Minggu, 08 April 2018

Para Pahlawan Nusantara di Afrika Selatan (17): HIKMAH DARI TANJUNG HARAPAN


Hikmah dari Tanjung Harapan.





Apapun latar belakang mereka orang-orang Nusantara yang dibuang ke Tanjung Harapan - Afrika Selatan, baik sebagai budak maupun tahanan, mereka adalah para pahlawan. Para budak adalah rakyat jelata yang tak berdaya, yang dengan rantai besi yang melilit anggota tubuhnya , dirampas dari keluarganya serta dibuang dari tanah tumpah darahnya. Sedangkan para tokoh yang pada umumnya adalah para bangsawan dan ulama di daerahnya, terpaksa menjadi tawanan lantaran melawan penjajahan Belanda atau menolak dominasi VOC, perusahaan dagang Belanda. Jika mereka tidak melawan dan bersedia bekerjasama bahkan tunduk menjadi kompradornya sebagaimana beberapa bangsawan yang lain, tentulah nasibnya tidak seburuk yang mereka alami. Tetapi itu tidak mereka lakukan.

Semangat dan peranan mereka beserta para keturunannya dalam melawan penjajahan sampai di Afrika Selatan, telah diakui oleh bangsa dan Pemerintah Afrika Selatan. Sementara sampai tulisan ini dibuat, belum banyak dari kita bangsa Indonesia yang mengetahui apalagi mengenalnya. Bahkan lebih jauh lagi menjadi tanda tanya besar, sejauh mana kita memahami serta mengambil hikmat atas sejarah yang mereka torehkan dengan darah, airmata dan jiwa mereka dalam melawan invasi dan penetrasi penjajah bangsa asing, yang masuk ke Indonesia dengan dalih bisnis, tapi ujung-ujungnya adalah penjajahan di segala bidang kehidupan, yang berlangsung selama tiga setengah abad.

Sebagaimana diajarkan oleh Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia, Bung Karno, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pahlawannya. Demikian pula ajakan beliau jasmerah,  atau jangan sekali-sekali melupakan sejarah, termasuk sejarah para pahlawan kita yang dibuang ke Afrika Selatan, serta sejarah bagaimana Portugis dan Belanda  dengan kedok bisnis, tapi pada akhirnya menjajah kita. Semoga kita tidak akan pernah melupakannya. Karena hegemoni, nafsu untuk menguasai manusia yang satu atas yang lain, bangsa yang satu atas bangsa yang lain itu telah berlangsung sepanjang sejarah manusia itu sendiri, dan akan terus berlangsung sampai kapan pun; hanya varian, bentuk dan caranya saja yang berbeda.  Semoga kita bisa memetik hikmah, ruh dan semangat perjuangan pahlawan-pahlawan tersebut. Aamiin. Foto mural pembebasan dan kemerdekaan di dermaga Pulau "Penjara" Robben.(ikuti selanjutnya BAGIAN II: PERGULATAN CAKRANINGRAT – MATARAM - KOMPENI).

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda