Selasa, 26 Agustus 2025

MEMBACA KEADAAN BANGSA DAN NEGARA ALA KEJAWEN

 

PROKLAMASI KEMERDEKAAN, PILPRES dan PELANTIKAN PRESIDEN.

 

Dalam tulisan-tulisan terdahulu „MEMBUKA PRIMBON JAWA,” serta artikel “ANALISIS SWOT CAPRES-CAWAPRES“  sebelumnya, kita telah meneropong potensi diri p[A1] ara Capres – Cawapres; membahas peluang dan tantangan mereka berdasarkan perhitungan ilmu Kejawen, yang lazim disebut primbon.

 

Perhitungan Jawa menghasilkan perkiraan potensi diri dan potensi kejadian yang disajikan dalam bentuk analisa yang kuranglebih sama dengan analisa SWOT (Strengths-Weaknesses- Opportunities –Threats) di era modern, atau analisa kekepan yaitu kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Bagi yang ingin memahami analisa kekepan ini, saya anjurkan membaca artikel yang saya sebut di bagian depan tadi.

 

Analisa kekepan  dapat membantu kita membuat antisipasi dan solusi. Karena itu meskipun seseorang misalkan, memiliki potensi kelemahan dan peluang atau berpotensi terjadinya hal buruk, tidak otomatis semua potensi tersebut akan menjadi kenyataan, asalkan yang bersangkutan bisa tahu dan memahami dirinya, kemudian berusaha mengatasi dan selanjutnya tahu menempatkan diri dan tahu membawa diri. Demikian pula potensi serta kemungkinan lainnya.

 

Seseorang yang memahami kelebihannya dan bisa mendayagunakan dengan baik, lebih-lebih bisa menangkap serta memanfaatkan peluang yang timbul, sementara itu ia juga bisa mengatasi kelemahan dan membendung potensi ancamannya, maka orang tersebut akan sukses dan bahagia dalam kehidupannya.

 

Sebaliknya, orang yang tidak tau diri, tidak mengenal, tidak memahami dirinya, kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman diri serta kehidupannya, tentu ia akan menjadi orang yang tidak bisa menempatkan diri dan tidak bisa membawa diri. Kekuatan dan kelebihan dirinya dibiarkan sia-sia, kelemahannya tidak diatasi justru diobral dan ditonjol-tonjolkan, peluang baik disia-siakan, sedangkan ancaman marabahaya disongsongnya bahkan nyaris tanpa persiapan apa-apa. Maka celakalah hidupnya. Naudzubillah.

 

Tenpo hari telah kita bahas adanya pasangan Calon Presiden -- waktu itu agar tidak memihak salah satu calon yang sedang berkampanye, maka tidak penulis sebutkan namanya -- yang mempunyai ciri bulan, yang lebih suka menata rumahtangga negara dan mengembangkan pertanian. “Mereka berpotensi menjadi penurut jika menemukan kecocokan, sehingga bisa menjadi sahabat yang baik tapi mudah dimanfaatkan orang. Sayangnya, juga sekaligus punya hawa kurang bisa membalas budi dan berani kepada atasan atau senior. Bila ini yang menonjol, sang penurut bisa berubah menjadi susah diredakan.“ Sekarang penulis bisa sebutkan calon itu adalah Pak Jokowi, Joko Widodo, sedangkan yang satunya lagi Pak Prabowo.

 

Kini Pilpres 2024 baru saja usai dan pasangan Presiden terpilih yaitu Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka juga sudah dilantik. Bagaimana kita membuat analisis SWOT, bacaan perkiraan keadaan bangsa dan negara ala Kejawen setelah pelantikan itu? Untuk ini diperlukan pembahasan mengenai Prabowo, Gibran, Kemerdekan Republik Indonesia, hari pelaksanaan Pilpres dan hari Pelantikan Presiden – Wakil Presiden, yang akan mempengaruhi satu sama lain. Prabowo Prabowo bisa dibaca ulang dalam artikel tahun 2014 di atas. Namun bagaimana dengan yang lain?

 

PROKLAMASI KEMERDEKAAN.

 

Republik Indonesia secara kalender Jawa lengkap dilahirkan atau diproklamasikan pada hari Jumat Legi jam 10.00 pagi, tanggal 17 Agustus 1945 atau 8 Ramadan 1364 H atau 8 Pasa tahun 1876 Ehe – Saka,  wuku Manahil pada pranoto mongso—perhitungan kalender yang didasarkan pada musim—yaitu mongso Kaso.

 

Ciptaan Gusti Allah yang dilahirkan dengan kalender mingguan Manahil mengandung pengaruh cahaya kosmis dan alam semesta yang dilambangkan sebagai Satria Wirang (Satria yang berpotensi mudah dipermalukan). Namun karena Republik Indonesia juga lahir pada hari Jumat Legi dalam Mongso Kaso maka juga punya perlambang alam Waseso Segoro, potensi samudera yang besar wibawa dan pengaruhnya,   dilengkapi lambang Bintang dan lambang binatang Kucing.

Orang yang dilahirkan, atau kejadian, peristiwa dan lembaga yang didirikan dengan kalender Jawa lengkap 17 Agustus 1945 memiliki potensi-potensi sebagai berikut:

 

Kekuatan:

Indonesia memperoleh pancaran aura Dewa Citragatra dan Brama sehinga potensial menjadi negeri yang luhur, mulia, berani dalam bersikap tetapi rendah hati pembawaannya. Negeri ini juga memancarkan hawa ketelitian, mudah belajar dari kelengahannya dan bangkit penuh kewaspadaan. Bila diibaratkan orang, ia pandai bicara, ramah, rajin,  cerdas dan mampu dengan cepat bergerak meninggalkan kepedihan yang dialami. Pada dasarnya ia mendambakan ketulusan dan kebersihan jiwa, periang, optimis, haus ilmu pengetahuan terutama sastra dan spiritual.

Sebagai negeri maritim dengan lebih 17.500 pulau dan lebih dari 300 suku bangsa, Indonesia adalah negara yang menyanyangi rakyatnya, banyak sahabat serta disukai banyak orang dari berbagai belahan bumi. Kelahiran Jumat Legi pukul 10.00 pagi memiliki sifat liat, bijak lagi berpandangan luas dengan tenggangrasa besar.

Kelemahan:

Semua yang ada di alam semesta ini adalah ciptaan, makhluk dan milik Gusti Allah, yang tidak ada yang mutlak sempurna kecuali Tuhan Sang Maha Pencipta. Demikian pula Indonesia. Disamping dianugerahi sejumlah potensi kekuatan tadi, juga mempunyai kelemahan antara lain berpotensi angkuh, takabur serta sifat dan keadaan yang diibaratkan lintang awor mendung, bintang yang muncul sekaligus bersama awan mendung, kadang bersinar terang kadang gelap bagai bumi nan diselimuti awan tebal. Maka bisa suatu saat rajin, tapi bisa saja mendadak menjadi malas. Bisa sabar, sareh, sumeh, sabar, tenang dan ramah tapi tiba-tiba berubah menjadi tidak sabaran, grusa-grusu, gegabah, mudah marah, mudah tersinggung dan kaku. Demikian pula sifat dasarnya yang baik dan sayang lingkungan dan rakyatnya, satu saat bisa menjadi acuh tak acuh.

Peluang:

Indonesia bisa menjadi negeri yang makmur sejahtera dan rakyatnya hidup bahagia apabila  bisa mengatasi kelemahan-kelemahannya, terutama jangan mudah tersinggung, senantiasa waspada serta menjaga anugerah kekayaan alamnya. Pada dasarnya, Indonesia dilahirkan untuk babat alas, kerja keras membuka serta mengolah hutan tropis dan negeri maritim dan vulkanis yang buminya kaya dengan sumber daya alam bagi kemakmuran rakyatnya. Bidang usaha yang cocok untuk Indonesia menurut Primbon Jawa adalah perdagangan, pertanian dan industri maritim termasuk pelayaran. Negeri kita juga mempunyai gambaran potensi masa depan yang jauh lebih maju di banding zaman-zaman pemerintahan sebelumnya, yang harus didayagunakan secara  gigih  dan jujur.

Ancaman:

Mudah dan sering mendapat bencana, mudah disalahkan, mudah dipermalukan. Punya kecenderungan apabila marah sukar diredakan, dan lengah sehingga mudah kena tipu daya. Ia juga gampang terperangkap dalam kesimpangsiuran permasalahannya sendiri, apalagi jika sudah punya ambisi yang meluap-luap.

PEMILIHAN PRESIDEN

 

Kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia masa kini, tidak bisa dipisahkan dari Pemilihan Presiden (Pilpres) serta Pelantikan Presiden terpilih. Kedua peristiwa ini, demikian pula para pemimpinnya terutama Presiden dan Wakil Presidennya, ikut menentukan serta mewarnai gambaran sebagaimana yang dituangkan dalam analisa kekepan sebelumnya.

Pilpres telah berlangsung pada 14 Februari 2024 atau tanggal 5 Sya’ban 1445 H atau 5 Ruwah tahun 1957 Jimawal – Saka. Hari itu adalah hari Rabu Legi, wuku Julungwangi, mongso Kawolu, serta memiliki aura sebagaimana yang dipancarkan Betara Yamadipati dan Batara Sambu. Pilpres juga ditandai dengan lambang alam Bumi, lambang binatang Kucing serta lambang kehidupan Sumur Sinobo dan Waseso Segoro. Sumur Sinobo atau sumur yang didatangi banyak orang untuk menimba air. Dalam kaitan potensi diri adalah tempat orang datang untuk mengatasi dahaga pengetahuan serta kehidupan. Adapun Waseso Segoro atau kekuatan sekaligus kekuasan samudera, bermakna pengaruh dan wibawa yang besar. Sesuai dengan ciri-ciri Pilpres yang lalu.

Kekuatan:

Semua itu memberikan potensi kekuatan Pilpres berupa sifat penuh pengertian, kuat, rejeki berlimpah, membuka peluang kesibukan bahkan pekerjaan, suasana riang gembira dan optimisme, penuh ekspresi, akrab dan terbuka. Uniknya, Pilpres 14 Februari 2024 pun memilik kekuatan sekaligus kelemahan  yaitu mudah kasihan dan omongannya enak di depan, serta pada dasarnya pendiam tapi kalau sudah bicara suka ngelantur dan umbar janji. Ya sesuai namanya, Pemilihan Presiden langsung,  dengan segala macam dan bentuk kampanyenya.

 

Kelemahan:

Mengandung banyak bibit penyakit termasuk pontensi sial, tidak menepati janji, tipu daya, menghambur-hamburkan uang, individualis dan tidak punya pendirian, (lihat kekuatan sekaligus kelemahan di atas).

Peluang:

Potensi keberuntungan bisa terwujud melalui upaya merendahkan serta bermanis hati lagi penuh kesabaran.

Ancaman:

Tidak ada potensi ancaman.

 

 

PELANTIKAN PRESIDEN

 

Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden hasil Pilpres 14 Februari 2024, telah dilakukan pada tanggal 20 Oktober 2024 atau 17 Rabiulakhir 1446 H atau 18 Mulud tahun 1958 Je-Saka, hari Minggu Kliwon dalam wuku Julungpujud dan mongso Kalimo, dengan aura yang dilambangkan oleh Batara Guritno yang tampan serta Betari Sri sebagai lambang kemakmuran hasil bumi. Disamping aura kedua Dewa tadi, pelantikan  ini disertai pula perlambang alam berupa Matahari, dan perlambang binatang Kera. Sedangkan keterkaitannya dengan alam semesta, dari wuku Julungpujut yang jatuh pada Minggu Kliwon ibarat kehidupan lebu katiup angin  -- abu atau debu tertiup angin, dan dari perhitungan mongso diibaratkan satrio wirang – satria yang dipermalukan.

Kekuatan:

Betara Guritno memancarkan aura rupawan, sementara Betari atau Dewi Sri melambangkan kemakmuran hasil bumi. Maka dari segi lahiriah kepemimpinan nasioal kita memiliki aura penampilan serta tutur kata yang menarik dan serius, jujur lagi terus terang, dengan hasrat besar yang berkobar menyala-nyala. Punya sifat belas kasih, teguh pendirian, rajin bekerja, cekatan,  berhati lapang tapi tegas. Matahari mengisyaratkan potensi hati nan terang dan terbuka bagi orang lain, yang sekaligus mudah disalahgunakan sebagaimana halnya panas api, bisa untuk memasak tapi bisa pula untuk membakar. Potensi yang juga luar biasa, disamping aura yang kurang baik, ia pun memiliki  aura orang besar, Mantri Sinaroja, pemimpin cerdas dan kuat yang berwibawa, dihormati.

Kelemahan:

Potensi kelemahannya antara lain hasrat besarnya cenderung tidak mau dikoreksi apalagi dihalangi, sedangkan kecekatan yang berlebihan berpotensi grusa-grusu, gegabah. Yang juga perlu disadari, punya potensi kurang mau mendengar sekaligus kurang mau menerima pendapat orang. Ada pula potensi kelemahan namun sekaligus kekuatan yakni tidak punya rasa enggan. Sementara hasrat besar yang meluas ke mana-mana bisa menjadikan perjuangan dan program tidak fokus.

Peluang:

Peluang mencapai kebahagiaan cukup besar apabila mampu mengendalikan hasrat, fokus, mengendalikan hawa nafsu dan tidak grusa-grusu apalagi gegabah serta kuat prihatinnya Jika berhasil kita bisa dengan cepat mewujudkan kemakmuran dan kebahagian hidup masyarakat luas. Adapun bidang usaha yang berpotensi bagus adalah perdagangan.

Ancaman:

Potensi ancaman apa yang kita hadapi? Ngabul-abul lemah, terjemahan katanya adalah mengorek-orek, mengaduk-aduk tanah sehingga debunya berhamburan, berterbangan . Hakikat maknanya, tidak fokus dalam pekerjaan, grusa-grusu dan kurang menerapkan skala prioritas karena hasratnya yang meluas dan tidak fokus .  Meskipun sebetulnya niatnya baik, hal itu bisa menimbulkan kritik, ketidakpuasan, menyalahkan pemerintah bahkan fitnah dan permusuhan.

Waktu pelantikan nampaknya juga sejalan dengan kondisi alam Indonesia yang kurang baik, sehingga berpotensi banyak bencana. Sementara itu kecintaan pada lingkungan termasuk lingkungan pergaulan dan tim, serta hatinya yang lapang dan pemaaf, mudah disalahgunakan oleh para penjilat, yang pada akhirnya menjadi ancaman besar dalam mewujudkan hasrat besar dan peluang suksesnya.

 

GIBRAN RAKABUMING RAKA

 

Gibran lahir pada 1 Oktober 1987 atau 7 Safar 1408 H  7 Sapar tahun 1920 Dal-Saka, hari Kamis Legi, wuku Sinta, mongso Kapat (IV), dengan aura yang dilambangkan oleh Dewa penyabut nyawa Yamadipati serta Betara Rudra. Dalam cerita pewayangan, Dewa Rudra punya nama sebutan Dewa Angkara, karena sifat dan perwatakannya yang kaku, keras hati, cepat marah, iri hati, serakah, dan mau menang sendiri, selalu merasa ingin lebih dari pada  yang lain.

Disamping aura kedua Dewa tadi, orang kelahiran wuku Sinta mongso Kapat disertai pula perlambang alam berupa Angin dan perlambang binatang Kucing. Sedangkan keterkaitannya dengan alam semesta,  ibarat kehidupan dua satria sekaligus,  yang satu sama lain nyaris berlawanan yakni Satrio Wibowo – satria berwibawa dan  Satrio Wirang – satria yang dipermalukan.

Kekuatan:

Pada dasarnya, orang berwuku Sinta mongso Kapat itu baik budi, bijaksana, senang mencari ilmu, luwes, kuat, pendiam, rendah hati, optimistis dan mudah melupakan penderitaan, kuat bergadang serta berbakat sebagai pedagang. Meski pada dasarnya pendiam, tapi jika sudah bicara pandai merangkai kalimat, ramah dan rajin bekerja.

Kelemahan:

Potensi kelemahannya adalah melikan, mudah tergoda untuk menginginkan sesuatu, gampang ditipu, keras kepala dan jika sudah punya keinginan susah dihalangi, usil, mudah tersinggung dan mudah marah tapi senang disanjung, ucapannya bisa bertentangan dengan pikirannya, kurang bisa memelihara pesahabatan bahkan mudah bermusuhan.

Peluang:

Orang dengan ciri-ciri primbon Jawa seperti ini memiliki peluang besar dalam kehidupan, kewibawaan, kemuliaan dan rejekinya mengalir,  asalkan bisa menjalani kehidupan berdasarkan keluhuran budi, serta dengan sabar pandai mengatasi kelemahan-kelemahannya, termasuk tidak nggengge mongso, jangan mendahului waktu, mendahului kehendak Tuhan. Yang terakhir ini dalam kepercayaan Jawa berlaku bagi semua orang, tidak tergantung wuku atau kekuasaannya, dan akibatnya tidak bagus.

Ancaman:

Potensi ancaman apa saja yang dihadapinya? Kehidupannya dapat cepat berubah akibat keadaan alam, bencana, musibah dan perjalanan kehidupannya yang mengumbar kelemahan. Jika potensi kelemahan itu tidak bisa dia atasi, maka lambang Satrio Wibowo bisa berubah menjadi Satrio Wirang. ***

 

PELUANG INDONESIA MASA DEPAN

 

Sebagaimana telah dikemukakan di bagian depan, kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia masa lalu, kini dan yang akan datang, secara umum bisa ditelaah dari analisa kekepan Republik Indonesia, sebagai acuan dasar.

Tapi itu saja tidak cukup, karena dalam perjalanan kehidupannya akan diwarnai oleh siapa-siapa yang menghuni dan mengelolanya. Pengaruh besar terutama berasal dari Presiden – Wakil Presiden, disusul Pelantikan Presiden – Wakil Presiden, sedangkan Pemilihan Presiden bisa menjadi ilustrasi atau pengaya materi.

Mengapa? Untuk bisa berlayar dengan baik, kapal Indonesia harus memiliki awak kapal yang dikomandani oleh nahkoda dan wakilnya, dalam hal ini Presiden dan Wakil Presiden, yang dilantik pada 20 Oktober 2024 serta dipilih dalam Pemilihan Presiden pada 14 Februari 2024.

Jadi kalau Indonesia diibaratkan sebuah kapal besar yang berlayar di samudera lepas, maka gambaran kondisinya bisa dihasilkan dari mencermati dan mengkaji berbagai potensinya dalam analisa SWOT atau kekepan yang telah disajikan di atas. Secara garis besar atau kerangka gambaran bisa dilihat dari peluang-peluangnya, sedangkan kekuatan, kelemahan dan ancaman berfungsi sebagai coretan detail dan pewarnaan. Namun apabila kelemahan tidak bisa diatasi bahkan bersimaharajalela, sementara ancaman tidak bisa dibendung, maka peluang tak mungkin bisa terwujud bahkan negeri kita   bisa runtuh dan pecah berpulau-pulau, bersuku-suku. Naudzubillah.

Mari kita coba lihat peluang-peluangnya yang semoga dengan rahmat dan berkah Tuhan bisa segera terwujud:                                 1). Indonesia bisa menjadi negeri yang makmur sejahtera dan rakyatnya hidup bahagia apabila  bisa mengatasi kelemahan-kelemahannya, terutama jangan mudah tersinggung, senantiasa waspada serta menjaga anugerah kekayaan alamnya. Pada dasarnya, Indonesia dilahirkan untuk babat alas, kerja keras membuka serta mengolah hutan tropis, vulkanis dan negeri maritim yang buminya kaya dengan sumber daya alam bagi kemakmuran rakyatnya. Bidang usaha yang cocok untuk Indonesia menurut Primbon Jawa adalah perdagangan, pertanian dan industri maritim termasuk pelayaran. Cocok dengan kondisi geografis, geostrategis dan geopolitik. Negeri kita juga mempunyai gambaran potensi masa depan yang jauh lebih maju di banding zaman-zaman pemerintahan sebelumnya, yang harus didayagunakan secara  gigih  dan jujur (Peluang Republik Indonesia).

2). Peluang Pemerintah atau tim awak kapal dalam mencapai kebahagiaan cukup besar apabila mampu mengendalikan hasrat, fokus, mengendalikan hawa nafsu dan tidak grusa-grusu apalagi gegabah serta kuat prihatinnya Jika berhasil kita bisa dengan cepat mewujudkan kemakmuran dan kebahagiaan hidup masyarakat luas. Adapun bidang usaha yang berpotensi bagus adalah perdagangan. (Peluang Pelantikan Presiden sebagai Pimpinan Nasional atau awak kapal).

3). Kemauan dan semangat yang besar disertai penampilannya yang tampan simpatik dari Presiden,  memberi peluang untuk mewujudkan keinginannya. Jika ia berhasil mengendalikan emosi dan ambisinya, berhasil mengatasi ancaman-ancaman antara lain menggalang tim „burung rajawali“ dan bukan „burung pemakan bangkai“,  serta menjaga jangan sampai dikelilingi para penjilat, kemudian mengembangkan potensi kearifannya, memantabkan kesucian hati dan budinya, menumbuh-suburkan benih cinta kasihnya terhadap sesama, bisa berpeluang besar menjadi tokoh masyarakat terutama tokoh spiritual yang dihormati dan dibutuhkan orang banyak.   (Peluang Prabowo Subianto)

 

4). Wakil Presiden Gibran, memiliki potensi peluang besar dalam kehidupan, kewibawaan, kemuliaan dan rejeki yang mengalir,  asalkan bisa menjalani kehidupan berdasarkan keluhuran budi, serta dengan sabar pandai mengatasi kelemahan-kelemahannya, termasuk tidak nggengge mongso, jangan mendahului waktu. (Peluang Gibran).

 

5). Potensi keberuntungan bisa terwujud melalui upaya  bermanis dan merendahkan hati serta penuh kesabaran.           (Peluang Pemilihan Presiden).

 

Demikianlah, garis besar bacaan keadaan bangsa dan negara Indonesia dilihat dari kacamata Kejawen. Boleh percaya boleh tidak. Karena yang sungguh Mahatahu lagi Mahakuasa hanyalah Gusti Allah, Tuhan Yang Mahakuasa, Allah Swt. Tuhan yang segenap jiwa raga dan nasib kita senantiasa berada dalam genggamanNya. Sungguh hanya kepadaNyalah kita berserah diri dan mohon pertolongan. Amin ***

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 [A1]

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda