Selasa, 24 April 2012

KEPEMIMPINAN NASIONAL YANG KITA HARAPKAN.

Watak dan perangai rakyat merupakan buah atau hasil dari watak dan perangai para pemimpinnya. Sebab keburukan yang dilakukan orang awam hanyalah meniru dan mengikuti perbuatan para pemimpinnya. Orang awam belajar dari mereka, serta meniru watak atau kebiasaan mereka.”  (Al-Ghazali)

Kepemimpinan Nasional harus mampu menggalang kepercayaan rakyat, sekaligus membangun harapan mereka atas masa depan yang gemilang, dan selanjutnya memimpin rakyatnya untuk bergerak, berbuat mewujudkan harapan tersebut menjadi kenyataan. Ini adalah pekerjaan rancang bangun dan rekayasa sosial yang besar, yang membutuhkan public relations yang terpadu serta komprehensif, termasuk di dalamnya berbagai kegiatan yang berbentuk dan bersifat Gerakan Nasional. Untuk itu Kepemimpinan Nasional harus merupakan sebuah Dream Team yang:

1.  Berintegritas, solid, kuat, berwibawa dan efektif :
1.1. satu visi
1.2. satu kata
1.3. satu perbuatan
1.4. satunya kata dengan perbuatan

2. Dapat menjadi panutan (menjadi tuntunan dan bukan tontonan) dalam perilaku dan kehidupan yang “Bersih – Sederhana – Mengabdi (BSM).” Krisis multidimensi yang besar, berat dan kompleks yang kita derita selama ini, secara keimanan bersumber dari krisis moral. Oleh sebab itu upaya penanggulangannya harus bertitik tolak dari reformasi moral kepemimpinan. Upaya ini harus dimulai dari pembersihan niat, perilaku dan moralitas pemimpin masyarakat atau para pemegang kendali di sektor-sektor kehidupan masyarakat, termasuk di dalamnya para ulama dan umara.

Marilah kita bangun kepedulian dan kebersamaan kita sebagai bangsa dengan jalan mempraktekkan pola hidup BSM. Untuk itu segala macam aktivitas yang kita lakukan harus dimulai dengan kebersihan jiwa, kebersihan hati dan niat, dikembangkan dalam pola kehidupan serta perilaku kesederhanaan, dengan sasaran pengabdian.
Pola hidup BSM harus dikembangkan menjadi moral ekonomi, politik, hukum dan terus dikembangkan ke sektor-sektor kehidupan lainnya.
Dalam rangka itu pula para elite politik bangsa, khususnya pimpinan nasional harus berani menghindari konflik kepentingan dengan tidak merangkap jabatan di partai politik dan bisnis.

3. Berani :

3.1. Mengambil risiko tidak populer demi kemaslahatan rakyat, bangsa dan negara

3.2. Membuat dan melaksanakan Paradigma Baru dalam bidang ekonomi dan kesejahteraan rakyat yang sesuai dengan situasi, kondisi dan kebutuhan bangsanya, sehingga bisa keluar dari keterpurukan yang semakin parah akibat paradigma lama yang kita anut selama 40 tahun terakhir ini.

3.3. Membangun jatidiri peradaban bangsanya dan bukan mengekor jatidiri peradaban bangsa-bangsa lain, lebih-lebih mengikuti tekanan kekuasaan bangsa-bangsa lain.

4. Menjadi contoh/teladan dalam bekerja keras, dan pada tahap-tahap awal atau pada saat tertentu yang urgent, sanggup bekerja dalam irama Crisis Center dengan Manajemen Krisisnya.

5. Penuh komitmen dan mengabdi dengan sepenuh jiwa raga, rasa dan karsa bagi bangsa dan rakyatnya (semangat wakaf diri dan perjuangan)

6. Memiliki kepedulian dan solidaritas sosial yang tinggi terhadap persoalan dan penderitaan rakyat, senasib sepenanggungan yang dibuktikan dengan ucapan, kebijakan serta tindakan.

7. Anggota “Dream Team” harus berpengalaman dalam bidang kemasyarakatan dan memahami serta menguasai bidang masing-masing serta merupakan tim yang kompak.

8. Didukung oleh sistem informasi dan komunikasi publik yang tepat dan berdayaguna tinggi.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda