yang memang banyak iklannya. Bahkan, katanya, pada nomor-nomor
   contoh yang terbit sebanyak lima kali sudah banyak diserbu pemasang
   iklan.
   
   Optimisme itu, tambahnya, karena majalah itu pangsa pasarnya adalah
   profesional muda kelas menengah atas, yang pertumbuhannya di Indonesia
   sangat cepat. "Kelas menengah itulah yang akan kami eksploitir sebagai
   pasar kami," katanya.
   
   Menjelaskan mengenai siapa investornya Wiwoho menceritakan, almarhum
   Buya Hamka dalam memajukan Islam mempunyai dua lembaga yakni Yayasan
   Perguruan Al-Azhar (bidang pendidikan) dan Yayasan Nurul Islam (bidang
   penerbitan). Yayasan Nurul Islam inilah kemudian mendirikan PT Panji
   Nusantara sebagai penerbit Panjimas.
   
   "Jadi pemilik saham Panjimas, adalah yayasan-yayasan yang tergabung
   dalam Yayasan Nurul Islam tadi. Rata-rata kepemilikan saham adalah 3%
   sedangkan pemegang saham terbesar 20% adalah "kaum profesional", yaitu
   karyawan Panjimas, yang dalam waktu dekat ini akan mendirikan Yayasan
   Karyawan Panjimas," katanya.
   
   Ditanya apa bedanya dengan majalah bernapaskan Islam yang sudah ada
   seperti Ummat, Wakil Pemimpin Redaksi Syu'bah Asya mengatakan, "Tidak
   semua orang menyukai Ummat dan tidak semua orang juga menyukai
   Panjimas. Atau keduanya bisa saling melengkapi," kata Syu'bah Asya.
   
   Meski ditujukan untuk kaum profesionel muda Islam, tambah Syu'bah,
   keputusan redaksionalnya berpegang pada sikap tidak berkhidmat dalam
   kerangka golongan atau tidak sekterian. "Dengan kata lain majalah ini
   berjuang dalam dataran nilai bukan pada dataran politik keumatan.
   Karena itu pula majalah ini tak akan mengambil darah hidupnya dari
   sentimen-sentimen umat, atau mengeksploitasi fanatisme umat. "Bahkan,
   panjimas ingin menjadikan dirinya sebagai jembatan antarkalangan,
   antarsesama muslim, maupun antara muslim dan non-muslim."
   
   Menurut Pemimpim Perusahaan Imam Baskoro pada tahun pertama, Panjimas
   akan masuk pasar dengan tiras 60.000 eksemplar dengan harga Rp
   4.800/eksemplar. "Perinciannya 55% untuk Jakarta, 30% untuk pulau
   Jawa, dan selebihnya untuk pembaca luar Jawa," kata Iman (Djt/E-2)
     ____________________________________________________________

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda