Senin, 26 Oktober 2020

RASULULLAH LEBIH DULU MENGUCAPKAN SALAM DAN MENGULURKAN TANGAN. KITA?

 

Sudahkah kita sambut salam dan doa sahabat? Mosyok sih  gak mau didoakan?

Seorang ibu anggota Jemaah Pengajian  An-Nisa di kediaman kami, bertanya bagaimana menyikapi tetangga yang tidak mau membalas ucapan salam. Pertanyaan seperti ini bukan pertama penulis terima. Juga pertanyaan mengapa teman-teman media sosial jarang yang mau membalas salam dan doa. Mengapa dikirim doa kok tidak pada mau menjawab?

Sebelum mengupas lebih lanjut, ijinkan penulis mengisahkan bagaimana sikap Kanjeng Nab Muhammad saw. dalam bersilaturahmi dan bertegur sapa. Muhammad Husain Haekal dalam Hayat Muhammad  menulis, Rasulullah apabila mengunjungi sahabat-sahabat duduk di mana saja ada tempat yang terluang. Ia bergurau , bercakap-cakap, bergaul dengan mereka.  Anak-anak mereka pun diajak bermain dan didudukkan dipangkuannya.

Dipenuhinya undangan yang datang dari orang merdeka atau dari si budak dan si miskin. Dikunjunginya orang yang sedang sakit, termasuk yang jauh di ujung kota. Orang yang datang minta maaf dimaafkan, dan luar biasa, dengan rendah hati Baginda Rasul memulai memberi salam kepada orang yang dijumpainya. Bahkan ia yang lebih dulu mengulurkan tangan menjabat sahabat-sahabatnya. Baik hati ia kepada setiap orang dan selalu senyum.

Demikianlah utusan Allah yang mulia ini , telah mengajarkan kepada semua umat Islam sehingga pasti tau ucapan,  “Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh”, yang artinya “Semoga kedamaian, rahmat dan berkah Allah dilimpahkan kepada anda”. Ucapan salam yang merupakan doa tersebut menjadi kebiasan dan ciri khas umat Islam, mematuhi ajaran Kanjeng Nabi Muhammad saw. sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah sebagai berikut: “Kalian tak akan masuk surga sampai kalian beriman dan saling mencintai. Maukah aku tunjukkan satu amalan yang bila dilakukan akan membuat kalian saling mencintai? Yaitu sebarkanlah salam diantara kalian”.

Jika kita kaji secara cermat, hakekat dan tujuan menyebarkan salam yang dilandasi keimanan itu adalah untuk saling mencintai. Kata saling berarti ada dua pihak yang melakukan hal yang sama terhadap satu sama lain. Ibarat bertepuk tangan, tak mungkin dilakukan hanya dengan satu telapak tangan, melainkan harus dengan dua telapak tangan. Lebih lengkap klik: https://panjimasyarakat.com/2020/10/22/rasulullah-lebih-dulu-mengucapkan-salam-dan-mengulurkan-tangan-kita/

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda