INDONESIA : Dalam Bahaya, Dikuasai Para Maling dan Bubar 2015…?
   Rabu, 10 Agustus 2011 - 
Admin 03 KIC   

Bendera Indonesia / Kompasiana
 
REDAKSI :  Indonesia sungguh sedang 
diuji, baik oleh anak negeri maupun orang asing. Sehari setelah berita 
tertangkapnya Nazaruddin, bukan pujian yang didapat pemerintah karena 
mampu memulai berhasil menangkap tersangka koruptor tetapi penyataan 
pernyataan yang tidak sedap terdengar.
Indonesia Dalam Bahaya
Dimulai dari pertemuan 45 tokoh nasional
 di Hotel Four Season, Jakarta, Senin (8/8/2011) malam, sepakat melihat 
keadaan negara kini sedang mengalami krisis yang bisa membawa Indonesia 
ke arah bahaya, darurat.
Setidaknya ada 7 krisis nasional yang 
melanda. Yakni krisis kewibawaan kepala pemerintahan, krisis kewibawaan 
kepala negara, krisis kepercayaan terhadap parpol, krisis kepercayaan 
kepada parlemen, krisis efektifitas hukum, krisis kedaulatan sumber daya
 alam, krisis kedaulatan pangan, krisis pendidikan, krisis integrasi 
nasional.
Adnan Buyung menyampaikan mesti ada satu
 gerakan untuk melakukan pembaharuan lagi. Langkahnya, tentu dengan 
meminta pertanggungjawaban presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Karena 
presidenlah yang harus bertanggungjawab sebagai pemimpin.
“Tanggungjawab mampu mengatasinya. 
Dengan iklas, sukarela mengundurkan diri secara terhormat,” ujar Buyung 
 yang akrab dengan beberapa pergantian kekuasaan di Republik ini.
Berikut nama 45 tokoh nasional yang tadi
 malam menyerukan pembubaran pemerintah itu: Prof. Dr. Ali Yafie, Prof. 
Bismar Siregar, Cholil Badawi, KH.Moehammad Zain, Jen (Purn) Tyasno 
Sudarto, Letjen (purn) Suharto, Monang Siburian, Hariman Siregar, 
Soegeng Sarjadi, Sukardi Rinarkit, Muslim Abdurrachman, Chris Siner 
K.Timu, Romo Benny Susetyo, B.Wiwoho, D.H.Assegaf, Prof.Syafii Maarif, 
Komarudin, Sunardi, Amir H.Daulay, Adnan Buyung nasution, Prof.Anwar 
Nasution, Nurman Diah, Mulyana W Kusumah, Haris Rusly, Indro Thahjono, 
Jamester Simarmata, Martinus Situmorang, Rizal Ramli, Noegroho 
Djajoesman, Andreas A Yewangoe,Pdt, Eggi Sudjana, Burzah Zarnubi, Fanny 
Habibie, Sri Palupi, Dedy Julianto, Tamrin Amal Tomagola, Gleny 
Kairupan, Murwanto, Jarot, Dibyo, Beno, Tjuk Kasturi Sukiadi, Helmy 
A.Yafie, Otje Soedito dan Saaiful A Yafie
Indonesia dikuasai Maling
Berlanjut di di Duta Merlin  Jakarta, 
 Selasa (9/8/2011) dalam sebuah diskusi yang diselenggarakan oleh Rumah 
Perubahan yang bertema Pengadilan Hosni Mubarak; Pelajaran bagi 
Indonesia.
Pakar Indonesia dari Notrhtwestern 
University AS, Prof. Jeffry Winters mengingatkan, salah satu kegagalan 
utama gerakan reformasi 1998 di Indonesia adalah tidak disiapkannya 
sistem hukum yang kuat. Karenanya, Indonesia menjadi suatu negara yang 
anomali.
Dia mengutarakan krisis ini berbahaya 
kalau dibiarkan terus. Ini akan mengarah ke keadaan bahaya. Darurat ini 
jadinya nantinya. Ini yang harus kita cegah terjadi.
Dikatakan Jeffry, secara prosedural, 
demokrasi di Indonesia sudah cukup bagus. Namun secara substansial, 
masih harus banyak diperbaiki. Sistem demokrasi yang sekarang dikuasai 
para maling. Hanya mereka yang punya uang banyak yang bisa naik. Setelah
 berkuasa, mereka kembali maling untuk mengembalikan sekaligus meraup 
untung dari investasi yang dikeluarkan. Yang terjadi seperti lingkaran 
setan.
Indonesia Bubar 2015
Di Tahun 2008 lalu, Djuyoto Suntani, 
Presiden Komite Perdamaian Dunia (World Peace Committee) yang  seorang 
putra Indonesia, meramalkan Indonesia pecah tahun 2015. Djuyoto 
menganggap pemusnahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai 
bagian dari skenario internasional, yang ia sebut dengan Invisible 
Organization lluminati. Institusi kemasyarakatan internasional yang 
dipimpinnya saat ini, memiliki jaringan di seluruh dunia dan mempunyai 
pengaruh kuat pada dunia internasional.
Tidak seorangpun mengira negara Uni 
Soviet yang merupakan negara super power dapat pecah dan musnah dalam 
sekejap. Negara yang dulunya disegani dan menjadi tumpuan kekuatan Fakta
 Pertahanan Warsawa di Eropa tersebut, di awal tahun 1990 akhirnya 
terpecah menjadi 15 negara merdeka. Demikian juga negara Yugoslavia yang
 pada akhirnya terpecah menjadi lima negara.
Hasil kajian mantan Menteri Pertahanan 
Amerika Serikat William Cohen dengan tim 15-nya patut kita cermati. 
Kajian dengan klasifikasi not for distribute yang berjudul lengkap ”Asia
 Tahun 2025 dan Pengaruhnya terhadap Keamanan Nasional Amerika di Abad 
21”, dengan tegas memprediksi sesungguhnya menskenariokan bahwa 
Indonesia dan Pakistan akan hilang dari peta bumi disebabkan 
negara-negara itu berfusi melalui proses aliansi antar negara atau 
tercabik-cabik akibat pertikaian dan perperangan antar daerah.
Lebih rinci tentang Indonesia dikatakan,
 sebab lenyapnya Indonesia lebih dikarenakan terjadi krisis yang 
bukannya mengecil namun kian tahun kian bertambah besar.
Akan terjadikan semua ramalan 
itu, Indonesia Bubar 2015…?  Benarkah kata Jeffry  bahwa Indonesia 
dikuasai Maling, atau dia yang orang amerika yang mendesain lahirnya 
penguasa maling karena membawa demokrasinya diterapkan di Indonesia…? 
 Benarkah Indonesia sedang dalam Bahaya, atau 45 tokoh itu dan 
pengikutnya yang sedang dalam bahaya…?
Biarlah waktu yang membuktikan semua 
itu… dengan harapan bersama sama masyarakat masih menghendaki dan 
sanggup bekerja bersama sama untuk kejayaan Indonesia…. Semoga…(COPAS DARI KORUPTOR INDONESIA).