Selasa, 26 Agustus 2025

ANALISIS KEJAWEN PASANGAN CAPRES – CAWAPRES RI *)

 

 ANALISIS  KEJAWEN PASANGAN CAPRES – CAWAPRES RI *)

 

Komisi Pemilihan Umum bekerjasama dengan Rumah Sakit Gatot Subroto, minggu keempat Mei 2014 melakukan tes psikologi terhadap para Capres – Cawapres RI—2014. Sebelumnya, pada Senin Pon 19 Mei – Selasa Wage 20 Mei 2014, pendaftaran pasangan Capres – Cawapres dilakukan.

Dalam tes psikologi, tak kurang dari 500 pertanyaan diajukan kepada mereka guna mengetahui segala aspek kejiwaannya. Gagasan untuk melakukan tes kejiwaan ini patut diacungi jempol, karena dengan itu kita akan bisa mengetahui semua aspek kejiwaan para calon pemimpin kita. Sayang sekali hasil tes ini tidak dibuka untuk umum.

Meskipun demikian bagi kebanyakan orang Jawa, kesempatan untuk meneropong potensi baik-buruk seseorang tidaklah lantas tertutup. Dalam membuat sesuatu penilaian terhadap seseorang dan sesuatu peristiwa, cara Jawa menggunakan berbagai metode yang bisa menghasilkan perkiraan potensi diri dan potensi kejadian yang disajikan dalam bentuk analisis yang kuranglebih sama dengan analisis SWOT atau analisis kekepan yaitu kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, sebagaimana diuraiakan dalam Bab sebelum ini.

Kembali kepada potensi diri dan kejiwaan para Capres-Cawapres, berikut analisis ala Jawa, yang dibuat berdasarkan berbagai metode, kecuali metode jam dan nogo dino, karena penulis tidak memperoleh informasi yang pasti tentang jam kelahiran mereka. Sekedar sebagai tambahan informasi namun tidak menjadi bahan analisis, kami sajikan zodiak dan shionya.

Sekali lagi, ini adalah analisis potensi diri dan bukan ramalan kejadian atau nasib orang. Potensi dan peluang baik belum tentu terwujud jika tidak didayagunakan secara optimal, sebaliknya potensi dan ancaman buruk juga belum tentu terjadi jika bisa diantisipasi secara baik dan memadai.

Analisis potensi diri Prabowo Subianto dan Joko Widodo, yang penulis lakukan tatkala keduanya masih sama-sama Calon Presiden pada tahun 2014 itu, di tahun 2025 justru semakin menarik karena mereka memiliki pengaruh besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bahkan oleh masyarakat luas disebut sebagai Matahari Kembar (https://nasional.kompas.com/read/2025/04/22/06351831/di-tengah-isu-matahari-kembar-prabowo-minta-menteri-rapatkan-barisan?page=all).

Selain mereka berdua, juga penulis sajikan analisis dari pasangan mereka yaitu Hatta Rajasa dan Jusuf Kalla. Bahkan ada pula analisis dari mantan-mantan Presiden Republik Indonesia sebelumnya. Dari analisis ala Kejawen ini, kita bisa mengetahui dan membandingkannya dengan kenyataan selama ini.

 

GAMBARAN UMUM PASANGAN CAPRES – CAWAPRES.

 

Sub-bab ini menyajikan gambaran umum secara singkat tentang kedua pasangan Capres-Cawapres 2014 terutama berdasarkan pe

ngaruh alam semesta terhadap peristiwa atau hari pendaftaran, dan manusia pelaku peristiwa tersebut.

Kedua pasangan capres-cawapres, selanjutnya kita sebut kandidat, sama-sama mempunyai pendirian yang kokoh dan tidak mudah goyah, yang mampu menarik perhatian serta mempengaruhi orang banyak. Mereka royal, suka menghamburkan-hamburkan dana tidak menentu, dan berpotensi mengalami kekurangan. Keduanya mudah jatuh hati, terpesona dengan orang atau tokoh. Kalau meminjam istilah playboy, mereka mudah tergiur dengan wanita dan selalu berusaha memiliki bahkan merebutnya. Apabila tidak bisa menahan diri, akan menjadi sabet sana-sini, tubruk sana sini.

Salah satu pasangan berpotensi bagaikan api yang berkobar panas, pencemburu dan cenderung membesarkan-besarkan perkara. Namun Gusti Allah memang Mahaadil, meski potensial panas, ia selalu siap membantu dan terbuka dalam menerima petunjuk dari orang yang dipercaya dan memercayainya. Sedang yang satunya, walaupun sebenarnya memiliki aura bulan yang berpotensi berbudi luhur, cerdas dan bertanggung jawab, namun karena berambisi besar dan mudah tersinggung bila disepelekan, dan jika sudah begitu bisa bagaikan bumi yang walaupun pendiam lagi terbuka hatinya bagi orang lain, tapi berpotensi bikin ribut pula.

Hari pendaftaran yang berwuku Galungan dan pranoto mongso Saddha mendorong kedua kandidat berlaku ramah dan tangkas dalam berkampanye, suka menghibur orang lain yang kesusahan, ingin cepat dalam menyelesaikan setiap tugas sehingga bisa berakibat grusa-grusu, gegabah lagi mudah gusar. Mereka bisa bagai burung elang yang bernafsu besar lagi ganas yang meluncur hendak menerkam anak kambing yang terikat. Menerkam, menerjang, menggilas apa saja.

Pasangan kandidat yang mempunyai ciri bulan (Jokowi – Kalla) lebih suka menata rumah tangga negara dan mengembangkan pertanian. Mereka berpotensi menjadi penurut jika menemukan kecocokan, sehingga bisa menjadi sahabat yang baik tapi mudah dimanfaatkan orang. Sayangnya, juga sekaligus punya hawa kurang bisa membalas budi dan berani kepada atasan atau senior. Bila ini yang menonjol, sang penurut bisa berubah menjadi susah diredakan.

Sementara itu Sang Api (Prabowo – Hatta) sesungguhnya berpotensi terkendali jiwanya bila dikelilingi penasihat-penasihat yang dingin. Keahlian dan minatnya luas, tetapi ambisinya yang besar mudah mengundang para pendukung yang menyalakan emosinya. Seperti peribahasa “melik anggendong lali”, ambisi dan nafsu besar untuk memiliki sesuatu bisa membuat kita lupa diri, lupa segala hal baik. Orang bisa menjadi ganas, penghasut, pemfitnah, dan berusaha mencapai kehendaknya dengan caranya sendiri.

Aura tahun membuat Pilpres 2014 bisa seperti sebuah drama petualangan yang berlangsung cepat dan campur aduk, penuh romantisme, kegembiraan, impulsif, liar, ugal ugalan, sembrono, menguras tenaga, dan dibayangi oleh frustrasi serta kehampaan. Maka siapa yang bisa mengendalikan diri, dingin, jernih, serta mengelola tim dengan baik akan bisa meraih kemajuan

Oleh sebab itu, yang harus diwaspadai oleh dua kandidat beserta para pendukungnya adalah potensi mudah marah, cepat tersinggung, dan besar iri hatinya terhadap yang lain. Agar persaingan merebut RI-1 dan RI-2 berlangsung baik dan tidak memicu hura-hara besar, sebaiknya para kandidat mencari penasihat-penasihat yang dingin dan jernih bagaikan air dari telaga makrifat yang dalam dan tenang, serta sungguh-sungguh menghindari kampanye hitam, fitnah, dan kecurangan. Dua kandidat harus bisa menahan diri serta menghormati satu sama lain, mengendalikan para pendukungnya dan menghayati hakikat Sang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, serta taat dengan sesungguh-sungguhnya taat kepada-Nya. Kalau saja pendaftaran dilakukan antara hari Rabu–Sabtu (21–24 Mei 2014) potensi aura positif akan lebih besar.

Sementara itu, masyarakat luas jangan mudah terpancing ikut memperkeruh suasana dengan menyebarluaskan fitnah dan kampanye hitam yang menyesatkan, yang bisa menimbulkan luka mendalam sekaligus dimurkai Gusti Allah Yang Mahasuci. Janganlah kita terpancing menjadi sok tahu, sok bersih, sok suci, serasa memegang kunci pintu surga. Memang kita harus berani menegakkan amar makruf nahi munkar, tetapi hendaklah kita adil dan waspada, sungguh-sungguh tahu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, bukan karena sekedar kata atau foto dan berita kiriman teman. Jangan lupa, kita masing-masing akan memanen buah perbuatan kita sendiri. Maka jika Anda tidak ingin tersapu badai, janganlah suka menabur angin, menyebarkan gibah dan fitnah.

Para ulama nan bijak bestari dan TNI/Polri harus bisa berdiri tegak secara netral, menjadikan dirinya bagaikan air sejuk yang bisa mendinginkan suasana panas nan membara, dan bukan sebaliknya ikut-ikutan memperbesar nyala api permusuhan. Bisa menjadi bagaikan tali pengikat sapu lidi, bisa menjadi lem yang merekatkan serpihan-serpihan kayu atau tatal, menjadi sebuah tiang seperti tiang Masjid Agung Demak yang kokoh kuat.

Aura abad, bumi, dan langit dalam beberapa dasawarsa terakhir sungguh sedang kurang berpihak kepada negara kepulauan seperti Nusantara kita ini. Yang bila kita tidak hati-hati dan bijaksana dalam bertindak, bahaya perpecahan bangsa dan negara akan menerjang. Dalam kondisi yang seperti ini kita semua harus mengutamakan persatuan dan persaudaraan dengan pelukan kasih sayang yang menenangkan dan menenteramkan satu sama lain.

Demikianlah sekilas catatan selingan di tengah hiruk-pikuk menjelang kampanye Pemilihan Presiden 2014.

 

PRABOWO SUBIANTO

 

Lahir Rabu Pon 17 Oktober 1951 atau 16 Muharam 1371 H, atau 16 Suro 1883 tahun Alip-Saka, wuku Julungpujud, pranotomongso Kalimo. Bisa ditambahkan sekedar sebagai pelengkap, shio Kelinci, bintang Libra.

Kekuatan: memperoleh pancaran aura dari Betara Guritno, Betara Yamadipati dan Betara Asmara,  sehingga pada umumnya tampan, berwibawa, suka bergaya dan tutur katanya halus sedangkan perbuatannya mudah menjadi buah bibir masyarakat. Ia merupakan tipe orang dengan semua potensi, baik maupun buruk, bahkan kekuatan spiritual yang tersembunyi. Ingatannya tajam, bisa menepati janji, tabah hati, tinggi cita-citanya dan cepat meraih keberhasilan. Dengan perlambang burung emprit, jika sudah punya kemauan maka hasratnya besar dan menyala-nyala sukar dihalang-halangi. Senang bicara dan enak didengar, namun tabiat dan wataknya tidak mudah dibaca.

Kelemahan: meski kehidupannya makmur, dalam gambaran wuku ia tidak memiliki gambaran rumah. Itu berarti ia bisa merasakan kemakmuran tanpa harus bersusah payah mencari uang atau memilikinya sendiri, karenanya ia harus berhemat dan jangan cenderung boros. Ia juga tidak memegang “umbul-umbul”, artinya, sebetulnya bagi diri pribadinya, ia kurang begitu cocok untuk posisi yang berkaitan dengan kekuasaan, atau jika berada di posisi itu karena kemauannya yang kuat, maka bila tidak hati hati kekuasan yang diperjuangkan dengan keras tersebut mudah hilang.

Sementara itu karena cenderung mudah berjanji dan perasaannya yang peka, akan dapat membuatnya sakit. Oleh karena itu ia harus hati-hati dan mengelola perasaannya dengan baik. Hal lain yang patut dijaga adalah gengsinya yang tinggi, senang pamer serta dipuji orang bisa membuka peluang dikelilingi para penjilat dan disalahgunakan para penipu.

Peluang: kemauan dan semangat yang besar disertai penampilannya yang tampan simpatik, memberi peluang untuk mewujudkan keinginannya. Jika ia berhasil mengendalikan emosi dan ambisinya, kemudian mengembangkan potensi kearifannya, memantabkan kesucian hati dan budinya, menumbuh-suburkan benih cinta kasihnya terhadap sesama, akan bisa menjadi Mantri Sinaroja, berpeluang besar menjadi tokoh masyarakat terutama tokoh spiritual yang dihormati dan dibutuhkan orang banyak. Kehidupannya makmur dan keberuntungannya tinggi

Ancaman: kemauan dan ambisi yang besar disertai perasaanya yang peka juga bisa menimbulkan ekses negatif bila tidak dikendalikan dengan baik, terutama jika tidak bisa mengendalikan emosi dan kemarahannya. Emosi yang tak terkendali dapat mengundang aura Betara Yamadipati yang keras hati mengamuk bak ular berbisa yang keluar dari liangnya, atau bahkan ibarat air hujan yang mestinya berkah, yang berubah menjadi hujan badai dan banjir. Emosi dan kemarahan bisa memicu sakit hati dan kebencian orang lain, lebih-lebih jika sampai terzalimi.

 

HATTA RAJASA

                                                                                     Lahir Jumat Legi 18 Desember 1953 atau 11 Rabiulakhir 1373H atau 11 Bakda Mulud tahun Jimawal 1885, wuku Wariagung, pranotomongso Kanem, shio Ular, bintang Sagitarius.

Kekuatan: seorang yang keras hati, tinggi keinginan dan pendiriannya, kuat dan bersemangat dalam mencari nafkah serta “cerdik” perilakunya. Memiliki rasa tanggungjawab dalam menjalankan tugas, ramah tamah serta manis budi-bahasanya sehingga banyak pengagumnya.

Kelemahan: cenderung banyak omong, suka menggurui, kurang rendah hati dan mudah sombong. Kurang beramal, tidak tahan kesepian dan senang disanjung.

Peluang: Berkat aura utama dari Sang Maharesi, orang dengan tanda-tanda ini bisa menduduki jabatan resmi yang tinggi dengan rejeki yang bagus.

Ancaman: perpaduan keinginan yang tinggi, keras hati dan kecerdikan bisa melambungkan nasibnya, tapi sekaligus juga bisa menjatuhkan dan merusak kehidupannya, terutama “kecerdikan yang kelewatan”. Sungguh dalam kehidupan ini tidak ada sesuatu yang sempurna betul. Aura Sang Maharesi tidak muncul sendirian, melainkan dibayangi pula oleh aura Betara Kala. Oleh sebab itu “kecerdikannya” tidak boleh dibiarkan liar menjadi kelicikan sekaligus kerakusan seekor monyet. Bila ia tidak mampu mengendalikan, sementara banyak masalah dalam keluarganya, tak pelak lagi berkah “hujan” kedudukan dan rejeki bisa disertai  “petir dan tanah longsor”. Untuk mencegahnya ia juga harus menempa serta menanamkan dengan keras kejujuran, pemaaf, membela yang lemah dan rela berkorban demi orang lain.

 

JOKO WIDODO

 

Lahir Rabu Pon 21 Juni 1961 atau 7 Muharam 1381H atau 7 Suro tahun Jimawal 1893 Saka, wuku Sungsang, pranotomongso Saddha, shio Kerbau, bintang Cancer.

Kekuatan: mempunya sifat, watak dan potensi kehidupan yang digambarkan sebagai aura Betara Guru dan Betara Gana, ia adalah pemimpin dengan semangat dan daya kekuatan yang besar, rajin bekerja dan gigih, disiplin, cerdas, intuisinya tinggi, pendengar yang baik, suka menolong orang yang meminta bantuan meskipun kadang-kadang kurang ikhlas. Ia juga lapang dada, tahan menderita, pemaaf dan cukup berwibawa. Meski pada dasarnya pemaaf dan sabar, namun jangan mempermainkan melebihi batas kesabarannya, sebab ia bisa bertindak bagai banteng ketaton., marah.

Kelemahan: Disamping memiliki banyak kekuatan, ia juga sekaligus memiliki sejumlah kelemahan yang harus disadari dan dikendalikan. Keinginannya mudah tergoda sehingga berpotensi menghalalkan segala cara, senang dengan milik orang lain, cenderung boros, agak gegabah dan kurang bisa membalas budi. Disamping itu juga suka berbohong dan tidak menepati janji, mudah khilaf tidak peduli baik buruk

Peluang: bila suci budinya, mampu mengendalikan keinginannya secara baik dan mengelola semua kekuatannya, bisa menjadi orang yang sukses hidupnya terutama dalam perdagangan dan melayani orang banyak. Bagaikan mantri sinaroja, dihormati orang dan bahagia kehidupannya.

Ancaman: jika keinginannya lepas tanpa kendali disertai ketidakjujuran, apalagi kalau juga rumahtangganya tidak tenteram, bisa mengalami kekecewaan serta kesedihan yang mendalam, ibarat joko wuru tibo, perjaka yang mendadak jatuh lantaran kebingungan. Bahkan bisa lebih dari itu, seperti ungkapan tumurune sapi gumarang ing kandang, sapi yang dirasuki roh jahat yang turun mengamuk di kandang, merusak apa saja. Semoga Tuhan menjaganya.

 

JUSUF KALLA

 

Lahir Jumat Legi, 15 Mei 1942 atau 28 Rabiulakhir 1361 H atau 28 Bakda Mulud tahun Wawu 1873 Saka, wuku Wukir, pranotomongso Desta, shio Kuda, bintang Taurus

Kekuatan: dermawan dan suka membantu orang lain, roman mukanya mudah menimbulkan simpati, baik hati, berwibawa sehingga perintahnya dipatuhi dan menonjol dalam lingkungannya, hidup sederhana meskipun rejekinya cukup buat lebih dari sederhana. Rasa percaya dirinya tinggi, cekatan serta tangkas dalam bertindak termasuk pandai berdebat, sistematis, praktis dan santai. Sayang keluarga dan banyak sahabat.

Kelemahan: sesungguhnya berpotensi kurang tabah dalam pendirian, tidak suka diatasi atau diremehkan. Rasa sayang terhadap keluarga jika berlebihan, sekaligus juga bisa menjadi kelemahan dan ancaman.

Peluang: menjadi pemimpin yang cekatan dalam melaksanakan tugas-tugasnya, berbakat bisnis, bisa menjadi tempat bernaung bagi orang yang kesusahan serta menjadi tempat bertanya di hari tuanya.

Ancaman: walau banyak memiliki kelebihan, tetapi segala sesuatu itu ada batasnya. Bagaikan buah durian yang rasanya legit baunya harum, jika sudah melampui saatnya, maka akan berubah rasa dan aromanya. Sementara itu pembawaannya yang kalem juga ada batasnya, yang apabila dilampaui ia bisa marah sekali dan sanggup melakukan tindakan yang drastis tak terduga.

 

POTENSI HUBUNGAN DAN KERJASAMA ANTAR CALON      

 

Prabowo—Jokowi : hubungan serasi yang kokoh dalam tim akan terbentuk apabila keduanya bisa menghilangkan keengganan satu sama lain.                

Prabowo—Hatta Rajasa : hubungan yang produktif dalam meraih tujuan, asalkan dapat menjalin dan menjaga ikatan serta daya tarik yang tulus dan mendalam.                                                      

Prabowo—Jusuf Kalla : kurang serasi, tak banyak memiliki persamaan kesenangan dan berpotensi besar untuk konflik

Jokowi—Jusuf Kalla : serasi asalkan bisa menghilangkan jurang komunikasi.

Jokowi—Hatta Rajasa : paling ideal, menguntungkan dan bisa kekal.

Jusuf Kalla—Hatta Rajasa : dingin, formal, cenderung kurang bisa saling memahami.

Demikianlah sahabatku, sekali lagi perlu penulis ingatkan bahwa semua itu adalah analisis potensi dan bukan ramalan nasib. Potensi kekuatan dan peluang dapat terwujud jika yang memiliki mampu memahami dirinya dengan baik, kemudian mendayagunakana secara optimal potensi kekuatan dan peluang emasnya. Sementara itu potensi kelemahan dan ancaman diantisipasi secara tepat sehingga bisa dibendung dan dicegah.

Namun sebaliknya, meskipun seseorang memiliki potensi kekuatan dan peluang emas, tapi kalau tidak didayagunakan secara optimal maka peluang tersebut juga tidak akan terwujud. Lebih-lebih apabila potensi kelemahan dan ancamannya diumbar, dibiarkan lepas tanpa kendali.

Semoga kita bisa menjadi insan yang bisa memahami potensi diri kita sendiri, selanjutnya dapat menempatkan dan membawa diri secara baik dalam menapaki kehidupan yang fana ini. Amin. ֍

__________

*) diolah kembali dari pandangan penulis tentang Pemilihan Presiden (Pilpres) dan para calonnya tahun 2014, dan telah dipublikasikan menjelang Pilpres 2014 di dua blog atau website pribadi penulis yaitu  b.wiwoho tasawuf jawa (https://wordpress.com/home/islamjawa.wordpress.com) dan https://bwiwoho.blogspot.com/.

 

 

 

 

 

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda