Senin, 26 April 2021

Sayidiman Suryohadiprojo: MEMPELAJARI INVASI SENYAP PERUSAHAAN DAGANG VOC, RELEVAN DENGAN MASA KINI.

Buku Membaca Nusantara dari Afrika, Menelusuri Jejak Para Pejuang Yang Terbuang ini, berisi catatan perjalanan wisata sejarah para pejuang Nusantara, antara lai Cakraningrat IV yang makamnya berada di pulau Robben, Afrika Selatan, karena  pahlawan itu dibuang Belanda ke sana.

Selain Cakraningrat IV, di Afrika Selatan ternyata banyak makam  tokoh-tokoh yang dibuang Belanda, antara lain Syekh Yusuf  dari Makassar -- yang oleh Presiden Soeharto dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional. Di samping itu, ada makam  tokoh-tokoh dari berbagai daerah yang juga mengalami pembuangan setelah perlawanan mereka dikalahkan Belanda.

Pembuangan tokoh-tokoh ini dilakukan oleh perusahaan dagang Belanda, Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), yang tidak saja melakukan kegiatan dagang normal, tetapi juga kegiatan yang mengarah pada penguasaan wilayah atau politik teritorial. Kegiatan ini menjadi  awal dari  kolonisasi Belanda atas Indonesia. Demikian pula kolonisasi daerah lain di Asia oleh Inggris, Spanyol dan Portugal.

Buku ini menguraikan bagaimana VOC memasuki konflik antara dua penguasa lokal. Ada pihak yang minta bantuan VOC untuk mengalahkan lawannya atau pesaingnya. VOC lalu minta kompensasi kepada pihak yang minta bantuan itu. Jika lawan berhasil dikalahkan, terjadilah perluasan penguasaan wilayah VOC. Dengan cara itu,  banyak wilayah Nusantara jatuh dalam kekuasaan VOC. Usaha memecah-belah antara para penguasa di Nusantara dan penetrasi senyap, yang tidak jarang diperkuat dengan tindakan menyuap dan melemahkan semangat perlawanan para Raja dan Sultan -- Inilah yang membuat Belanda sukses menjajah Nusantara.

Membaca buku ini memunculkan pemahaman tentang politik penjajahan bangsa Eropa terhadap Indonesia, serta  perlawanan  bangsa Indonesia terhadap usaha itu, termasuk pemahaman mengenai politik divide et impera atau politik adu domba. Oleh sebab itu penting memahami bagaimana bangsa-bangsa di Nusantara dapat dikalahkan  Belanda dengan penetrasi senyap atau tanpa kekuatan senjata. Hal ini relevan dengan keadaan masa kini, karena  bangsa Indonesia menghadapi berbagai ancaman dan tantangan dari luar. Kekuatan dari luar yang ingin menguasai Indonesia melancarkan tindakan ekonomi, seperti investasi, yang kemudian mengakibatkan penguasaan bagian wilayah tertentu  dari wilayah kita karena  kita tidak menyadarinya. Usaha itu tidak jarang disertai tindakan suap sehingga para pemimpin kita mengikuti kehendak pihak luar.

Dalam bidang pertambangan, pihak Indonesia mengizinkan pihak luar  membawa tenaga kerja asing dengan alasan tenaga kerja Indonesia belum mampu atau tidak memiliki kecapakan. Pihak luar kemudian membawa tenaga kerja dalam jumlah besar hingga melampaui jumlah penduduk di tempat usaha tambang tersebut. Ironisnya hal itu disetujui para pemimpin yang kemudian tidak sanggup memaksa para tenaga kerja asing untuk kembali ke negaranya sendiri ketika pekerjaan sudah selesai. Tenaga kerja yang dibawa dari luar itu kemudian menjadi penduduk wilayah tadi dan pihak luar tersebut membangun wilayah itu seakan-akan wilayah negaranya sendiri. Maka terjadi masalah gawat yang mengganggu kedaulatan negara kita.

Hal serupa terjadi ketika Indonesia membangun infrastruktur, seperti pelabuhan, bandara dan jalur kereta api. Bantuan keuangan dari luar yang jumlahnya besar  belum tentu dapat dibayar kembali sehingga pihak pemberi bantuan kemudian menguasai proyek tersebut. Hal seperti itu disebut investment trap dan  sudah banyak terjadi di negara Afrika dan di Sri Lanka, yang berakibat pada penguasaan di sana. Apabila abai, hal serupa tidak mustahil bisa terjadi pula di Indonesia. 

Selain itu, pihak luar menggunakan kelompok orang Indonesia untuk melakukan usaha yang menguntungkan mereka. Kegiatan yang dinamakan proxy war ini sejak awal abad ke 20 sudah terjadi. Di Indonesia bentuknya bisa berupa pemanfaatan agama untuk mempengaruhi banyak orang agar mengikuti kehenak pihak luar.

Membaca buku ini dapat menumbuhkan kesadaran atas berbagai kemungkinan penguasaan wilayah dan kedaulatan negara kita oleh kekuasaan dari luar secara senyap -- tak semata-mata dengan invasi militer besar-besaran.  Semoga timbul kesadaran masyarakat akan bahaya invasi dan penetrasi senyap yang dapat terjadi atau bahkan sudah mulai terjadi, serta  ancamannya  terhadap kedaulatan Indonesia.

Buku diterbitkan oleh Pustaka IIMaN Group, dengan ukuran 13,5 X 20 Cm, tebal 265 halaman.   Telp: 081380582795.

Selasa, 20 April 2021

Jenderal TNI (Purn) Widjojo Soejono: HIKMAH DARI SEJARAH KELAM PENJAJAHAN BELANDA

 

V.O.C. Belanda menetap di Jayakarta mulai tahun 1611. Sultan Agung menyerang Jayakarta pada tahun 1628 dan 1629, tidak berhasil kemudian terjadi dialog antara Sultan dengan Pangeran Purbaya yang menyarankan sebaiknya perang diakhiri sebab bukankah kedatangan V.O.C. Belanda itu hanya untuk berdagang. Dialog ini meski tampak sederhana namun sesungguhnya menunjukkan sikap abai, toleransi yang salah dan defisit kewaspadaan.

Secara faktual selama beberapa dekade terakhir ini telah terjadi sebuah proses globalisasi yang demi kelestarian, kesejahteraan dan daya saing bangsa harus kita sikapi dengan cerdas dalam arti peluangnya kita manfaatkan sedang ancamannya kita kenali dan jinakkan. Pengalaman pahit cukup lama sebagai negeri jajahan harus menjadi pelajaran berharga, bukan saja dalam menghadapi globalisasi namun juga dalam kancah Perang Asymetris yang semakin canggih dan kompleks. Negara Bangsa atau Nation State merupakan tatanan umat manusia dimuka bumi yang paling realistik dan telah final meskipun ia perlu membuat adaptasi – adaptasi sesuai tuntutan zaman. Namun Negara Bangsa atau Nation State itu untuk melestarikan eksistemsinya perlu tetap bersikap waspada dan menjauhi sikap abai.

Buku Wisata Ziarah: MEMBACA NUSANTARA DARI AFRIKA, MENELUSURI JEJAK PARA PEJUANG YANG TERBUANG yang dikembangkan dengan mengungkapkan jejak sejarah ribuan pejuang nusantara yang dibuang ke Afrika Selatan ini  terbit tepat waktu, mengingatkan kita untuk mengambil hikmah dari sejarah kelam yang menyebabkan bangsa dan tanah air kita di jajah oleh Belanda cukup lama.

Buku diterbitkan oleh Pustaka IIMaN Group, dengan ukuran 13,5 X 20 Cm, tebal 265 halaman.   Telp: 081380582795.

(Foto dari kiri ke kanan: B.Wiwoho – Jenderal TNI (Purn) Widjojo Soejono – Letjen TNI (Purn) Sayidiman Suryohadiprojo dan Prof.Dr.Gunawan Sumodiningrat).