Selasa, 01 Mei 2018

Apa Kata Ka Bakin Tentang: Hariman Siregar, Aktivis Yang Melegenda


·       


Jakarta 15 Januari 1974, terjadi kerusuhan sosial paling hebat sejak Peristiwa G30S. Sebanyak 11 orang dilaporkan meninggal, 177 orang luka berat, 120 luka ringan dan 775 orang ditahan. Sebanyak 807 mobil dan 187 sepeda motor  serta 144 bangunan rusak atau terbakar. Kerugian harta benada lain sulit dihitung, tetapi sedikitnya 160 kilogram emas hilang dari sejumlah toko perhiasan.

Kerusuhan yang kemudian dikenal sebagai Peristiwa Malari itu dipicu oleh gerakan mahasiswa di berbagai daerah khususnya Jakarta,semenjak semester kedua tahun 1973. Mereka bergerak antara lain menuntut agar strategi pembangunan Pemerintah Orde Baru jangan hanya sekedar mengejar pertumbuhan, namun mengutamakan pemerataan bagi masyarakat luas. Dalam rangka itu mereka juga mengingatkan bahaya modal asing yang tidak menunjang tujuan pembangunan dan tidak dapat memberikan kesempatan kerja lebih banyak kepada rakyat. Apalagi jika tenaga-tenaga asing yang masuk tidak memahami kebudayaan dan adat-istiadat bangsa Indonesia, bahkan sebaliknya para karyawan Indonesia harus tunduk pada adat-istiadat mereka.

Hal yang menarik dari gerakan mahasiswa yang dipimpin oleh Hariman Siregar ini adalah kemampuannya menggalang isu-isu yang menyentuh secara tepat kehidupan masyarakat luas, serta menggerakkannya  menjadi sebuah Travelling  Discussion yang diselenggarakan di berbagai tempat dan kampus di berbagai daerah yang diikuti tidak hanya oleh mahasiswa tapi juga para budayawan, buruh, pelajar dan kaum intelektual dengan liputan media massa yang cukup luas.
 
Menanggapi tuntutan dan gerakan mahasiswa tersebut, pada 11 Januari 1974 Presiden Soeharto menerima serta berdialog dengan 90 orang mahasiswa yang mewakili 31 Dewan Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi. Pada akhir acara, Pak Harto menyerahkan buku-buku Repelita I kepada mahasiswa, dan tidak seperti biasanya, dalam kesempatan itu ia memeluk sang tamu, Hariman Siregar. 

Unik juga pemaparan Peristiwa Malari oleh Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara, yang kemudian juga dijadikan salah satu bahan vonis Hakim terhadap Hariman Siregar, yang pada hari ini 1 Mei 2018 genap berusia 68 tahun.  Di masa sekarang, laporan itu menunjukkan dinamika gerakan mahasiswa yang luar biasa di masa lalu. Kisah selengkapnya disajikan dalam bab 8 buku “Jenderal YOGA, Loyalis di Balik Layar.”

Foto: Hariman Siregar (baju putih) bersama sahabat-sahabatnya  lintas kalangan dan daerah.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda