Jumat, 30 Juni 2023

Pelucuran 2 buku yaitu K.H.Ali Yafie Membumikan Pesan Langit dan Bertasawuf Mengolah Karsa Rahsa Cipta.

Wapres Sebut KH Ali Yafie Manusia Indonesia Terbaik

·     Sudrajat – detikHikmah

 


Jakarta - Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin menyebut Prof KH Ali Yafie sebagai salah satu manusia istimewa dan terbaik yang dimiliki bangsa ini. Sebab ulama dan cendekiawan muslim itu punya banyak kontribusi secara signifikan dalam kehidupan masyarakat dan kebangsaan.

Tokoh kelahiran Wani-Donggala Sulawesi Tengah pada 1 September 1926 dan wafat pada 25 Februari 2023 di RS Premier Bintaro itu juga disebutnya sebagai sosok berintegritas dan rendah hati.

"Manusia terbaik adalah orang yang berusia panjang dan amalnya baik," kata Wapres Maruf Amin mengutip sebuah hadis. Ia menyampaikan hal itu dalam sambutan melalui rekaman video di acara peluncuran buku "KH Ali Yafie Membumikan Pesan Langit", Minggu (25/6/2023). Buku setebal 546 + xxxii halaman itu diinisiasi antara lain oleh aktivis Malari 1974 Hariman Siregar, wartawan senior yang juga penulis puluhan buku, Bambang Wiwoho, dan Helmy Ali Yafie (putra KH Ali Yafie).

Turut diluncurkan dalam kesempatan yang sama buku "Bertasawuf, Mengolah Karsa, Rahsa, Cipta" karya B. Wiwoho dengan pengantar Prof Ali Yafie.

 



Selengkapnya, baca artikel detikhikmah, "Wapres Sebut KH Ali Yafie Manusia Indonesia Terbaik" selengkapnya https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6791751/wapres-sebut-kh-ali-yafie-manusia-indonesia-terbaik.

Kedua buku tersebut diterbitkan oleh:

Penerbit: Panji Masyarakat Multimedia Nusantara (Panjimas Book), telpon: 0831-5916-1521m website: panjimasyarakat.com dan panjimasbook.com

 

 

 

 

 

 

 

 

Baca artikel detikhikmah, "Wapres Sebut KH Ali Yafie Manusia Indonesia Terbaik" selengkapnya https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6791751/wapres-sebut-kh-ali-yafie-manusia-indonesia-terbaik.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

 

Selasa, 27 Juni 2023

BUKU BERTASAWUF MENGOLAH KARSA RAHSA CIPTA Memaknai Kehidupan. Dilengkapi Minhajul ‘Abidin Al-Ghazali

 


Telah terbit buku BERTASAWUF MENGOLAH KARSA RAHSA CIPTA Memaknai Kehidupan. Dilengkapi Minhajul ‘Abidin Al-Ghazali, penulis B.Wiwoho.

Ukuran 14x21 Cm, tebal xxi + 318 halaman. Penerbit: Panjimas Book, telpon 0831-5916-1521, website: panjimasyarakat.com dan panjimasbook.com

BUKU K.H.ALI YAFIE MEMBUMIKAN PESAN LANGIT, Tapak Perjuangan, Catatan dan Kesan para Sahabat, Murid dan Keluarga.

 


Telah terbit buku K.H.ALI YAFIE MEMBUMIKAN PESAN LANGIT, Tapak Perjuangan, Catatan dan Kesan para Sahabat, Murid dan Keluarga. B.Wiwoho,et.al, Editor: Suryana Sudrajat.

 Ukuran 14x21 Cm, tebal xxxii + 546 halaman. Penerbit: Panjimas Book, telpon 0831-5916-1521, website: panjimasyarakat.com dan panjimasbook.com

 

Peluncuran Buku K.H. ALI YAFIE MEMBUMIKAN PESAN LANGIT, Tapak Perjuangan, Catatan dan Kesan para Sahabat, Murid dan Keluarga, serta buku BERTASAWUF MENGOLAH KARSA, RAHSA, CIPTA

 

WAKIL Presiden Ma’ruf Amin menyebutkan, KH Ali Yafie, ulama besar Indonesia, sebagai salah satu manusia terbaik. Dengan anugerah usia yang panjang hingga 96 tahun, serta sederet peran positif di berbagai bidang, sebagaimana hadits Rasulullah SAW yang menyebutkan bahwa sebaik-baiknya manusia adalah orang yang panjang usianya dan baik karyanya.

 


“KH Ali Yafie merupakan tokoh istimewa. Beliau memiliki ilmu agama mendalam. Berkontribusi signifikan dalam kehidupan kemasyarakatan dan kebangsaan. Aktif di dunia pemikiran pendidikan dan organisasi keagamaan, serta dikenal sebagai figur yang tawadhu dan berintegritas,” kata Wapres Ma’ruf Amin saat menyampaikan sambutannya di acara peluncuran buku ‘KH Ali Yafie, Membumikan Pesan Langit’ dan buku ‘Bertasawuf, Mengolah Karsa Rahsa Cipta’, Minggu (25/6/2023). 

Wapres menyampaikan sambutannya melalui video yang ditayangkan di acara yang dihadiri oleh banyak tokoh, antara lain istri Presiden RI ke-4,  Hj. Sinta Nuriyah, mantan Ketua MK Prof Jimly Assidiqi, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Mayjen (TNI) Purn Prijanto, Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Anwar Abbas  dan 120 tokoh tokoh lainnya. 

Wapres menyebutkan, jejak KH Ali Yafie sebagai pucuk pimpinan MUI, PBNU dan ICMI, menjadi bukti kiprah terbaik dalam ranah kehidupan kemasyarakatan. “Kehadiran beliau bersama tokoh bangsa lainnya saat proses pergantian orde baru menuju era reformasi menjadi penanda sumbangsih beliau, di ranah kehidupan kebangsaan,” ujar Wapres.

Sementara pemikiran di bidang sosial, menurut Wapres, KH Alie Yafie mengaktualisasikan dan membumikan ajaran-ajaran agama dalam konteks kehidupan masyarakat dan negara. Ini merupakan salah satu warisan KH Alie Yafie di dunia pemikiran, sekaligus cermin kedalaman ilmu agamanya.

Wapres mengaku mengenal KH Alie Yafie dengan sangat baik. KH Alie adalah sosok yang layak menjadikan panutan generasi muda masa kini dan mendatang, terutama saat bangsa kita tengah berikhtiar untuk mewujudkan Indonesia emas. 

“Tidak terhitung karya dan amal beliau yang menginspirasi saya pribadi. Beliau  adalah sosok yang layak menjadikan panutan generasi muda masa kini dan mendatang. Semoga karya dan keteladanan beliau mampu dilanjutkan oleh generasi selanjutnya,” kata Wapres Ma’ruf Amin.

 


Buku KH Ali Yafie, Membumikan Pesan Langit merupakan catatan tapak perjuangan almarhum serta tulisan para sahabat, murid dan keluarga. Buku yang diluncurkan berkenaan dengan 100 hari wafatnya KH Ali Yafie tersebut cukup tebal, yakni 546 + xxxii halaman. (berukuran 14x21 CM). Karena begitu banyaknya tokoh yang ingin menuangkan catatan kesan terhadap almarhum, yakni sebanyak 40 penulis. 

“Terima kasih atas kerja keras tim, hingga akhirnya buku ini diterbitkan dan diluncurkan hari ini. Saya tidak menyangka bukunya setebal ini, acaranya sebagus ini. Dihadiri 150 tokoh yang rata-rata kenal dan dekat dengan Kyai Ali Yafie,” kata ketua pengarah penerbitan buku, Hariman Siregar.

Tokoh aktivis mahasiswa tahun 1974-an yang juga tokoh reformasi ini dikenal dekat dengan KH Ali Yafie, bersama Bambang Wiwoho, pemimpin umum Panji Masyarakat.

“Saya juga heran, Hariman Siregar hanya mampu ditundukkan oleh Kyai Ali Yafie,” H Abdullah Syarwani, Ketua Lakpesdam PBNU pertama pada masa khidmah 1985-1988 saat bicara di panggung, sebagai sahabat KH Ali Yafie. 

 

Ide pembuatan buku ini, menurut A  Suryana Sudrajat, editor dalam penerbitan buku ini, penyiapannya mulai dari penyusunan rencana isi buku sampai peluncuran dilaksanakan oleh sebuah panitia, yang dibentuk sepekan setelah KH Ali Yafie pulang ke rahmatullah. 

KH Ali Yafie sendiri adalah ketua Dewan Penasihat Panji Masyarakat (PM), yang bergiat mengelola panjimasyarakat.com dan menerbitkan buku, baik cetak maupun digital. “Bagi kami di PM, Kiai Ali Yafie bukan sekadar tempat bertanya dan meminta nasihat, melainkan guru rohani atau spiritual, atau semacam mursyid dalam khazanah tasawuf,” kata Suryana, yang juga Pemimpin Redaksi Panjimasyarakat.com, penerbit buku KH Ali Yafie. 

 


Buku itu merupakan hasil kerja bareng antara tim Panji Masyarakat  dan keluarga KH  Ali Yafie. Selain dari para kontributor, tulisan-tulisan di buku ini dikerjakan oleh tim PM dan keluarga Puang, di bawah arahan tim pengarah yang terdiri dari dr.Hariman Siregar sebagai ketua, Bambang Wiwoho, Syakieb Bafagih, Helmi A.Yafie, Saiful A.Yafie dan Abdul Rahman Ma'mun.  Sementara untuk tim peluncuran buku, ketua tim adalah HB Tamam Yafie sebagai ketua, sekretaris Eko Satiya Hushada, dengan anggota Enny Anggraeni, Ulya Helmi A.Yafie, Arham Basid, Endang Diah Iriani, Triana Indriati serta  Yusnaeni.

Mengutip tulisan Helmi A Yafie, salah seorang putra KH Yafie di buku tersebut, KH Alie Yafie lahir dengan nama Muhammad Ali al Yafie. “Tetapi entah bagaimana, dan entah sejak kapan, kemudian lebih dikenal dengan nama Ali Yafie. Mungkin karena lidah Bugis agak ribet dengan nama Muhammad Ali al Yafie, sehingga cenderung menyingkat dengan nama Ali Yafie saja,” kata Helmi.  Uniknya, tambah Helmi, ayah –demikian Helmi menyebut KH Ali Yafie– menulis namanya dengan Ali Yafie. Seingat Helmi, nama Ali Yafie sudah populer di Makassar sekitar tahun 1970-an.

KH Ali Yafie lahir di Wani, Donggala, 1 September 1926. Wani sekarang adalah sebuah desa di Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Berada di daerah pesisir pantai, yang sebagian besar penduduknya, atau sekitar 80% adalah suku Bugis. Sebagian lagi keturunan Arab. 

Menurut sejarah, zaman dulu Wani adalah bagian dari Kerajaan Labuan. Wani dalam bahasa setempat berarti ‘lebah’. Mungkin karena di sekitar daerah itu terdapat banyak Lebah Madu, turut Helmi.

Buku pendamping yang dilucurkan yang juga banyak memuat pemikiran serta keteladanan hidup Ali Yafie, yaitu Bertasawuf Mengolah Karsa, Rahsa, Cipta Memaknai Kehidupan, Dilengkapi Minhajul ‘Abdin Al-Ghazali, juga berukuran 14x21 CM, setebal 318 + xxi halaman. (Telpon kontak: 0831-5916-1521, panjimasyarakat.com dan panjimasbook.com). *****