MEMBACA KEADAAN BANGSA DAN NEGARA ALA KEJAWEN
PROKLAMASI KEMERDEKAAN, PILPRES dan PELANTIKAN PRESIDEN.
Dalam tulisan-tulisan terdahulu „MEMBUKA
PRIMBON JAWA,” serta artikel “ANALISIS SWOT CAPRES-CAWAPRES“ sebelumnya, kita telah meneropong potensi diri p[A1] ara Capres – Cawapres; membahas peluang dan tantangan mereka berdasarkan perhitungan ilmu Kejawen, yang lazim disebut primbon.
Perhitungan Jawa menghasilkan
perkiraan potensi diri dan potensi kejadian yang disajikan dalam bentuk analisa
yang kuranglebih sama dengan analisa SWOT (Strengths-Weaknesses- Opportunities –Threats) di era modern, atau analisa kekepan yaitu kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman. Bagi yang ingin memahami analisa kekepan ini, saya anjurkan membaca artikel yang
saya sebut di bagian depan tadi.
Analisa kekepan
dapat membantu kita membuat antisipasi dan solusi. Karena itu
meskipun seseorang misalkan, memiliki potensi kelemahan dan peluang atau
berpotensi terjadinya hal buruk, tidak otomatis semua potensi tersebut akan
menjadi kenyataan, asalkan yang bersangkutan bisa tahu dan memahami dirinya, kemudian
berusaha mengatasi dan selanjutnya tahu menempatkan diri dan tahu membawa diri.
Demikian pula potensi serta kemungkinan lainnya.
Seseorang yang memahami
kelebihannya dan bisa mendayagunakan dengan baik, lebih-lebih bisa menangkap
serta memanfaatkan peluang yang timbul, sementara itu ia juga bisa mengatasi
kelemahan dan membendung potensi ancamannya, maka orang tersebut akan sukses
dan bahagia dalam kehidupannya.
Sebaliknya, orang yang tidak tau
diri, tidak mengenal, tidak memahami dirinya, kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman diri serta kehidupannya, tentu ia akan menjadi orang yang tidak bisa
menempatkan diri dan tidak bisa membawa diri. Kekuatan dan kelebihan dirinya
dibiarkan sia-sia, kelemahannya tidak diatasi justru diobral dan
ditonjol-tonjolkan, peluang baik disia-siakan, sedangkan ancaman marabahaya
disongsongnya bahkan nyaris tanpa persiapan apa-apa. Maka celakalah hidupnya.
Naudzubillah.
Tenpo hari telah kita bahas
adanya pasangan Calon Presiden -- waktu itu agar tidak memihak salah satu calon
yang sedang berkampanye, maka tidak penulis sebutkan namanya -- yang mempunyai
ciri bulan, yang lebih suka menata rumahtangga negara dan mengembangkan
pertanian. “Mereka berpotensi menjadi penurut jika menemukan kecocokan,
sehingga bisa menjadi sahabat yang baik tapi mudah dimanfaatkan orang.
Sayangnya, juga sekaligus punya hawa kurang bisa membalas budi dan berani
kepada atasan atau senior. Bila ini yang menonjol, sang penurut bisa berubah
menjadi susah diredakan.“ Sekarang penulis bisa sebutkan calon itu adalah Pak
Jokowi, Joko Widodo, sedangkan yang satunya lagi Pak Prabowo.
Kini Pilpres 2024 baru saja usai dan pasangan Presiden terpilih yaitu
Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka juga sudah dilantik. Bagaimana kita
membuat analisis SWOT, bacaan perkiraan keadaan bangsa dan negara ala Kejawen
setelah pelantikan itu? Untuk ini diperlukan pembahasan mengenai Prabowo,
Gibran, Kemerdekan Republik Indonesia, hari pelaksanaan Pilpres dan hari
Pelantikan Presiden – Wakil Presiden, yang akan mempengaruhi satu sama lain. Prabowo
Prabowo bisa dibaca ulang dalam artikel tahun 2014 di atas. Namun bagaimana
dengan yang lain?
PROKLAMASI
KEMERDEKAAN.
Republik Indonesia secara
kalender Jawa lengkap dilahirkan atau diproklamasikan pada hari Jumat Legi jam
10.00 pagi, tanggal 17 Agustus 1945 atau 8 Ramadan 1364 H atau 8 Pasa tahun
1876 Ehe – Saka, wuku Manahil pada
pranoto mongso—perhitungan kalender yang didasarkan pada musim—yaitu mongso
Kaso.
Ciptaan
Gusti Allah yang dilahirkan dengan kalender mingguan Manahil mengandung
pengaruh cahaya kosmis dan alam semesta yang dilambangkan sebagai Satria
Wirang (Satria yang berpotensi mudah dipermalukan). Namun karena Republik
Indonesia juga lahir pada hari Jumat Legi dalam Mongso Kaso maka juga
punya perlambang alam Waseso Segoro, potensi samudera yang besar wibawa
dan pengaruhnya, dilengkapi lambang Bintang
dan lambang binatang Kucing.
Orang yang
dilahirkan, atau kejadian, peristiwa dan lembaga yang didirikan dengan kalender
Jawa lengkap 17 Agustus 1945 memiliki potensi-potensi sebagai berikut:
Kekuatan:
Indonesia
memperoleh pancaran aura Dewa Citragatra dan Brama sehinga potensial menjadi
negeri yang luhur, mulia, berani dalam bersikap tetapi rendah hati
pembawaannya. Negeri ini juga memancarkan hawa ketelitian, mudah belajar dari
kelengahannya dan bangkit penuh kewaspadaan. Bila diibaratkan orang, ia pandai
bicara, ramah, rajin, cerdas dan mampu
dengan cepat bergerak meninggalkan kepedihan yang dialami. Pada dasarnya ia
mendambakan ketulusan dan kebersihan jiwa, periang, optimis, haus ilmu
pengetahuan terutama sastra dan spiritual.
Sebagai
negeri maritim dengan lebih 17.500 pulau dan lebih dari 300 suku bangsa,
Indonesia adalah negara yang menyanyangi rakyatnya, banyak sahabat serta
disukai banyak orang dari berbagai belahan bumi. Kelahiran Jumat Legi pukul
10.00 pagi memiliki sifat liat, bijak lagi berpandangan luas dengan
tenggangrasa besar.
Kelemahan:
Semua yang
ada di alam semesta ini adalah ciptaan, makhluk dan milik Gusti Allah, yang
tidak ada yang mutlak sempurna kecuali Tuhan Sang Maha Pencipta. Demikian pula
Indonesia. Disamping dianugerahi sejumlah potensi kekuatan tadi, juga mempunyai
kelemahan antara lain berpotensi angkuh, takabur serta sifat dan keadaan yang
diibaratkan lintang awor mendung, bintang yang muncul sekaligus bersama
awan mendung, kadang bersinar terang kadang gelap bagai bumi nan diselimuti
awan tebal. Maka bisa suatu saat rajin, tapi bisa saja mendadak menjadi malas.
Bisa sabar, sareh, sumeh, sabar, tenang dan ramah tapi tiba-tiba berubah
menjadi tidak sabaran, grusa-grusu, gegabah, mudah marah, mudah tersinggung dan
kaku. Demikian pula sifat dasarnya yang baik dan sayang lingkungan dan
rakyatnya, satu saat bisa menjadi acuh tak acuh.
Peluang:
Indonesia
bisa menjadi negeri yang makmur sejahtera dan rakyatnya hidup bahagia
apabila bisa mengatasi
kelemahan-kelemahannya, terutama jangan mudah tersinggung, senantiasa waspada
serta menjaga anugerah kekayaan alamnya. Pada dasarnya, Indonesia dilahirkan
untuk babat alas, kerja keras membuka serta mengolah hutan tropis dan
negeri maritim dan vulkanis yang buminya kaya dengan sumber daya alam bagi
kemakmuran rakyatnya. Bidang usaha yang cocok untuk
Indonesia menurut Primbon Jawa adalah perdagangan, pertanian dan industri
maritim termasuk pelayaran. Negeri kita juga mempunyai gambaran potensi masa
depan yang jauh lebih maju di banding zaman-zaman pemerintahan sebelumnya, yang
harus didayagunakan secara gigih dan jujur.
Ancaman:
Mudah dan sering mendapat
bencana, mudah disalahkan, mudah dipermalukan. Punya kecenderungan apabila
marah sukar diredakan, dan lengah sehingga mudah kena tipu daya. Ia juga
gampang terperangkap dalam kesimpangsiuran permasalahannya sendiri, apalagi
jika sudah punya ambisi yang meluap-luap.
PEMILIHAN PRESIDEN
Kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara di Indonesia masa kini, tidak bisa dipisahkan dari
Pemilihan Presiden (Pilpres) serta Pelantikan Presiden terpilih. Kedua
peristiwa ini, demikian pula para pemimpinnya terutama Presiden dan Wakil
Presidennya, ikut menentukan serta mewarnai gambaran sebagaimana yang
dituangkan dalam analisa kekepan sebelumnya.
Pilpres telah berlangsung pada 14 Februari
2024 atau tanggal 5 Sya’ban 1445 H atau 5 Ruwah tahun 1957 Jimawal – Saka. Hari
itu adalah hari Rabu Legi, wuku Julungwangi, mongso Kawolu, serta memiliki aura
sebagaimana yang dipancarkan Betara Yamadipati dan Batara Sambu. Pilpres juga
ditandai dengan lambang alam Bumi, lambang binatang Kucing serta lambang
kehidupan Sumur Sinobo dan Waseso Segoro. Sumur Sinobo atau sumur yang
didatangi banyak orang untuk menimba air. Dalam kaitan potensi diri adalah tempat orang
datang untuk mengatasi dahaga pengetahuan serta kehidupan. Adapun Waseso Segoro
atau kekuatan sekaligus kekuasan samudera, bermakna pengaruh dan wibawa yang
besar. Sesuai dengan ciri-ciri Pilpres yang lalu.
Kekuatan:
Semua itu memberikan potensi
kekuatan Pilpres berupa sifat penuh pengertian, kuat, rejeki berlimpah, membuka
peluang kesibukan bahkan pekerjaan, suasana riang gembira dan optimisme, penuh
ekspresi, akrab dan terbuka. Uniknya, Pilpres 14 Februari 2024 pun memilik kekuatan
sekaligus kelemahan yaitu
mudah kasihan dan omongannya enak di depan, serta pada dasarnya pendiam tapi
kalau sudah bicara suka ngelantur dan umbar janji. Ya sesuai namanya, Pemilihan
Presiden langsung, dengan segala macam
dan bentuk kampanyenya.
Kelemahan:
Mengandung
banyak bibit penyakit termasuk pontensi sial, tidak menepati janji, tipu daya,
menghambur-hamburkan uang, individualis dan tidak punya pendirian, (lihat
kekuatan sekaligus kelemahan di atas).
Peluang:
Potensi
keberuntungan bisa terwujud melalui upaya merendahkan serta bermanis hati lagi
penuh kesabaran.
Ancaman:
Tidak ada
potensi ancaman.
PELANTIKAN
PRESIDEN
Pelantikan Presiden dan
Wakil Presiden hasil Pilpres 14 Februari 2024, telah dilakukan pada tanggal 20
Oktober 2024 atau 17 Rabiulakhir 1446 H atau 18 Mulud tahun 1958 Je-Saka, hari
Minggu Kliwon dalam wuku Julungpujud dan mongso Kalimo, dengan aura yang
dilambangkan oleh Batara Guritno yang tampan serta Betari Sri sebagai lambang kemakmuran
hasil bumi. Disamping aura kedua Dewa tadi, pelantikan ini disertai pula perlambang alam berupa
Matahari, dan perlambang binatang Kera. Sedangkan keterkaitannya dengan alam
semesta, dari wuku Julungpujut yang jatuh pada Minggu Kliwon ibarat kehidupan
lebu katiup angin -- abu atau debu
tertiup angin, dan dari perhitungan mongso diibaratkan satrio wirang – satria
yang dipermalukan.
Kekuatan:
Betara
Guritno memancarkan aura rupawan, sementara Betari atau Dewi Sri melambangkan
kemakmuran hasil bumi. Maka dari segi lahiriah kepemimpinan nasioal kita
memiliki aura penampilan serta tutur kata yang menarik dan serius, jujur lagi
terus terang, dengan hasrat besar yang berkobar menyala-nyala. Punya sifat
belas kasih, teguh pendirian, rajin bekerja, cekatan, berhati lapang tapi tegas. Matahari
mengisyaratkan potensi hati nan terang dan terbuka bagi orang lain, yang
sekaligus mudah disalahgunakan sebagaimana halnya panas api, bisa untuk memasak
tapi bisa pula untuk membakar. Potensi yang juga luar biasa, disamping aura
yang kurang baik, ia pun memiliki aura
orang besar, Mantri Sinaroja, pemimpin cerdas dan kuat yang berwibawa,
dihormati.
Kelemahan:
Potensi
kelemahannya antara lain hasrat besarnya cenderung tidak mau dikoreksi apalagi
dihalangi, sedangkan kecekatan yang berlebihan berpotensi grusa-grusu,
gegabah. Yang juga perlu disadari, punya potensi kurang mau mendengar sekaligus
kurang mau menerima pendapat orang. Ada pula potensi kelemahan namun
sekaligus kekuatan yakni tidak punya rasa enggan. Sementara hasrat besar
yang meluas ke mana-mana bisa menjadikan perjuangan dan program tidak fokus.
Peluang:
Peluang
mencapai kebahagiaan cukup besar apabila mampu mengendalikan hasrat, fokus,
mengendalikan hawa nafsu dan tidak grusa-grusu apalagi gegabah serta
kuat prihatinnya Jika berhasil kita bisa dengan cepat mewujudkan kemakmuran dan
kebahagian hidup masyarakat luas. Adapun bidang usaha yang berpotensi bagus
adalah perdagangan.
Ancaman:
Potensi
ancaman apa yang kita hadapi? Ngabul-abul lemah, terjemahan katanya
adalah mengorek-orek, mengaduk-aduk tanah sehingga debunya berhamburan,
berterbangan . Hakikat maknanya, tidak fokus dalam pekerjaan, grusa-grusu
dan kurang menerapkan skala prioritas karena hasratnya yang meluas dan tidak
fokus . Meskipun sebetulnya niatnya
baik, hal itu bisa menimbulkan kritik, ketidakpuasan, menyalahkan pemerintah
bahkan fitnah dan permusuhan.
Waktu
pelantikan nampaknya juga sejalan dengan kondisi alam Indonesia yang kurang
baik, sehingga berpotensi banyak bencana. Sementara itu kecintaan pada
lingkungan termasuk lingkungan pergaulan dan tim, serta hatinya yang lapang dan
pemaaf, mudah disalahgunakan oleh para penjilat, yang pada akhirnya menjadi
ancaman besar dalam mewujudkan hasrat besar dan peluang suksesnya.
GIBRAN
RAKABUMING RAKA
Gibran lahir pada 1
Oktober 1987 atau 7 Safar 1408 H 7 Sapar
tahun 1920 Dal-Saka, hari Kamis Legi, wuku Sinta, mongso Kapat (IV), dengan
aura yang dilambangkan oleh Dewa penyabut nyawa Yamadipati serta Betara Rudra. Dalam
cerita pewayangan, Dewa Rudra punya nama sebutan Dewa Angkara, karena
sifat dan perwatakannya yang kaku, keras hati, cepat marah, iri hati, serakah,
dan mau menang sendiri, selalu merasa ingin lebih dari pada yang lain.
Disamping
aura kedua Dewa tadi, orang kelahiran wuku Sinta mongso Kapat disertai pula
perlambang alam berupa Angin dan perlambang binatang Kucing. Sedangkan
keterkaitannya dengan alam semesta,
ibarat kehidupan dua satria sekaligus, yang satu sama lain nyaris berlawanan yakni
Satrio Wibowo – satria berwibawa dan
Satrio Wirang – satria yang dipermalukan.
Kekuatan:
Pada dasarnya,
orang berwuku Sinta mongso Kapat itu baik budi, bijaksana, senang mencari ilmu,
luwes, kuat, pendiam, rendah hati, optimistis dan mudah melupakan penderitaan,
kuat bergadang serta berbakat sebagai pedagang. Meski pada dasarnya pendiam,
tapi jika sudah bicara pandai merangkai kalimat, ramah dan rajin bekerja.
Kelemahan:
Potensi
kelemahannya adalah melikan, mudah tergoda untuk menginginkan sesuatu,
gampang ditipu, keras kepala dan jika sudah punya keinginan susah dihalangi,
usil, mudah tersinggung dan mudah marah tapi senang disanjung, ucapannya bisa
bertentangan dengan pikirannya, kurang bisa memelihara pesahabatan bahkan mudah
bermusuhan.
Peluang:
Orang
dengan ciri-ciri primbon Jawa seperti ini memiliki peluang besar dalam
kehidupan, kewibawaan, kemuliaan dan rejekinya mengalir, asalkan bisa menjalani kehidupan berdasarkan
keluhuran budi, serta dengan sabar pandai mengatasi kelemahan-kelemahannya,
termasuk tidak nggengge mongso, jangan mendahului waktu, mendahului
kehendak Tuhan. Yang terakhir ini dalam kepercayaan Jawa berlaku bagi semua
orang, tidak tergantung wuku atau kekuasaannya, dan akibatnya tidak bagus.
Ancaman:
Potensi
ancaman apa saja yang dihadapinya? Kehidupannya dapat cepat berubah akibat
keadaan alam, bencana, musibah dan perjalanan kehidupannya yang mengumbar
kelemahan. Jika potensi kelemahan itu tidak bisa dia atasi, maka lambang Satrio
Wibowo bisa berubah menjadi Satrio Wirang. ***
PELUANG INDONESIA MASA DEPAN
Sebagaimana
telah dikemukakan di bagian depan, kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara di Indonesia masa lalu, kini dan yang akan datang, secara umum bisa
ditelaah dari analisa kekepan Republik Indonesia, sebagai acuan dasar.
Tapi itu
saja tidak cukup, karena dalam perjalanan kehidupannya akan diwarnai oleh
siapa-siapa yang menghuni dan mengelolanya. Pengaruh besar terutama berasal
dari Presiden – Wakil Presiden, disusul Pelantikan Presiden – Wakil Presiden,
sedangkan Pemilihan Presiden bisa menjadi ilustrasi atau pengaya materi.
Mengapa?
Untuk bisa berlayar dengan baik, kapal Indonesia harus memiliki awak kapal yang dikomandani oleh nahkoda dan wakilnya,
dalam hal ini Presiden dan Wakil Presiden, yang dilantik pada 20 Oktober 2024
serta dipilih dalam Pemilihan Presiden pada 14 Februari 2024.
Jadi kalau
Indonesia diibaratkan sebuah kapal besar yang berlayar di samudera lepas, maka
gambaran kondisinya bisa dihasilkan dari mencermati dan mengkaji berbagai
potensinya dalam analisa SWOT atau kekepan yang telah disajikan
di atas. Secara garis besar atau kerangka gambaran bisa dilihat dari
peluang-peluangnya, sedangkan kekuatan, kelemahan dan ancaman berfungsi sebagai
coretan detail dan pewarnaan. Namun apabila kelemahan tidak bisa diatasi bahkan
bersimaharajalela, sementara ancaman tidak bisa dibendung, maka peluang tak
mungkin bisa terwujud bahkan negeri kita
bisa runtuh dan pecah berpulau-pulau, bersuku-suku. Naudzubillah.
Mari kita
coba lihat peluang-peluangnya yang semoga dengan rahmat dan berkah Tuhan bisa
segera terwujud:
1). Indonesia bisa menjadi negeri yang makmur sejahtera dan rakyatnya
hidup bahagia apabila bisa mengatasi
kelemahan-kelemahannya, terutama jangan mudah tersinggung, senantiasa waspada
serta menjaga anugerah kekayaan alamnya. Pada dasarnya, Indonesia dilahirkan
untuk babat alas, kerja keras membuka serta mengolah hutan tropis,
vulkanis dan negeri maritim yang buminya kaya dengan sumber daya alam bagi
kemakmuran rakyatnya. Bidang usaha yang cocok untuk
Indonesia menurut Primbon Jawa adalah perdagangan, pertanian dan industri
maritim termasuk pelayaran. Cocok dengan kondisi geografis, geostrategis dan
geopolitik. Negeri kita juga mempunyai gambaran potensi masa depan yang jauh
lebih maju di banding zaman-zaman pemerintahan sebelumnya, yang harus
didayagunakan secara gigih dan jujur (Peluang Republik Indonesia).
2). Peluang Pemerintah
atau tim awak kapal dalam mencapai kebahagiaan cukup besar apabila mampu mengendalikan
hasrat, fokus, mengendalikan hawa nafsu dan tidak grusa-grusu apalagi
gegabah serta kuat prihatinnya Jika berhasil kita bisa dengan cepat mewujudkan
kemakmuran dan kebahagiaan hidup masyarakat luas. Adapun bidang usaha yang
berpotensi bagus adalah perdagangan. (Peluang Pelantikan Presiden sebagai
Pimpinan Nasional atau awak kapal).
3). Kemauan dan semangat yang
besar disertai penampilannya yang tampan simpatik dari Presiden, memberi peluang untuk mewujudkan
keinginannya. Jika ia berhasil mengendalikan emosi dan ambisinya, berhasil
mengatasi ancaman-ancaman antara lain menggalang tim „burung rajawali“ dan
bukan „burung pemakan bangkai“, serta
menjaga jangan sampai dikelilingi para penjilat, kemudian mengembangkan potensi
kearifannya, memantabkan kesucian hati dan budinya, menumbuh-suburkan benih
cinta kasihnya terhadap sesama, bisa berpeluang besar menjadi tokoh masyarakat
terutama tokoh spiritual yang dihormati dan dibutuhkan orang banyak. (Peluang Prabowo Subianto)
4). Wakil Presiden Gibran,
memiliki potensi peluang besar dalam kehidupan, kewibawaan, kemuliaan dan
rejeki yang mengalir, asalkan bisa
menjalani kehidupan berdasarkan keluhuran budi, serta dengan sabar pandai
mengatasi kelemahan-kelemahannya, termasuk tidak nggengge mongso, jangan
mendahului waktu. (Peluang Gibran).
5). Potensi keberuntungan bisa terwujud melalui upaya bermanis dan merendahkan hati serta penuh
kesabaran. (Peluang
Pemilihan Presiden).
Demikianlah, garis besar bacaan keadaan bangsa dan negara Indonesia
dilihat dari kacamata Kejawen. Boleh percaya boleh tidak. Karena yang sungguh
Mahatahu lagi Mahakuasa hanyalah Gusti Allah, Tuhan Yang Mahakuasa, Allah Swt.
Tuhan yang segenap jiwa raga dan nasib kita senantiasa berada dalam
genggamanNya. Sungguh hanya kepadaNyalah kita berserah diri dan mohon
pertolongan. Amin ***
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda