Kiriman Arsip Lama:
IN/ET: RPK - Pejabat di Timtim Haru
From: apakabar@clark.net
Date: Fri Oct 20 1995 - 08:27:00 EDT
From: John MacDougall <
apakabar@clark.net>
Subject: IN/ET: RPK - Pejabat di Timtim Harus Mampu Ayomi Masyarakat
[LINK] (Republika - Kamis, 19 Oktober 1995)
PEJABAT DI TIMTIM HARUS MAMPU AYOMI MASYARAKAT
JAKARTA -- Koordinator Muallaf Asal Timor Timur se-Jabotabek
(Kormattim) kemarin mengeluarkan pernyataan sikap. Pernyataan yang
ditandatangani 18 pemuda muslim Timtim itu, antara lain, meminta
pemerintah agar menempatkan pejabat yang mampu mengayomi seluruh
lapisan masyarakat Timtim dan memiliki wawasan kebangsaan.
Pernyataan empat butir itu dibacakan Ketua Umum Kormattim Abdel Malik
KA Soares dalam dialog jamaah Majlis Taklim se-Jakarta dengan panitia
Festival Istiqlal II di Masjid Istiqlal Jakarta.
Dalam pernyataan sikap tersebut, mereka juga mengharapkan agar
pemerintah menghapus sistem tiga pilar di Timtim. Ketiga pilar yang
dimaksud adalah: gereja sebagai penentu kebijaksanaan/penguasa
tertinggi, Pemda/Birokrasi berada di tengah-tengah, dan ABRI yang
berada di bawah.
"Ketiga pilar tersebut tidak sesuai dengan sistem demokrasi Pancasila,
karena sistem tersebut merupakan warisan Portugis yang menyerahkan
kekuasaan sepenuhnya kepada Gereja Katolik. Dengan demikian, sistem
yang diterapkan di Timtim tersebut tidak konstitusional," katanya.
Mereka juga mengimbau dipercepatnya upaya membangun kembali Timtim.
Berkait dengan rusaknya berbagai bangunan setelah terjadinya kerusuhan
awal September lalu, termasuk bangunan sarana umum seperti pasar,
masjid dan sekolah, mereka mengharapkan pemerintah pusat -- dalam hal
ini Pemda Tingkat I Timtim -- untuk segera membangun kembali sarana
dan prasarana ibadah (masjid/musala), sarana pendidikan, pasar, kantor
serta rumah dinas lainnya.
Sebelum pembacaan pernyataan, Soares memperkenalkan satu per satu
pemuda-pemudi muslim yang kini tengah menempuh pendidikan di berbagai
lembaga pendidikan Islam, seperti IAIN Jakarta, Universitas
Muhammadiyah Jakarta, Universitas Ibnu Khaldun Bogor, Lembaga
Pengetahuan Islam dan Arab Jakarta, dan beberapa lembaga pendidikan
Islam lainnya.
Soares pun sempat mengisahkan keadaan umat Islam di Timtim.
Penderitaan yang dialami orang-orang Islam Timtim awal September lalu,
bukanlah yang pertama. "Sejak 1985 kami diintimidasi dan ditindas.
Anehnya, tidak satu pun media massa dan elektronik yang mau
mengungkapkan penderitaan tersebut," paparnya.
Soares menyatakan, mereka memiliki beban yang sangat tinggi untuk
melakukan kegiatan dakwah di tempat asalnya. "Tapi itu tetap harus
kami laksanakan," tandasnya.
Untuk itu, mereka mengharapkan dukungan dari saudara-saudara muslim di
berbagai daerah agar kegiatan belajar mengajar mereka demi membangun
umat Islam di Timtim bisa terlaksana dengan baik. "Dukungan Bapak dan
Ibu sangat besar artinya untuk pengembangan dakwah di propinsi
termuda," harapnya.
Soares juga menjelaskan bahwa Islam bukan sesuatu yang baru saja
berkembang di Timtim. Ketika penjajah Portugis masuk ke Timtim pada
tahun 1512, katanya, mereka justru disambut oleh orang-orang Islam
yang dipimpin Syekh Abdullah Afif.
Mendengar penuturan pemuda muslim asal Timtim itu, tidak sedikit
jamaah majlis taklim yang terharu. "Saya benar-benar terharu mendengar
kisah langsung dari orang-orang Timtim," ungkap Kamsanah HDM. Menurut
sekretaris Yayasan Permata Sari ini, sudah selayaknya umat Islam di
tempat lain mendukung kegiatan orang-orang Islam di Timtim.
"Sebagai saudara sesama muslim, kita wajib membantu orang-orang Islam
di Timtim. Kebahagiaan mereka adalah kebahagiaan kita, dan penderitaan
mereka adalah penderitaan kita juga," tutur H. Murni asal Pademangan
Utara, Jakarta Barat.
Secara spontan, para hadirin yang memenuhi ruang dialog jamaah majlis
taklim se-Jakarta dengan panitia Festival Istiqlal II dan
pemuda-pemudi muslim Timtim itu, sempat menghimpun dana bagi umat
Islam di Timtim.
"Dana ini belum sempat kami hitung. Ini terkumpul secara spontan saja.
Mudah-mudahan bisa membantu biaya pendidikan adik-adik di sini," papar
B Wiwoho, kepala bidang Humas FI II saat menyerahkan bantuan dana
tersebut kepada wakil pemuda-pemudi muslim Timtim. dam
(https://www.library.ohiou.edu/indopubs/1995/10/20/0015.html)
________________________________________________________