LAKSAMANA PURN TEDJO EDHI TENTANG MBG
Laksamana TNI (Purn) Tedjo Edhi Purdijatno S.H:
JURU SELAMAT DARI KEADAAN YANG MENGKHAWATIRKAN *)
MBG (Makan Bergizi Gratis): utamakan keunggulan lokal,
mulai dari desa, libatkan kantin sekolah dan UMKM-Koperasi.
Para
peserta bedah buku dari latar belakang dan profesi yang berbeda, telah
menyampaikan pandangan-pandangan yang saling melengkapi dan memperkuat
satu-sama lain, yang masya Allah, mengggambarkan keadaan bangsa dan negara yang
mengkhawatirkan, mundur ke belakang, krisis etika, krisis karakter, mengalami
deformasi dan dalam banyak hal tidak sedang dalam keadaan baik-baik saja
Acara
bedah buku trilogi Tonggak-Tonggak
Orde Baru, dimaksudkan untuk memetik hikmah dari masa lalu dan sekarang,
demi mewujudkan kejayaan Indonesia, yang dirumuskan semaksimal mungkin menjadi
bahan Strategi Pembangunan Masa Depan.
Dari acara bedah
buku terungkap kita sedang berada di era deformasi, karena praktik
operasionalnya berbanding terbalik dengan makna reformasi tahun 1998. Terutama,
semenjak diberlakukan UUD NRI 1945 produk Amandemen alias UUD 2002.
Semenjak digulirkannya Reformasi, kebebasan
tanpa batas berkembang pesat meninggalkan aspek moral, etika dan sopan santun.
Norma dan budaya bangsa Indonesia sedikit demi sedikit telah terkikis akibat
masuknya budaya asing yang merusak nilai-nilai warisan the founding fathers
kita. Banyak tantangan dan permasalahan di segala aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara telah
terjadi di negara kita. Etika dan karakter oleh para pembicara dan pembahas
dalam bedah buku dinilai sangat rusak, haus pesona dunia terutama harta dan
kekuasaan menyimpang jauh dari nilai-nilai moral keagamaan. sehingga sungguh
tepat pandangan Presiden Prabowo dalam
bukunya yang diterbitkan pada Januari 2022 dengan judul Paradoks Indonesia
dan Solusinya, termasuk bagaimana kita dalam keadaan darurat korupsi.
Kita bisa belajar banyak dari
sejarah bangsa-bangsa di dunia dan juga dari bangsa kita sendiri, tentang jatuh
bangun sesuatu kekuasaan dan Pemerintahan di masa lalu. Pelajaran penting
yang bisa kita petik dari pengalaman di bawah
pemerintahan otoriter Indonesia selama hampir 40 tahun (Orde Lama dan Orde Baru), yaitu menyangkut soal konstitusi, peranan
politik tentara dan pemerintahan otoriter
yang selalu berkecenderungan memperpanjang masa
berkuasanya. (Prof.Dr.Salim Haji Said:
Waspadai Kecenderungan Bangkitnya Otoritarianisme, buku ketiga Tonggak-Tonggak
Orde Baru).
Di
banyak negara, perpanjangan masa
berkuasa menjadi akar dan landasan pembangunan dinasti.
Pelajaran sekaligus peringatan ini berlaku sepanjang
masa, dan bagi siapa saja termasuk Indonesia di era Reformasi.
Dari sejarah menurut
Prof.Salim Said, kita bisa belajar bahwa ancaman
terhadap reformasi dan demokratisasi
di Indonesia adalah para elite yang menguasai
partai-partai. Ditambah lagi dengan berbagai
skandal korupsi para politisi baik di pusat maupun di
daerah-daerah, mulai menimbulkan semacam
democratic fatigue, kelelahan demokrasi dalam masyarakat, yang pada gilirannya bukan tidak mungkin membuka kesempatan bagi lahirnya
kebutuhan akan “orang kuat” yang diharapkan menjadi juru selamat, dan
bukan sistem yang kuat, yang dianggap dan diharapkan menjadi juru selamat.
Berbagai dampak,
akibat serta saran solusinya, dibahas dan dituangkan dalam buku prosiding ini,
terutama yang bersifat strategi kebijakan, yang meliputi aspek-aspek ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya dan
pertahanan-keamanan.
Meskipun demikan
kami juga membahas beberapa hal yang agak teknis tetapi menjadi perhatian besar
masyarakat yaitu Makan Bergizi Gratis.
Pada saat bedah buku
diselenggarakan (11 Oktober 2024), kita sedang akan memberikan makan bergizi gratis (MBG)
kepada anak-anak sekolah kita. Bagaimana mekanismenya? Apakah akan diberikan
dalam bentuk uang atau bahan baku atau dalam bentuk sudah jadi masakan? Kalau
sudah jadi masakan, yang di gunung itu bagaimana mengantarkannya?
Saran kita, mendayagunakan kantin di setiap
sekolah, kemudian ada ahli gizi yang membimbing agar masakan dan makanan di
kantin-kantin tersebut bergizi baik.
Selanjutnya anak-anak sekolah yang memperoleh makan gratis makan di kantin
tadi, dan Pemerintan membayarnya. Perlu diingat, kita adalah negeri maritim
yang memiliki laut luas dengan hasil laut melimpah dengan gizi bagus demi
mencerdaskan generasi muda kita. Maka ini harus dimanfaatkan dengan baik bagi
program makan gratis.
Demikian pula potensi besar kita dalam bidang
pertanian dalam arti luas termasuk peternakan, perikanan darat, perkebunan dan
kehutanan, harus didayagunakan dan diutamakan, khususnya keunggulan-keungulan
lokal yang ada, sehinga juga bisa sekaligus mengembangkan pembangunan serta
perekonomian daerah dan masyarakat setempat, melalui Usaha Menengah, Kecil dan
Koperasi setempat. MBG dengan demikian bisa jadi wahana membangun Indonesia
mulai dari desa.
Satu hal menarik yang berkembang dalam bedah buku
adalah, harapan besar terhadap Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, untuk
bisa tampil menjadi Pemerintahan dengan sistem yang kuat, yang menjadi juru
selamat dalam mengatasi deformasi serta berbagai gambaran keadaan yang
mengkhawatirkan dewasa ini.
Akhirul kalam, saya yang dipercaya oleh panitia bedah
buku, penulis buku saudara B.Wiwoho, penyelenggara yaitu Gerakan Beli Indonesia
dan Penerbit Buku Kompas serta para pembicara utama untuk menutup bedah buku
sekaligus kalam Penutup buku prosiding, menyampaikan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terlibat dalam acara
dan penerbitan buku yang sesuai tema ini, yakni: STRATEGI PEMBANGUNAN MASA DEPAN, Memetik
Hikmah Masa Lalu dan Sekarang Demi Mewujudkan Keyajaan Indonesia.
Semoga Allah Yang Mahakuasa meridhoi, merahmati,
memberkahi usaha dan niat baik kita serta segera menolong kita mewujudkan
Kejayaan Indonesia, negeri maritim Nusantara yang aman tenteram, adil makmur
jaya sentosa. Amin. *)
*) Buku Strategi
Pembangunan Masa Depan, Penerbit Panji Masyarakat, April 2025 : 165 -168. (Edisi lengkap
telpon 081235306821 – 0811873332). Sambutan Penutup bedah buku
trilogi : The Untold Story TONGGAK-TONGGAK
ORDE BARU, Penerbit Buku Kompas.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda