ANALISIS KEJAWEN PASANGAN CAPRES – CAWAPRES RI *)
Komisi Pemilihan Umum bekerjasama dengan Rumah
Sakit Gatot Subroto, minggu keempat Mei 2014 melakukan tes psikologi terhadap
para Capres – Cawapres RI—2014. Sebelumnya, pada Senin Pon 19 Mei – Selasa Wage
20 Mei 2014, pendaftaran pasangan Capres – Cawapres dilakukan.
Dalam tes psikologi, tak kurang dari 500 pertanyaan
diajukan kepada mereka guna mengetahui segala aspek kejiwaannya. Gagasan untuk
melakukan tes kejiwaan ini patut diacungi jempol, karena dengan itu kita akan
bisa mengetahui semua aspek kejiwaan para calon pemimpin kita. Sayang sekali
hasil tes ini tidak dibuka untuk umum.
Meskipun demikian bagi kebanyakan orang Jawa, kesempatan
untuk meneropong potensi baik-buruk seseorang tidaklah lantas tertutup. Dalam
membuat sesuatu penilaian terhadap seseorang dan sesuatu peristiwa,
cara Jawa menggunakan berbagai metode yang bisa menghasilkan perkiraan potensi
diri dan potensi kejadian yang disajikan dalam bentuk analisis yang kuranglebih
sama dengan analisis SWOT atau analisis kekepan yaitu kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman, sebagaimana diuraiakan dalam Bab sebelum ini.
Kembali kepada potensi diri dan kejiwaan para
Capres-Cawapres, berikut analisis ala Jawa, yang dibuat berdasarkan berbagai
metode, kecuali metode jam dan nogo dino, karena penulis tidak memperoleh
informasi yang pasti tentang jam kelahiran mereka. Sekedar sebagai tambahan
informasi namun tidak menjadi bahan analisis, kami sajikan zodiak dan shionya.
Sekali lagi, ini adalah
analisis potensi diri dan bukan ramalan kejadian atau nasib orang. Potensi dan
peluang baik belum tentu terwujud jika tidak didayagunakan secara optimal,
sebaliknya potensi dan ancaman buruk juga belum tentu terjadi jika bisa diantisipasi
secara baik dan memadai.
Analisis potensi diri
Prabowo Subianto dan Joko Widodo, yang penulis lakukan tatkala keduanya masih
sama-sama Calon Presiden pada tahun 2014 itu, di tahun 2025 justru semakin
menarik karena mereka memiliki pengaruh besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
bahkan oleh masyarakat luas disebut sebagai Matahari Kembar (https://nasional.kompas.com/read/2025/04/22/06351831/di-tengah-isu-matahari-kembar-prabowo-minta-menteri-rapatkan-barisan?page=all).
Selain mereka berdua,
juga penulis sajikan analisis dari pasangan mereka yaitu Hatta Rajasa dan Jusuf
Kalla. Bahkan ada pula analisis dari mantan-mantan Presiden Republik Indonesia
sebelumnya. Dari analisis ala Kejawen ini, kita bisa mengetahui dan membandingkannya
dengan kenyataan selama ini.
GAMBARAN UMUM PASANGAN CAPRES – CAWAPRES.
Sub-bab ini menyajikan gambaran umum secara singkat
tentang kedua pasangan Capres-Cawapres 2014 terutama berdasarkan pe
ngaruh alam semesta terhadap peristiwa atau hari
pendaftaran, dan manusia pelaku peristiwa tersebut.
Kedua pasangan capres-cawapres, selanjutnya kita sebut
kandidat, sama-sama mempunyai pendirian yang kokoh dan tidak mudah goyah, yang
mampu menarik perhatian serta mempengaruhi orang banyak. Mereka royal, suka
menghamburkan-hamburkan dana tidak menentu, dan berpotensi mengalami
kekurangan. Keduanya mudah jatuh hati, terpesona dengan orang atau tokoh. Kalau
meminjam istilah playboy, mereka mudah tergiur dengan wanita dan selalu
berusaha memiliki bahkan merebutnya. Apabila tidak bisa menahan diri, akan
menjadi sabet sana-sini, tubruk sana sini.
Salah satu pasangan berpotensi bagaikan api yang berkobar
panas, pencemburu dan cenderung membesarkan-besarkan perkara. Namun Gusti Allah
memang Mahaadil, meski potensial panas, ia selalu siap membantu dan terbuka
dalam menerima petunjuk dari orang yang dipercaya dan memercayainya. Sedang
yang satunya, walaupun sebenarnya memiliki aura bulan yang berpotensi berbudi
luhur, cerdas dan bertanggung jawab, namun karena berambisi besar dan mudah
tersinggung bila disepelekan, dan jika sudah begitu bisa bagaikan bumi yang
walaupun pendiam lagi terbuka hatinya bagi orang lain, tapi berpotensi bikin
ribut pula.
Hari pendaftaran yang berwuku Galungan dan pranoto mongso
Saddha mendorong kedua kandidat berlaku ramah dan tangkas dalam berkampanye,
suka menghibur orang lain yang kesusahan, ingin cepat dalam menyelesaikan
setiap tugas sehingga bisa berakibat grusa-grusu, gegabah lagi mudah
gusar. Mereka bisa bagai burung elang yang bernafsu besar lagi ganas yang
meluncur hendak menerkam anak kambing yang terikat. Menerkam, menerjang,
menggilas apa saja.
Pasangan kandidat yang mempunyai ciri bulan (Jokowi –
Kalla) lebih suka menata rumah tangga negara dan mengembangkan pertanian.
Mereka berpotensi menjadi penurut jika menemukan kecocokan, sehingga bisa
menjadi sahabat yang baik tapi mudah dimanfaatkan orang. Sayangnya, juga
sekaligus punya hawa kurang bisa membalas budi dan berani kepada atasan atau
senior. Bila ini yang menonjol,
sang penurut bisa berubah menjadi susah diredakan.
Sementara itu Sang Api
(Prabowo – Hatta) sesungguhnya berpotensi terkendali jiwanya bila dikelilingi
penasihat-penasihat yang dingin. Keahlian dan minatnya luas, tetapi ambisinya
yang besar mudah mengundang para pendukung yang menyalakan emosinya. Seperti
peribahasa “melik anggendong lali”, ambisi dan nafsu besar untuk memiliki
sesuatu bisa membuat kita lupa diri, lupa segala hal baik. Orang bisa menjadi
ganas, penghasut, pemfitnah, dan berusaha mencapai kehendaknya dengan caranya
sendiri.
Aura tahun membuat
Pilpres 2014 bisa seperti sebuah drama petualangan yang berlangsung cepat dan
campur aduk, penuh romantisme, kegembiraan, impulsif, liar, ugal ugalan,
sembrono, menguras tenaga, dan dibayangi oleh frustrasi serta kehampaan. Maka
siapa yang bisa mengendalikan diri, dingin, jernih, serta mengelola tim dengan
baik akan bisa meraih kemajuan
Oleh sebab itu, yang
harus diwaspadai oleh dua kandidat beserta para pendukungnya adalah potensi
mudah marah, cepat tersinggung, dan besar iri hatinya terhadap yang lain. Agar
persaingan merebut RI-1 dan RI-2 berlangsung baik dan tidak memicu hura-hara besar,
sebaiknya para kandidat mencari penasihat-penasihat yang dingin dan jernih
bagaikan air dari telaga makrifat yang dalam dan tenang, serta sungguh-sungguh
menghindari kampanye hitam, fitnah, dan kecurangan. Dua kandidat harus bisa
menahan diri serta menghormati satu sama lain, mengendalikan para pendukungnya
dan menghayati hakikat Sang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, serta taat dengan
sesungguh-sungguhnya taat kepada-Nya. Kalau saja pendaftaran dilakukan antara
hari Rabu–Sabtu (21–24 Mei 2014) potensi aura positif akan lebih besar.
Sementara itu, masyarakat
luas jangan mudah terpancing ikut memperkeruh suasana dengan menyebarluaskan
fitnah dan kampanye hitam yang menyesatkan, yang bisa menimbulkan luka mendalam
sekaligus dimurkai Gusti Allah Yang Mahasuci. Janganlah kita terpancing menjadi
sok tahu, sok bersih, sok suci, serasa memegang kunci pintu surga. Memang kita
harus berani menegakkan amar makruf nahi munkar, tetapi hendaklah kita adil dan
waspada, sungguh-sungguh tahu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk,
bukan karena sekedar kata atau foto dan berita kiriman teman. Jangan lupa, kita
masing-masing akan memanen buah perbuatan kita sendiri. Maka jika Anda tidak
ingin tersapu badai, janganlah suka menabur angin, menyebarkan gibah dan
fitnah.
Para ulama nan bijak
bestari dan TNI/Polri harus bisa berdiri tegak secara netral, menjadikan
dirinya bagaikan air sejuk yang bisa mendinginkan suasana panas nan membara,
dan bukan sebaliknya ikut-ikutan memperbesar nyala api permusuhan. Bisa menjadi
bagaikan tali pengikat sapu lidi, bisa menjadi lem yang merekatkan
serpihan-serpihan kayu atau tatal, menjadi sebuah tiang seperti tiang Masjid
Agung Demak yang kokoh kuat.
Aura abad, bumi, dan
langit dalam beberapa dasawarsa terakhir sungguh sedang kurang berpihak kepada
negara kepulauan seperti Nusantara kita ini. Yang bila kita tidak hati-hati dan
bijaksana dalam bertindak, bahaya perpecahan bangsa dan negara akan menerjang.
Dalam kondisi yang seperti ini kita semua harus mengutamakan persatuan dan
persaudaraan dengan pelukan kasih sayang yang menenangkan dan menenteramkan
satu sama lain.
Demikianlah sekilas
catatan selingan di tengah hiruk-pikuk menjelang kampanye Pemilihan Presiden
2014.
PRABOWO SUBIANTO
Lahir Rabu Pon 17 Oktober
1951 atau 16 Muharam 1371 H, atau 16 Suro 1883 tahun Alip-Saka, wuku
Julungpujud, pranotomongso Kalimo. Bisa ditambahkan sekedar sebagai pelengkap,
shio Kelinci, bintang Libra.
Kekuatan: memperoleh pancaran aura dari Betara Guritno, Betara
Yamadipati dan Betara Asmara, sehingga
pada umumnya tampan, berwibawa, suka bergaya dan tutur katanya halus sedangkan
perbuatannya mudah menjadi buah bibir masyarakat. Ia merupakan tipe orang
dengan semua potensi, baik maupun buruk, bahkan kekuatan spiritual yang
tersembunyi. Ingatannya tajam, bisa menepati janji, tabah hati, tinggi
cita-citanya dan cepat meraih keberhasilan. Dengan perlambang burung emprit,
jika sudah punya kemauan maka hasratnya besar dan menyala-nyala sukar
dihalang-halangi. Senang bicara dan enak didengar, namun tabiat dan wataknya
tidak mudah dibaca.
Kelemahan: meski kehidupannya makmur, dalam gambaran wuku ia tidak
memiliki gambaran rumah. Itu berarti ia bisa merasakan kemakmuran tanpa harus
bersusah payah mencari uang atau memilikinya sendiri, karenanya ia harus
berhemat dan jangan cenderung boros. Ia juga tidak memegang “umbul-umbul”,
artinya, sebetulnya bagi diri pribadinya, ia kurang begitu cocok untuk posisi
yang berkaitan dengan kekuasaan, atau jika berada di posisi itu karena
kemauannya yang kuat, maka bila tidak hati hati kekuasan yang diperjuangkan
dengan keras tersebut mudah hilang.
Sementara itu karena
cenderung mudah berjanji dan perasaannya yang peka, akan dapat membuatnya
sakit. Oleh karena itu ia harus hati-hati dan mengelola perasaannya dengan baik.
Hal lain yang patut dijaga adalah gengsinya yang tinggi, senang pamer serta
dipuji orang bisa membuka peluang dikelilingi para penjilat dan disalahgunakan
para penipu.
Peluang: kemauan dan semangat yang besar disertai penampilannya
yang tampan simpatik, memberi peluang untuk mewujudkan keinginannya. Jika ia
berhasil mengendalikan emosi dan ambisinya, kemudian mengembangkan potensi
kearifannya, memantabkan kesucian hati dan budinya, menumbuh-suburkan benih
cinta kasihnya terhadap sesama, akan bisa menjadi Mantri Sinaroja,
berpeluang besar menjadi tokoh masyarakat terutama tokoh spiritual yang
dihormati dan dibutuhkan orang banyak. Kehidupannya makmur dan keberuntungannya
tinggi
Ancaman: kemauan dan ambisi yang besar disertai perasaanya yang
peka juga bisa menimbulkan ekses negatif bila tidak dikendalikan dengan baik,
terutama jika tidak bisa mengendalikan emosi dan kemarahannya. Emosi yang tak
terkendali dapat mengundang aura Betara Yamadipati yang keras hati mengamuk bak
ular berbisa yang keluar dari liangnya, atau bahkan ibarat air hujan yang
mestinya berkah, yang berubah menjadi hujan badai dan banjir. Emosi dan
kemarahan bisa memicu sakit hati dan kebencian orang lain, lebih-lebih jika
sampai terzalimi.
HATTA RAJASA
Lahir Jumat Legi 18 Desember
1953 atau 11 Rabiulakhir 1373H atau 11 Bakda Mulud tahun Jimawal 1885, wuku
Wariagung, pranotomongso Kanem, shio Ular, bintang Sagitarius.
Kekuatan: seorang yang keras hati, tinggi keinginan dan
pendiriannya, kuat dan bersemangat dalam mencari nafkah serta “cerdik”
perilakunya. Memiliki rasa tanggungjawab dalam menjalankan tugas, ramah tamah
serta manis budi-bahasanya sehingga banyak pengagumnya.
Kelemahan: cenderung banyak omong, suka menggurui, kurang rendah
hati dan mudah sombong. Kurang beramal, tidak tahan kesepian dan senang
disanjung.
Peluang: Berkat aura utama dari Sang Maharesi, orang dengan
tanda-tanda ini bisa menduduki jabatan resmi yang tinggi dengan rejeki yang
bagus.
Ancaman: perpaduan keinginan yang tinggi, keras hati dan
kecerdikan bisa melambungkan nasibnya, tapi sekaligus juga bisa menjatuhkan dan
merusak kehidupannya, terutama “kecerdikan yang kelewatan”. Sungguh
dalam kehidupan ini tidak ada sesuatu yang sempurna betul. Aura Sang Maharesi
tidak muncul sendirian, melainkan dibayangi pula oleh aura Betara Kala. Oleh
sebab itu “kecerdikannya” tidak boleh dibiarkan liar menjadi kelicikan
sekaligus kerakusan seekor monyet. Bila ia tidak mampu mengendalikan, sementara
banyak masalah dalam keluarganya, tak pelak lagi berkah “hujan” kedudukan dan
rejeki bisa disertai “petir dan tanah
longsor”. Untuk mencegahnya ia juga harus menempa serta menanamkan dengan keras
kejujuran, pemaaf, membela yang lemah dan rela berkorban demi orang lain.
JOKO WIDODO
Lahir Rabu Pon 21 Juni 1961 atau 7 Muharam
1381H atau 7 Suro tahun Jimawal 1893 Saka, wuku Sungsang, pranotomongso Saddha,
shio Kerbau, bintang Cancer.
Kekuatan: mempunya sifat, watak
dan potensi kehidupan yang digambarkan sebagai aura Betara Guru dan Betara
Gana, ia adalah pemimpin dengan semangat dan daya kekuatan yang besar, rajin
bekerja dan gigih, disiplin, cerdas, intuisinya tinggi, pendengar yang baik, suka
menolong orang yang meminta bantuan meskipun kadang-kadang kurang ikhlas. Ia
juga lapang dada, tahan menderita, pemaaf dan cukup berwibawa. Meski pada
dasarnya pemaaf dan sabar, namun jangan mempermainkan melebihi batas
kesabarannya, sebab ia bisa bertindak bagai banteng ketaton., marah.
Kelemahan: Disamping memiliki
banyak kekuatan, ia juga sekaligus memiliki sejumlah kelemahan yang harus
disadari dan dikendalikan. Keinginannya mudah tergoda sehingga berpotensi
menghalalkan segala cara, senang dengan milik orang lain, cenderung boros, agak
gegabah dan kurang bisa membalas budi. Disamping itu juga suka berbohong dan
tidak menepati janji, mudah khilaf tidak peduli baik buruk
Peluang: bila suci budinya,
mampu mengendalikan keinginannya secara baik dan mengelola semua kekuatannya,
bisa menjadi orang yang sukses hidupnya terutama dalam perdagangan dan melayani
orang banyak. Bagaikan mantri sinaroja, dihormati orang dan bahagia
kehidupannya.
Ancaman: jika keinginannya
lepas tanpa kendali disertai ketidakjujuran, apalagi kalau juga rumahtangganya
tidak tenteram, bisa mengalami kekecewaan serta kesedihan yang mendalam, ibarat
joko wuru tibo, perjaka yang mendadak jatuh lantaran kebingungan. Bahkan
bisa lebih dari itu, seperti ungkapan tumurune sapi gumarang ing kandang,
sapi yang dirasuki roh jahat yang turun mengamuk di kandang, merusak apa saja.
Semoga Tuhan menjaganya.
JUSUF KALLA
Lahir Jumat Legi, 15 Mei 1942 atau 28
Rabiulakhir 1361 H atau 28 Bakda Mulud tahun Wawu 1873 Saka, wuku Wukir, pranotomongso
Desta, shio Kuda, bintang Taurus
Kekuatan: dermawan dan suka
membantu orang lain, roman mukanya mudah menimbulkan simpati, baik hati,
berwibawa sehingga perintahnya dipatuhi dan menonjol dalam lingkungannya, hidup
sederhana meskipun rejekinya cukup buat lebih dari sederhana. Rasa percaya
dirinya tinggi, cekatan serta tangkas dalam bertindak termasuk pandai berdebat,
sistematis, praktis dan santai. Sayang keluarga dan banyak sahabat.
Kelemahan: sesungguhnya
berpotensi kurang tabah dalam pendirian, tidak suka diatasi atau diremehkan.
Rasa sayang terhadap keluarga jika berlebihan, sekaligus juga bisa menjadi
kelemahan dan ancaman.
Peluang: menjadi pemimpin yang
cekatan dalam melaksanakan tugas-tugasnya, berbakat bisnis, bisa menjadi tempat
bernaung bagi orang yang kesusahan serta menjadi tempat bertanya di hari
tuanya.
Ancaman: walau banyak memiliki
kelebihan, tetapi segala sesuatu itu ada batasnya. Bagaikan buah durian yang
rasanya legit baunya harum, jika sudah melampui saatnya, maka akan berubah rasa
dan aromanya. Sementara itu pembawaannya yang kalem juga ada batasnya, yang
apabila dilampaui ia bisa marah sekali dan sanggup melakukan tindakan yang
drastis tak terduga.
POTENSI HUBUNGAN DAN KERJASAMA ANTAR CALON
Prabowo—Jokowi :
hubungan serasi yang kokoh dalam tim akan terbentuk apabila keduanya bisa
menghilangkan keengganan satu sama lain.
Prabowo—Hatta Rajasa :
hubungan yang produktif dalam meraih tujuan, asalkan dapat menjalin dan
menjaga ikatan serta daya tarik yang tulus dan mendalam.
Prabowo—Jusuf Kalla : kurang serasi, tak banyak memiliki persamaan kesenangan
dan berpotensi besar untuk konflik
Jokowi—Jusuf Kalla : serasi asalkan bisa menghilangkan jurang komunikasi.
Jokowi—Hatta Rajasa : paling ideal, menguntungkan dan bisa kekal.
Jusuf Kalla—Hatta Rajasa
: dingin, formal, cenderung kurang bisa
saling memahami.
Demikianlah sahabatku,
sekali lagi perlu penulis ingatkan bahwa semua itu adalah analisis potensi dan
bukan ramalan nasib. Potensi kekuatan dan peluang dapat terwujud jika yang
memiliki mampu memahami dirinya dengan baik, kemudian mendayagunakana secara optimal
potensi kekuatan dan peluang emasnya. Sementara itu potensi kelemahan dan
ancaman diantisipasi secara tepat sehingga bisa dibendung dan dicegah.
Namun sebaliknya,
meskipun seseorang memiliki potensi kekuatan dan peluang emas, tapi kalau tidak
didayagunakan secara optimal maka peluang tersebut juga tidak akan terwujud.
Lebih-lebih apabila potensi kelemahan dan ancamannya diumbar, dibiarkan lepas tanpa
kendali.
Semoga kita bisa menjadi
insan yang bisa memahami potensi diri kita sendiri, selanjutnya dapat
menempatkan dan membawa diri secara baik dalam menapaki kehidupan yang fana
ini. Amin.
֍
__________
*) diolah
kembali dari pandangan penulis tentang Pemilihan Presiden (Pilpres) dan para
calonnya tahun 2014, dan telah dipublikasikan menjelang Pilpres 2014 di dua
blog atau website pribadi penulis yaitu
b.wiwoho tasawuf jawa (https://wordpress.com/home/islamjawa.wordpress.com) dan https://bwiwoho.blogspot.com/.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda