Tidak Ada Negara Islam (Surat-Surat Politik Nurcholish Madjid - Mohamad Roem)

Tidak Ada Negara Islam (Surat-Surat Politik Nurcholish Madjid - Mohamad Roem)
Pengantar

Persoalan ada atau tidak ada negara Islam, agaknya masih menggoda banyak orang. Bukan saja tokoh tua, tetapi juga tokoh-tokoh muda dan mahasiswa, dan bukan saja tokoh-tokoh yang duduk dalam pemerintahan, tetapi juga orang-orang di luar jalur formal pemerintahan yang sering mendapat sebutan "kaum pinggiran". Ini terbukti dengan membludaknya pengunjung saat diskusi pada peluncuran buku ini kurang lebih tiga tahun lalu. Apakah ada relevansinya untuk masih memikirkan soal ada atau tidak adanya negara Islam? Kiranya semua itu berpulang kepada masyarakat juga.
Dalam buku Tidak Ada Negara Islam cetakan ke-2 ini -cetakan ke-I terbit tahun 1997, kemudian menyusul cetakan tambahan dalam tahun berikutnya –yang kami terbitkan atas banyak permintaan, kami sertakan juga hasil diskusi saat peluncuran buku ini, yang diselenggarakan pada 7 November 1997 di gedung Rajawali Nusantara Indonesia di Jakarta.
Dari hasil pemaparan beberapa tokoh seperti Adi Sasono, Nurcholish Madjid, Yusril Ihza Mahendra dan Mohamad Amien Rais, serta komentar dan harapan pengunjung diskusi seperti Dr. Immaduddin Abdurahim dan Ali Sadikin, kiranya dapat terekam pengertian negara Islam yang menjadi topik surat-menyurat antara Mohamad Roem almarhum dan Nurcholish Madjid. Di samping itu, pembicaraan 'Immaduddin Abdurahim saat bertemu Mohammad Hatta di tahun 1960-an, telah menyiratkan masih dipikirkannya konsep negara Islam, sehingga dalam pembicaraan itu Mohammad Hatta mengemukakan perlunya konsep yang tegas: apakah mau Islam gincu atau Islam garam. Semua itu dikembalikan kepada masyarakat Islam juga, bagaimana mereka mau mengisi konsep negara tersebut.
Dalam kesempatan ini kami harapkan buku cetakan ke-2 ini dapat memuaskan semua pihak.
Wassalam

Jakarta, Agustus 2000
Penerbit

Daftar Isi :