MAJALAH PANJIMAS INGIN JEMBATANI MUSLIM - NON MUSLIM : Arsip Lama.
[INDONESIA-A] MI - Panjimas Wajah B
From: apakabar@clark.netDate: Thu Apr 17 1997 - 08:34:00 EDT
From: John MacDougall <apakabar@clark.net>
Received: (from apakabar@localhost) by explorer2.clark.net (8.8.5/8.7.1) id KAA02291 for reg.indonesia@conf.igc.apc.org; Thu, 17 Apr 1997 10:44:39 -0400 (EDT)
Subject: [INDONESIA-A] MI - Panjimas Wajah Baru, Ingin Jembatani Muslim-Nonmuslim
Forwarded message:
From owner-indonesia-a@indopubs.com Wed Apr 16 21:53:19 1997
Date: Wed, 16 Apr 1997 19:51:37 -0600 (MDT)
Message-Id: <199704170151.TAA22099@indopubs.com>
To: apakabar@clark.net
From: indonesia-a@indopubs.com
Subject: [INDONESIA-A] MI - Panjimas Wajah Baru, Ingin Jembatani Muslim-Nonmuslim
Sender: owner-indonesia-a@indopubs.com
INDONESIA-A
X-URL: http://www.rad.net.id/online/mediaind/publik/9704/17/MI18-02.17.html
'Panjimas' Wajah Baru, Ingin Jembatani Muslin-Nonmuslim
_________________________________________________________________
JAKARTA (Media): Setelah istirahat selama satu tahun majalah Panji
Masyarakat yang terbit dengan manajemen baru, tadi malam diluncurkan
di Plaza Exim, Jakarta. Acara ini dihadiri Menpen Harmoko.
Majalah yang semula terbit dua kali sebulan ini, kini terbit empat
kali sebulan dan menyatakan sebagai 'Mingguan Berita Khas'.
"Kekhasannya adalah bahwa majalah ini tetap mempertahankan warna Islam
dengan cita rasa Indonesia yang telah dirintis oleh sang pendirinya
yakni Buya Hamka," kata Pemimpin Umum Panji Masyarakat B Wiwoho dalam
konferensi pers yang diadakan pada siang hari sebelum acara
peluncuran.
Pada kesempatan itu Wiwoho didampingi Wakil Pemimpin Umum Uni Zulfiani
Lubis, Pemimpin Perusahaan Imam Baskoro, Pemimpin Redaksi Rusjdi
Hamka, dan Wakil Pemimpin Redaksi Syu'bah Asa.
Ditanya tentang pasar majalah ini karena media dengan warna Islam
biasanya sulit iklan, Wiwoho mengatakan keoptimisannya. "Bahkan pada
tahun kedua majalah ini diharapkan bisa BEP (break event point),"
katanya seraya memperlihatkan Panji Masyarakat (Panjimas) nomor
perdana yang memang banyak iklannya. Bahkan, katanya, pada nomor-nomor
contoh yang terbit sebanyak lima kali sudah banyak diserbu pemasang
iklan.
Optimisme itu, tambahnya, karena majalah itu pangsa pasarnya adalah
profesional muda kelas menengah atas, yang pertumbuhannya di Indonesia
sangat cepat. "Kelas menengah itulah yang akan kami eksploitir sebagai
pasar kami," katanya.
Menjelaskan mengenai siapa investornya Wiwoho menceritakan, almarhum
Buya Hamka dalam memajukan Islam mempunyai dua lembaga yakni Yayasan
Perguruan Al-Azhar (bidang pendidikan) dan Yayasan Nurul Islam (bidang
penerbitan). Yayasan Nurul Islam inilah kemudian mendirikan PT Panji
Nusantara sebagai penerbit Panjimas.
"Jadi pemilik saham Panjimas, adalah yayasan-yayasan yang tergabung
dalam Yayasan Nurul Islam tadi. Rata-rata kepemilikan saham adalah 3%
sedangkan pemegang saham terbesar 20% adalah "kaum profesional", yaitu
karyawan Panjimas, yang dalam waktu dekat ini akan mendirikan Yayasan
Karyawan Panjimas," katanya.
Ditanya apa bedanya dengan majalah bernapaskan Islam yang sudah ada
seperti Ummat, Wakil Pemimpin Redaksi Syu'bah Asya mengatakan, "Tidak
semua orang menyukai Ummat dan tidak semua orang juga menyukai
Panjimas. Atau keduanya bisa saling melengkapi," kata Syu'bah Asya.
Meski ditujukan untuk kaum profesionel muda Islam, tambah Syu'bah,
keputusan redaksionalnya berpegang pada sikap tidak berkhidmat dalam
kerangka golongan atau tidak sekterian. "Dengan kata lain majalah ini
berjuang dalam dataran nilai bukan pada dataran politik keumatan.
Karena itu pula majalah ini tak akan mengambil darah hidupnya dari
sentimen-sentimen umat, atau mengeksploitasi fanatisme umat. "Bahkan,
panjimas ingin menjadikan dirinya sebagai jembatan antarkalangan,
antarsesama muslim, maupun antara muslim dan non-muslim."
Menurut Pemimpim Perusahaan Imam Baskoro pada tahun pertama, Panjimas
akan masuk pasar dengan tiras 60.000 eksemplar dengan harga Rp
4.800/eksemplar. "Perinciannya 55% untuk Jakarta, 30% untuk pulau
Jawa, dan selebihnya untuk pembaca luar Jawa," kata Iman (Djt/E-2)
____________________________________________________________
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda