Selasa, 26 Agustus 2025

MEMBACA KEADAAN BANGSA DAN NEGARA ALA KEJAWEN

 

PROKLAMASI KEMERDEKAAN, PILPRES dan PELANTIKAN PRESIDEN.

 

Dalam tulisan-tulisan terdahulu „MEMBUKA PRIMBON JAWA,” serta artikel “ANALISIS SWOT CAPRES-CAWAPRES“  sebelumnya, kita telah meneropong potensi diri p[A1] ara Capres – Cawapres; membahas peluang dan tantangan mereka berdasarkan perhitungan ilmu Kejawen, yang lazim disebut primbon.

 

Perhitungan Jawa menghasilkan perkiraan potensi diri dan potensi kejadian yang disajikan dalam bentuk analisa yang kuranglebih sama dengan analisa SWOT (Strengths-Weaknesses- Opportunities –Threats) di era modern, atau analisa kekepan yaitu kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Bagi yang ingin memahami analisa kekepan ini, saya anjurkan membaca artikel yang saya sebut di bagian depan tadi.

 

Analisa kekepan  dapat membantu kita membuat antisipasi dan solusi. Karena itu meskipun seseorang misalkan, memiliki potensi kelemahan dan peluang atau berpotensi terjadinya hal buruk, tidak otomatis semua potensi tersebut akan menjadi kenyataan, asalkan yang bersangkutan bisa tahu dan memahami dirinya, kemudian berusaha mengatasi dan selanjutnya tahu menempatkan diri dan tahu membawa diri. Demikian pula potensi serta kemungkinan lainnya.

 

Seseorang yang memahami kelebihannya dan bisa mendayagunakan dengan baik, lebih-lebih bisa menangkap serta memanfaatkan peluang yang timbul, sementara itu ia juga bisa mengatasi kelemahan dan membendung potensi ancamannya, maka orang tersebut akan sukses dan bahagia dalam kehidupannya.

 

Sebaliknya, orang yang tidak tau diri, tidak mengenal, tidak memahami dirinya, kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman diri serta kehidupannya, tentu ia akan menjadi orang yang tidak bisa menempatkan diri dan tidak bisa membawa diri. Kekuatan dan kelebihan dirinya dibiarkan sia-sia, kelemahannya tidak diatasi justru diobral dan ditonjol-tonjolkan, peluang baik disia-siakan, sedangkan ancaman marabahaya disongsongnya bahkan nyaris tanpa persiapan apa-apa. Maka celakalah hidupnya. Naudzubillah.

 

Tenpo hari telah kita bahas adanya pasangan Calon Presiden -- waktu itu agar tidak memihak salah satu calon yang sedang berkampanye, maka tidak penulis sebutkan namanya -- yang mempunyai ciri bulan, yang lebih suka menata rumahtangga negara dan mengembangkan pertanian. “Mereka berpotensi menjadi penurut jika menemukan kecocokan, sehingga bisa menjadi sahabat yang baik tapi mudah dimanfaatkan orang. Sayangnya, juga sekaligus punya hawa kurang bisa membalas budi dan berani kepada atasan atau senior. Bila ini yang menonjol, sang penurut bisa berubah menjadi susah diredakan.“ Sekarang penulis bisa sebutkan calon itu adalah Pak Jokowi, Joko Widodo, sedangkan yang satunya lagi Pak Prabowo.

 

Kini Pilpres 2024 baru saja usai dan pasangan Presiden terpilih yaitu Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka juga sudah dilantik. Bagaimana kita membuat analisis SWOT, bacaan perkiraan keadaan bangsa dan negara ala Kejawen setelah pelantikan itu? Untuk ini diperlukan pembahasan mengenai Prabowo, Gibran, Kemerdekan Republik Indonesia, hari pelaksanaan Pilpres dan hari Pelantikan Presiden – Wakil Presiden, yang akan mempengaruhi satu sama lain. Prabowo Prabowo bisa dibaca ulang dalam artikel tahun 2014 di atas. Namun bagaimana dengan yang lain?

 

PROKLAMASI KEMERDEKAAN.

 

Republik Indonesia secara kalender Jawa lengkap dilahirkan atau diproklamasikan pada hari Jumat Legi jam 10.00 pagi, tanggal 17 Agustus 1945 atau 8 Ramadan 1364 H atau 8 Pasa tahun 1876 Ehe – Saka,  wuku Manahil pada pranoto mongso—perhitungan kalender yang didasarkan pada musim—yaitu mongso Kaso.

 

Ciptaan Gusti Allah yang dilahirkan dengan kalender mingguan Manahil mengandung pengaruh cahaya kosmis dan alam semesta yang dilambangkan sebagai Satria Wirang (Satria yang berpotensi mudah dipermalukan). Namun karena Republik Indonesia juga lahir pada hari Jumat Legi dalam Mongso Kaso maka juga punya perlambang alam Waseso Segoro, potensi samudera yang besar wibawa dan pengaruhnya,   dilengkapi lambang Bintang dan lambang binatang Kucing.

Orang yang dilahirkan, atau kejadian, peristiwa dan lembaga yang didirikan dengan kalender Jawa lengkap 17 Agustus 1945 memiliki potensi-potensi sebagai berikut:

 

Kekuatan:

Indonesia memperoleh pancaran aura Dewa Citragatra dan Brama sehinga potensial menjadi negeri yang luhur, mulia, berani dalam bersikap tetapi rendah hati pembawaannya. Negeri ini juga memancarkan hawa ketelitian, mudah belajar dari kelengahannya dan bangkit penuh kewaspadaan. Bila diibaratkan orang, ia pandai bicara, ramah, rajin,  cerdas dan mampu dengan cepat bergerak meninggalkan kepedihan yang dialami. Pada dasarnya ia mendambakan ketulusan dan kebersihan jiwa, periang, optimis, haus ilmu pengetahuan terutama sastra dan spiritual.

Sebagai negeri maritim dengan lebih 17.500 pulau dan lebih dari 300 suku bangsa, Indonesia adalah negara yang menyanyangi rakyatnya, banyak sahabat serta disukai banyak orang dari berbagai belahan bumi. Kelahiran Jumat Legi pukul 10.00 pagi memiliki sifat liat, bijak lagi berpandangan luas dengan tenggangrasa besar.

Kelemahan:

Semua yang ada di alam semesta ini adalah ciptaan, makhluk dan milik Gusti Allah, yang tidak ada yang mutlak sempurna kecuali Tuhan Sang Maha Pencipta. Demikian pula Indonesia. Disamping dianugerahi sejumlah potensi kekuatan tadi, juga mempunyai kelemahan antara lain berpotensi angkuh, takabur serta sifat dan keadaan yang diibaratkan lintang awor mendung, bintang yang muncul sekaligus bersama awan mendung, kadang bersinar terang kadang gelap bagai bumi nan diselimuti awan tebal. Maka bisa suatu saat rajin, tapi bisa saja mendadak menjadi malas. Bisa sabar, sareh, sumeh, sabar, tenang dan ramah tapi tiba-tiba berubah menjadi tidak sabaran, grusa-grusu, gegabah, mudah marah, mudah tersinggung dan kaku. Demikian pula sifat dasarnya yang baik dan sayang lingkungan dan rakyatnya, satu saat bisa menjadi acuh tak acuh.

Peluang:

Indonesia bisa menjadi negeri yang makmur sejahtera dan rakyatnya hidup bahagia apabila  bisa mengatasi kelemahan-kelemahannya, terutama jangan mudah tersinggung, senantiasa waspada serta menjaga anugerah kekayaan alamnya. Pada dasarnya, Indonesia dilahirkan untuk babat alas, kerja keras membuka serta mengolah hutan tropis dan negeri maritim dan vulkanis yang buminya kaya dengan sumber daya alam bagi kemakmuran rakyatnya. Bidang usaha yang cocok untuk Indonesia menurut Primbon Jawa adalah perdagangan, pertanian dan industri maritim termasuk pelayaran. Negeri kita juga mempunyai gambaran potensi masa depan yang jauh lebih maju di banding zaman-zaman pemerintahan sebelumnya, yang harus didayagunakan secara  gigih  dan jujur.

Ancaman:

Mudah dan sering mendapat bencana, mudah disalahkan, mudah dipermalukan. Punya kecenderungan apabila marah sukar diredakan, dan lengah sehingga mudah kena tipu daya. Ia juga gampang terperangkap dalam kesimpangsiuran permasalahannya sendiri, apalagi jika sudah punya ambisi yang meluap-luap.

PEMILIHAN PRESIDEN

 

Kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia masa kini, tidak bisa dipisahkan dari Pemilihan Presiden (Pilpres) serta Pelantikan Presiden terpilih. Kedua peristiwa ini, demikian pula para pemimpinnya terutama Presiden dan Wakil Presidennya, ikut menentukan serta mewarnai gambaran sebagaimana yang dituangkan dalam analisa kekepan sebelumnya.

Pilpres telah berlangsung pada 14 Februari 2024 atau tanggal 5 Sya’ban 1445 H atau 5 Ruwah tahun 1957 Jimawal – Saka. Hari itu adalah hari Rabu Legi, wuku Julungwangi, mongso Kawolu, serta memiliki aura sebagaimana yang dipancarkan Betara Yamadipati dan Batara Sambu. Pilpres juga ditandai dengan lambang alam Bumi, lambang binatang Kucing serta lambang kehidupan Sumur Sinobo dan Waseso Segoro. Sumur Sinobo atau sumur yang didatangi banyak orang untuk menimba air. Dalam kaitan potensi diri adalah tempat orang datang untuk mengatasi dahaga pengetahuan serta kehidupan. Adapun Waseso Segoro atau kekuatan sekaligus kekuasan samudera, bermakna pengaruh dan wibawa yang besar. Sesuai dengan ciri-ciri Pilpres yang lalu.

Kekuatan:

Semua itu memberikan potensi kekuatan Pilpres berupa sifat penuh pengertian, kuat, rejeki berlimpah, membuka peluang kesibukan bahkan pekerjaan, suasana riang gembira dan optimisme, penuh ekspresi, akrab dan terbuka. Uniknya, Pilpres 14 Februari 2024 pun memilik kekuatan sekaligus kelemahan  yaitu mudah kasihan dan omongannya enak di depan, serta pada dasarnya pendiam tapi kalau sudah bicara suka ngelantur dan umbar janji. Ya sesuai namanya, Pemilihan Presiden langsung,  dengan segala macam dan bentuk kampanyenya.

 

Kelemahan:

Mengandung banyak bibit penyakit termasuk pontensi sial, tidak menepati janji, tipu daya, menghambur-hamburkan uang, individualis dan tidak punya pendirian, (lihat kekuatan sekaligus kelemahan di atas).

Peluang:

Potensi keberuntungan bisa terwujud melalui upaya merendahkan serta bermanis hati lagi penuh kesabaran.

Ancaman:

Tidak ada potensi ancaman.

 

 

PELANTIKAN PRESIDEN

 

Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden hasil Pilpres 14 Februari 2024, telah dilakukan pada tanggal 20 Oktober 2024 atau 17 Rabiulakhir 1446 H atau 18 Mulud tahun 1958 Je-Saka, hari Minggu Kliwon dalam wuku Julungpujud dan mongso Kalimo, dengan aura yang dilambangkan oleh Batara Guritno yang tampan serta Betari Sri sebagai lambang kemakmuran hasil bumi. Disamping aura kedua Dewa tadi, pelantikan  ini disertai pula perlambang alam berupa Matahari, dan perlambang binatang Kera. Sedangkan keterkaitannya dengan alam semesta, dari wuku Julungpujut yang jatuh pada Minggu Kliwon ibarat kehidupan lebu katiup angin  -- abu atau debu tertiup angin, dan dari perhitungan mongso diibaratkan satrio wirang – satria yang dipermalukan.

Kekuatan:

Betara Guritno memancarkan aura rupawan, sementara Betari atau Dewi Sri melambangkan kemakmuran hasil bumi. Maka dari segi lahiriah kepemimpinan nasioal kita memiliki aura penampilan serta tutur kata yang menarik dan serius, jujur lagi terus terang, dengan hasrat besar yang berkobar menyala-nyala. Punya sifat belas kasih, teguh pendirian, rajin bekerja, cekatan,  berhati lapang tapi tegas. Matahari mengisyaratkan potensi hati nan terang dan terbuka bagi orang lain, yang sekaligus mudah disalahgunakan sebagaimana halnya panas api, bisa untuk memasak tapi bisa pula untuk membakar. Potensi yang juga luar biasa, disamping aura yang kurang baik, ia pun memiliki  aura orang besar, Mantri Sinaroja, pemimpin cerdas dan kuat yang berwibawa, dihormati.

Kelemahan:

Potensi kelemahannya antara lain hasrat besarnya cenderung tidak mau dikoreksi apalagi dihalangi, sedangkan kecekatan yang berlebihan berpotensi grusa-grusu, gegabah. Yang juga perlu disadari, punya potensi kurang mau mendengar sekaligus kurang mau menerima pendapat orang. Ada pula potensi kelemahan namun sekaligus kekuatan yakni tidak punya rasa enggan. Sementara hasrat besar yang meluas ke mana-mana bisa menjadikan perjuangan dan program tidak fokus.

Peluang:

Peluang mencapai kebahagiaan cukup besar apabila mampu mengendalikan hasrat, fokus, mengendalikan hawa nafsu dan tidak grusa-grusu apalagi gegabah serta kuat prihatinnya Jika berhasil kita bisa dengan cepat mewujudkan kemakmuran dan kebahagian hidup masyarakat luas. Adapun bidang usaha yang berpotensi bagus adalah perdagangan.

Ancaman:

Potensi ancaman apa yang kita hadapi? Ngabul-abul lemah, terjemahan katanya adalah mengorek-orek, mengaduk-aduk tanah sehingga debunya berhamburan, berterbangan . Hakikat maknanya, tidak fokus dalam pekerjaan, grusa-grusu dan kurang menerapkan skala prioritas karena hasratnya yang meluas dan tidak fokus .  Meskipun sebetulnya niatnya baik, hal itu bisa menimbulkan kritik, ketidakpuasan, menyalahkan pemerintah bahkan fitnah dan permusuhan.

Waktu pelantikan nampaknya juga sejalan dengan kondisi alam Indonesia yang kurang baik, sehingga berpotensi banyak bencana. Sementara itu kecintaan pada lingkungan termasuk lingkungan pergaulan dan tim, serta hatinya yang lapang dan pemaaf, mudah disalahgunakan oleh para penjilat, yang pada akhirnya menjadi ancaman besar dalam mewujudkan hasrat besar dan peluang suksesnya.

 

GIBRAN RAKABUMING RAKA

 

Gibran lahir pada 1 Oktober 1987 atau 7 Safar 1408 H  7 Sapar tahun 1920 Dal-Saka, hari Kamis Legi, wuku Sinta, mongso Kapat (IV), dengan aura yang dilambangkan oleh Dewa penyabut nyawa Yamadipati serta Betara Rudra. Dalam cerita pewayangan, Dewa Rudra punya nama sebutan Dewa Angkara, karena sifat dan perwatakannya yang kaku, keras hati, cepat marah, iri hati, serakah, dan mau menang sendiri, selalu merasa ingin lebih dari pada  yang lain.

Disamping aura kedua Dewa tadi, orang kelahiran wuku Sinta mongso Kapat disertai pula perlambang alam berupa Angin dan perlambang binatang Kucing. Sedangkan keterkaitannya dengan alam semesta,  ibarat kehidupan dua satria sekaligus,  yang satu sama lain nyaris berlawanan yakni Satrio Wibowo – satria berwibawa dan  Satrio Wirang – satria yang dipermalukan.

Kekuatan:

Pada dasarnya, orang berwuku Sinta mongso Kapat itu baik budi, bijaksana, senang mencari ilmu, luwes, kuat, pendiam, rendah hati, optimistis dan mudah melupakan penderitaan, kuat bergadang serta berbakat sebagai pedagang. Meski pada dasarnya pendiam, tapi jika sudah bicara pandai merangkai kalimat, ramah dan rajin bekerja.

Kelemahan:

Potensi kelemahannya adalah melikan, mudah tergoda untuk menginginkan sesuatu, gampang ditipu, keras kepala dan jika sudah punya keinginan susah dihalangi, usil, mudah tersinggung dan mudah marah tapi senang disanjung, ucapannya bisa bertentangan dengan pikirannya, kurang bisa memelihara pesahabatan bahkan mudah bermusuhan.

Peluang:

Orang dengan ciri-ciri primbon Jawa seperti ini memiliki peluang besar dalam kehidupan, kewibawaan, kemuliaan dan rejekinya mengalir,  asalkan bisa menjalani kehidupan berdasarkan keluhuran budi, serta dengan sabar pandai mengatasi kelemahan-kelemahannya, termasuk tidak nggengge mongso, jangan mendahului waktu, mendahului kehendak Tuhan. Yang terakhir ini dalam kepercayaan Jawa berlaku bagi semua orang, tidak tergantung wuku atau kekuasaannya, dan akibatnya tidak bagus.

Ancaman:

Potensi ancaman apa saja yang dihadapinya? Kehidupannya dapat cepat berubah akibat keadaan alam, bencana, musibah dan perjalanan kehidupannya yang mengumbar kelemahan. Jika potensi kelemahan itu tidak bisa dia atasi, maka lambang Satrio Wibowo bisa berubah menjadi Satrio Wirang. ***

 

PELUANG INDONESIA MASA DEPAN

 

Sebagaimana telah dikemukakan di bagian depan, kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia masa lalu, kini dan yang akan datang, secara umum bisa ditelaah dari analisa kekepan Republik Indonesia, sebagai acuan dasar.

Tapi itu saja tidak cukup, karena dalam perjalanan kehidupannya akan diwarnai oleh siapa-siapa yang menghuni dan mengelolanya. Pengaruh besar terutama berasal dari Presiden – Wakil Presiden, disusul Pelantikan Presiden – Wakil Presiden, sedangkan Pemilihan Presiden bisa menjadi ilustrasi atau pengaya materi.

Mengapa? Untuk bisa berlayar dengan baik, kapal Indonesia harus memiliki awak kapal yang dikomandani oleh nahkoda dan wakilnya, dalam hal ini Presiden dan Wakil Presiden, yang dilantik pada 20 Oktober 2024 serta dipilih dalam Pemilihan Presiden pada 14 Februari 2024.

Jadi kalau Indonesia diibaratkan sebuah kapal besar yang berlayar di samudera lepas, maka gambaran kondisinya bisa dihasilkan dari mencermati dan mengkaji berbagai potensinya dalam analisa SWOT atau kekepan yang telah disajikan di atas. Secara garis besar atau kerangka gambaran bisa dilihat dari peluang-peluangnya, sedangkan kekuatan, kelemahan dan ancaman berfungsi sebagai coretan detail dan pewarnaan. Namun apabila kelemahan tidak bisa diatasi bahkan bersimaharajalela, sementara ancaman tidak bisa dibendung, maka peluang tak mungkin bisa terwujud bahkan negeri kita   bisa runtuh dan pecah berpulau-pulau, bersuku-suku. Naudzubillah.

Mari kita coba lihat peluang-peluangnya yang semoga dengan rahmat dan berkah Tuhan bisa segera terwujud:                                 1). Indonesia bisa menjadi negeri yang makmur sejahtera dan rakyatnya hidup bahagia apabila  bisa mengatasi kelemahan-kelemahannya, terutama jangan mudah tersinggung, senantiasa waspada serta menjaga anugerah kekayaan alamnya. Pada dasarnya, Indonesia dilahirkan untuk babat alas, kerja keras membuka serta mengolah hutan tropis, vulkanis dan negeri maritim yang buminya kaya dengan sumber daya alam bagi kemakmuran rakyatnya. Bidang usaha yang cocok untuk Indonesia menurut Primbon Jawa adalah perdagangan, pertanian dan industri maritim termasuk pelayaran. Cocok dengan kondisi geografis, geostrategis dan geopolitik. Negeri kita juga mempunyai gambaran potensi masa depan yang jauh lebih maju di banding zaman-zaman pemerintahan sebelumnya, yang harus didayagunakan secara  gigih  dan jujur (Peluang Republik Indonesia).

2). Peluang Pemerintah atau tim awak kapal dalam mencapai kebahagiaan cukup besar apabila mampu mengendalikan hasrat, fokus, mengendalikan hawa nafsu dan tidak grusa-grusu apalagi gegabah serta kuat prihatinnya Jika berhasil kita bisa dengan cepat mewujudkan kemakmuran dan kebahagiaan hidup masyarakat luas. Adapun bidang usaha yang berpotensi bagus adalah perdagangan. (Peluang Pelantikan Presiden sebagai Pimpinan Nasional atau awak kapal).

3). Kemauan dan semangat yang besar disertai penampilannya yang tampan simpatik dari Presiden,  memberi peluang untuk mewujudkan keinginannya. Jika ia berhasil mengendalikan emosi dan ambisinya, berhasil mengatasi ancaman-ancaman antara lain menggalang tim „burung rajawali“ dan bukan „burung pemakan bangkai“,  serta menjaga jangan sampai dikelilingi para penjilat, kemudian mengembangkan potensi kearifannya, memantabkan kesucian hati dan budinya, menumbuh-suburkan benih cinta kasihnya terhadap sesama, bisa berpeluang besar menjadi tokoh masyarakat terutama tokoh spiritual yang dihormati dan dibutuhkan orang banyak.   (Peluang Prabowo Subianto)

 

4). Wakil Presiden Gibran, memiliki potensi peluang besar dalam kehidupan, kewibawaan, kemuliaan dan rejeki yang mengalir,  asalkan bisa menjalani kehidupan berdasarkan keluhuran budi, serta dengan sabar pandai mengatasi kelemahan-kelemahannya, termasuk tidak nggengge mongso, jangan mendahului waktu. (Peluang Gibran).

 

5). Potensi keberuntungan bisa terwujud melalui upaya  bermanis dan merendahkan hati serta penuh kesabaran.           (Peluang Pemilihan Presiden).

 

Demikianlah, garis besar bacaan keadaan bangsa dan negara Indonesia dilihat dari kacamata Kejawen. Boleh percaya boleh tidak. Karena yang sungguh Mahatahu lagi Mahakuasa hanyalah Gusti Allah, Tuhan Yang Mahakuasa, Allah Swt. Tuhan yang segenap jiwa raga dan nasib kita senantiasa berada dalam genggamanNya. Sungguh hanya kepadaNyalah kita berserah diri dan mohon pertolongan. Amin ***

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 [A1]

ANALISIS KEJAWEN PASANGAN CAPRES – CAWAPRES RI *)

 

 ANALISIS  KEJAWEN PASANGAN CAPRES – CAWAPRES RI *)

 

Komisi Pemilihan Umum bekerjasama dengan Rumah Sakit Gatot Subroto, minggu keempat Mei 2014 melakukan tes psikologi terhadap para Capres – Cawapres RI—2014. Sebelumnya, pada Senin Pon 19 Mei – Selasa Wage 20 Mei 2014, pendaftaran pasangan Capres – Cawapres dilakukan.

Dalam tes psikologi, tak kurang dari 500 pertanyaan diajukan kepada mereka guna mengetahui segala aspek kejiwaannya. Gagasan untuk melakukan tes kejiwaan ini patut diacungi jempol, karena dengan itu kita akan bisa mengetahui semua aspek kejiwaan para calon pemimpin kita. Sayang sekali hasil tes ini tidak dibuka untuk umum.

Meskipun demikian bagi kebanyakan orang Jawa, kesempatan untuk meneropong potensi baik-buruk seseorang tidaklah lantas tertutup. Dalam membuat sesuatu penilaian terhadap seseorang dan sesuatu peristiwa, cara Jawa menggunakan berbagai metode yang bisa menghasilkan perkiraan potensi diri dan potensi kejadian yang disajikan dalam bentuk analisis yang kuranglebih sama dengan analisis SWOT atau analisis kekepan yaitu kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, sebagaimana diuraiakan dalam Bab sebelum ini.

Kembali kepada potensi diri dan kejiwaan para Capres-Cawapres, berikut analisis ala Jawa, yang dibuat berdasarkan berbagai metode, kecuali metode jam dan nogo dino, karena penulis tidak memperoleh informasi yang pasti tentang jam kelahiran mereka. Sekedar sebagai tambahan informasi namun tidak menjadi bahan analisis, kami sajikan zodiak dan shionya.

Sekali lagi, ini adalah analisis potensi diri dan bukan ramalan kejadian atau nasib orang. Potensi dan peluang baik belum tentu terwujud jika tidak didayagunakan secara optimal, sebaliknya potensi dan ancaman buruk juga belum tentu terjadi jika bisa diantisipasi secara baik dan memadai.

Analisis potensi diri Prabowo Subianto dan Joko Widodo, yang penulis lakukan tatkala keduanya masih sama-sama Calon Presiden pada tahun 2014 itu, di tahun 2025 justru semakin menarik karena mereka memiliki pengaruh besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bahkan oleh masyarakat luas disebut sebagai Matahari Kembar (https://nasional.kompas.com/read/2025/04/22/06351831/di-tengah-isu-matahari-kembar-prabowo-minta-menteri-rapatkan-barisan?page=all).

Selain mereka berdua, juga penulis sajikan analisis dari pasangan mereka yaitu Hatta Rajasa dan Jusuf Kalla. Bahkan ada pula analisis dari mantan-mantan Presiden Republik Indonesia sebelumnya. Dari analisis ala Kejawen ini, kita bisa mengetahui dan membandingkannya dengan kenyataan selama ini.

 

GAMBARAN UMUM PASANGAN CAPRES – CAWAPRES.

 

Sub-bab ini menyajikan gambaran umum secara singkat tentang kedua pasangan Capres-Cawapres 2014 terutama berdasarkan pe

ngaruh alam semesta terhadap peristiwa atau hari pendaftaran, dan manusia pelaku peristiwa tersebut.

Kedua pasangan capres-cawapres, selanjutnya kita sebut kandidat, sama-sama mempunyai pendirian yang kokoh dan tidak mudah goyah, yang mampu menarik perhatian serta mempengaruhi orang banyak. Mereka royal, suka menghamburkan-hamburkan dana tidak menentu, dan berpotensi mengalami kekurangan. Keduanya mudah jatuh hati, terpesona dengan orang atau tokoh. Kalau meminjam istilah playboy, mereka mudah tergiur dengan wanita dan selalu berusaha memiliki bahkan merebutnya. Apabila tidak bisa menahan diri, akan menjadi sabet sana-sini, tubruk sana sini.

Salah satu pasangan berpotensi bagaikan api yang berkobar panas, pencemburu dan cenderung membesarkan-besarkan perkara. Namun Gusti Allah memang Mahaadil, meski potensial panas, ia selalu siap membantu dan terbuka dalam menerima petunjuk dari orang yang dipercaya dan memercayainya. Sedang yang satunya, walaupun sebenarnya memiliki aura bulan yang berpotensi berbudi luhur, cerdas dan bertanggung jawab, namun karena berambisi besar dan mudah tersinggung bila disepelekan, dan jika sudah begitu bisa bagaikan bumi yang walaupun pendiam lagi terbuka hatinya bagi orang lain, tapi berpotensi bikin ribut pula.

Hari pendaftaran yang berwuku Galungan dan pranoto mongso Saddha mendorong kedua kandidat berlaku ramah dan tangkas dalam berkampanye, suka menghibur orang lain yang kesusahan, ingin cepat dalam menyelesaikan setiap tugas sehingga bisa berakibat grusa-grusu, gegabah lagi mudah gusar. Mereka bisa bagai burung elang yang bernafsu besar lagi ganas yang meluncur hendak menerkam anak kambing yang terikat. Menerkam, menerjang, menggilas apa saja.

Pasangan kandidat yang mempunyai ciri bulan (Jokowi – Kalla) lebih suka menata rumah tangga negara dan mengembangkan pertanian. Mereka berpotensi menjadi penurut jika menemukan kecocokan, sehingga bisa menjadi sahabat yang baik tapi mudah dimanfaatkan orang. Sayangnya, juga sekaligus punya hawa kurang bisa membalas budi dan berani kepada atasan atau senior. Bila ini yang menonjol, sang penurut bisa berubah menjadi susah diredakan.

Sementara itu Sang Api (Prabowo – Hatta) sesungguhnya berpotensi terkendali jiwanya bila dikelilingi penasihat-penasihat yang dingin. Keahlian dan minatnya luas, tetapi ambisinya yang besar mudah mengundang para pendukung yang menyalakan emosinya. Seperti peribahasa “melik anggendong lali”, ambisi dan nafsu besar untuk memiliki sesuatu bisa membuat kita lupa diri, lupa segala hal baik. Orang bisa menjadi ganas, penghasut, pemfitnah, dan berusaha mencapai kehendaknya dengan caranya sendiri.

Aura tahun membuat Pilpres 2014 bisa seperti sebuah drama petualangan yang berlangsung cepat dan campur aduk, penuh romantisme, kegembiraan, impulsif, liar, ugal ugalan, sembrono, menguras tenaga, dan dibayangi oleh frustrasi serta kehampaan. Maka siapa yang bisa mengendalikan diri, dingin, jernih, serta mengelola tim dengan baik akan bisa meraih kemajuan

Oleh sebab itu, yang harus diwaspadai oleh dua kandidat beserta para pendukungnya adalah potensi mudah marah, cepat tersinggung, dan besar iri hatinya terhadap yang lain. Agar persaingan merebut RI-1 dan RI-2 berlangsung baik dan tidak memicu hura-hara besar, sebaiknya para kandidat mencari penasihat-penasihat yang dingin dan jernih bagaikan air dari telaga makrifat yang dalam dan tenang, serta sungguh-sungguh menghindari kampanye hitam, fitnah, dan kecurangan. Dua kandidat harus bisa menahan diri serta menghormati satu sama lain, mengendalikan para pendukungnya dan menghayati hakikat Sang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, serta taat dengan sesungguh-sungguhnya taat kepada-Nya. Kalau saja pendaftaran dilakukan antara hari Rabu–Sabtu (21–24 Mei 2014) potensi aura positif akan lebih besar.

Sementara itu, masyarakat luas jangan mudah terpancing ikut memperkeruh suasana dengan menyebarluaskan fitnah dan kampanye hitam yang menyesatkan, yang bisa menimbulkan luka mendalam sekaligus dimurkai Gusti Allah Yang Mahasuci. Janganlah kita terpancing menjadi sok tahu, sok bersih, sok suci, serasa memegang kunci pintu surga. Memang kita harus berani menegakkan amar makruf nahi munkar, tetapi hendaklah kita adil dan waspada, sungguh-sungguh tahu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, bukan karena sekedar kata atau foto dan berita kiriman teman. Jangan lupa, kita masing-masing akan memanen buah perbuatan kita sendiri. Maka jika Anda tidak ingin tersapu badai, janganlah suka menabur angin, menyebarkan gibah dan fitnah.

Para ulama nan bijak bestari dan TNI/Polri harus bisa berdiri tegak secara netral, menjadikan dirinya bagaikan air sejuk yang bisa mendinginkan suasana panas nan membara, dan bukan sebaliknya ikut-ikutan memperbesar nyala api permusuhan. Bisa menjadi bagaikan tali pengikat sapu lidi, bisa menjadi lem yang merekatkan serpihan-serpihan kayu atau tatal, menjadi sebuah tiang seperti tiang Masjid Agung Demak yang kokoh kuat.

Aura abad, bumi, dan langit dalam beberapa dasawarsa terakhir sungguh sedang kurang berpihak kepada negara kepulauan seperti Nusantara kita ini. Yang bila kita tidak hati-hati dan bijaksana dalam bertindak, bahaya perpecahan bangsa dan negara akan menerjang. Dalam kondisi yang seperti ini kita semua harus mengutamakan persatuan dan persaudaraan dengan pelukan kasih sayang yang menenangkan dan menenteramkan satu sama lain.

Demikianlah sekilas catatan selingan di tengah hiruk-pikuk menjelang kampanye Pemilihan Presiden 2014.

 

PRABOWO SUBIANTO

 

Lahir Rabu Pon 17 Oktober 1951 atau 16 Muharam 1371 H, atau 16 Suro 1883 tahun Alip-Saka, wuku Julungpujud, pranotomongso Kalimo. Bisa ditambahkan sekedar sebagai pelengkap, shio Kelinci, bintang Libra.

Kekuatan: memperoleh pancaran aura dari Betara Guritno, Betara Yamadipati dan Betara Asmara,  sehingga pada umumnya tampan, berwibawa, suka bergaya dan tutur katanya halus sedangkan perbuatannya mudah menjadi buah bibir masyarakat. Ia merupakan tipe orang dengan semua potensi, baik maupun buruk, bahkan kekuatan spiritual yang tersembunyi. Ingatannya tajam, bisa menepati janji, tabah hati, tinggi cita-citanya dan cepat meraih keberhasilan. Dengan perlambang burung emprit, jika sudah punya kemauan maka hasratnya besar dan menyala-nyala sukar dihalang-halangi. Senang bicara dan enak didengar, namun tabiat dan wataknya tidak mudah dibaca.

Kelemahan: meski kehidupannya makmur, dalam gambaran wuku ia tidak memiliki gambaran rumah. Itu berarti ia bisa merasakan kemakmuran tanpa harus bersusah payah mencari uang atau memilikinya sendiri, karenanya ia harus berhemat dan jangan cenderung boros. Ia juga tidak memegang “umbul-umbul”, artinya, sebetulnya bagi diri pribadinya, ia kurang begitu cocok untuk posisi yang berkaitan dengan kekuasaan, atau jika berada di posisi itu karena kemauannya yang kuat, maka bila tidak hati hati kekuasan yang diperjuangkan dengan keras tersebut mudah hilang.

Sementara itu karena cenderung mudah berjanji dan perasaannya yang peka, akan dapat membuatnya sakit. Oleh karena itu ia harus hati-hati dan mengelola perasaannya dengan baik. Hal lain yang patut dijaga adalah gengsinya yang tinggi, senang pamer serta dipuji orang bisa membuka peluang dikelilingi para penjilat dan disalahgunakan para penipu.

Peluang: kemauan dan semangat yang besar disertai penampilannya yang tampan simpatik, memberi peluang untuk mewujudkan keinginannya. Jika ia berhasil mengendalikan emosi dan ambisinya, kemudian mengembangkan potensi kearifannya, memantabkan kesucian hati dan budinya, menumbuh-suburkan benih cinta kasihnya terhadap sesama, akan bisa menjadi Mantri Sinaroja, berpeluang besar menjadi tokoh masyarakat terutama tokoh spiritual yang dihormati dan dibutuhkan orang banyak. Kehidupannya makmur dan keberuntungannya tinggi

Ancaman: kemauan dan ambisi yang besar disertai perasaanya yang peka juga bisa menimbulkan ekses negatif bila tidak dikendalikan dengan baik, terutama jika tidak bisa mengendalikan emosi dan kemarahannya. Emosi yang tak terkendali dapat mengundang aura Betara Yamadipati yang keras hati mengamuk bak ular berbisa yang keluar dari liangnya, atau bahkan ibarat air hujan yang mestinya berkah, yang berubah menjadi hujan badai dan banjir. Emosi dan kemarahan bisa memicu sakit hati dan kebencian orang lain, lebih-lebih jika sampai terzalimi.

 

HATTA RAJASA

                                                                                     Lahir Jumat Legi 18 Desember 1953 atau 11 Rabiulakhir 1373H atau 11 Bakda Mulud tahun Jimawal 1885, wuku Wariagung, pranotomongso Kanem, shio Ular, bintang Sagitarius.

Kekuatan: seorang yang keras hati, tinggi keinginan dan pendiriannya, kuat dan bersemangat dalam mencari nafkah serta “cerdik” perilakunya. Memiliki rasa tanggungjawab dalam menjalankan tugas, ramah tamah serta manis budi-bahasanya sehingga banyak pengagumnya.

Kelemahan: cenderung banyak omong, suka menggurui, kurang rendah hati dan mudah sombong. Kurang beramal, tidak tahan kesepian dan senang disanjung.

Peluang: Berkat aura utama dari Sang Maharesi, orang dengan tanda-tanda ini bisa menduduki jabatan resmi yang tinggi dengan rejeki yang bagus.

Ancaman: perpaduan keinginan yang tinggi, keras hati dan kecerdikan bisa melambungkan nasibnya, tapi sekaligus juga bisa menjatuhkan dan merusak kehidupannya, terutama “kecerdikan yang kelewatan”. Sungguh dalam kehidupan ini tidak ada sesuatu yang sempurna betul. Aura Sang Maharesi tidak muncul sendirian, melainkan dibayangi pula oleh aura Betara Kala. Oleh sebab itu “kecerdikannya” tidak boleh dibiarkan liar menjadi kelicikan sekaligus kerakusan seekor monyet. Bila ia tidak mampu mengendalikan, sementara banyak masalah dalam keluarganya, tak pelak lagi berkah “hujan” kedudukan dan rejeki bisa disertai  “petir dan tanah longsor”. Untuk mencegahnya ia juga harus menempa serta menanamkan dengan keras kejujuran, pemaaf, membela yang lemah dan rela berkorban demi orang lain.

 

JOKO WIDODO

 

Lahir Rabu Pon 21 Juni 1961 atau 7 Muharam 1381H atau 7 Suro tahun Jimawal 1893 Saka, wuku Sungsang, pranotomongso Saddha, shio Kerbau, bintang Cancer.

Kekuatan: mempunya sifat, watak dan potensi kehidupan yang digambarkan sebagai aura Betara Guru dan Betara Gana, ia adalah pemimpin dengan semangat dan daya kekuatan yang besar, rajin bekerja dan gigih, disiplin, cerdas, intuisinya tinggi, pendengar yang baik, suka menolong orang yang meminta bantuan meskipun kadang-kadang kurang ikhlas. Ia juga lapang dada, tahan menderita, pemaaf dan cukup berwibawa. Meski pada dasarnya pemaaf dan sabar, namun jangan mempermainkan melebihi batas kesabarannya, sebab ia bisa bertindak bagai banteng ketaton., marah.

Kelemahan: Disamping memiliki banyak kekuatan, ia juga sekaligus memiliki sejumlah kelemahan yang harus disadari dan dikendalikan. Keinginannya mudah tergoda sehingga berpotensi menghalalkan segala cara, senang dengan milik orang lain, cenderung boros, agak gegabah dan kurang bisa membalas budi. Disamping itu juga suka berbohong dan tidak menepati janji, mudah khilaf tidak peduli baik buruk

Peluang: bila suci budinya, mampu mengendalikan keinginannya secara baik dan mengelola semua kekuatannya, bisa menjadi orang yang sukses hidupnya terutama dalam perdagangan dan melayani orang banyak. Bagaikan mantri sinaroja, dihormati orang dan bahagia kehidupannya.

Ancaman: jika keinginannya lepas tanpa kendali disertai ketidakjujuran, apalagi kalau juga rumahtangganya tidak tenteram, bisa mengalami kekecewaan serta kesedihan yang mendalam, ibarat joko wuru tibo, perjaka yang mendadak jatuh lantaran kebingungan. Bahkan bisa lebih dari itu, seperti ungkapan tumurune sapi gumarang ing kandang, sapi yang dirasuki roh jahat yang turun mengamuk di kandang, merusak apa saja. Semoga Tuhan menjaganya.

 

JUSUF KALLA

 

Lahir Jumat Legi, 15 Mei 1942 atau 28 Rabiulakhir 1361 H atau 28 Bakda Mulud tahun Wawu 1873 Saka, wuku Wukir, pranotomongso Desta, shio Kuda, bintang Taurus

Kekuatan: dermawan dan suka membantu orang lain, roman mukanya mudah menimbulkan simpati, baik hati, berwibawa sehingga perintahnya dipatuhi dan menonjol dalam lingkungannya, hidup sederhana meskipun rejekinya cukup buat lebih dari sederhana. Rasa percaya dirinya tinggi, cekatan serta tangkas dalam bertindak termasuk pandai berdebat, sistematis, praktis dan santai. Sayang keluarga dan banyak sahabat.

Kelemahan: sesungguhnya berpotensi kurang tabah dalam pendirian, tidak suka diatasi atau diremehkan. Rasa sayang terhadap keluarga jika berlebihan, sekaligus juga bisa menjadi kelemahan dan ancaman.

Peluang: menjadi pemimpin yang cekatan dalam melaksanakan tugas-tugasnya, berbakat bisnis, bisa menjadi tempat bernaung bagi orang yang kesusahan serta menjadi tempat bertanya di hari tuanya.

Ancaman: walau banyak memiliki kelebihan, tetapi segala sesuatu itu ada batasnya. Bagaikan buah durian yang rasanya legit baunya harum, jika sudah melampui saatnya, maka akan berubah rasa dan aromanya. Sementara itu pembawaannya yang kalem juga ada batasnya, yang apabila dilampaui ia bisa marah sekali dan sanggup melakukan tindakan yang drastis tak terduga.

 

POTENSI HUBUNGAN DAN KERJASAMA ANTAR CALON      

 

Prabowo—Jokowi : hubungan serasi yang kokoh dalam tim akan terbentuk apabila keduanya bisa menghilangkan keengganan satu sama lain.                

Prabowo—Hatta Rajasa : hubungan yang produktif dalam meraih tujuan, asalkan dapat menjalin dan menjaga ikatan serta daya tarik yang tulus dan mendalam.                                                      

Prabowo—Jusuf Kalla : kurang serasi, tak banyak memiliki persamaan kesenangan dan berpotensi besar untuk konflik

Jokowi—Jusuf Kalla : serasi asalkan bisa menghilangkan jurang komunikasi.

Jokowi—Hatta Rajasa : paling ideal, menguntungkan dan bisa kekal.

Jusuf Kalla—Hatta Rajasa : dingin, formal, cenderung kurang bisa saling memahami.

Demikianlah sahabatku, sekali lagi perlu penulis ingatkan bahwa semua itu adalah analisis potensi dan bukan ramalan nasib. Potensi kekuatan dan peluang dapat terwujud jika yang memiliki mampu memahami dirinya dengan baik, kemudian mendayagunakana secara optimal potensi kekuatan dan peluang emasnya. Sementara itu potensi kelemahan dan ancaman diantisipasi secara tepat sehingga bisa dibendung dan dicegah.

Namun sebaliknya, meskipun seseorang memiliki potensi kekuatan dan peluang emas, tapi kalau tidak didayagunakan secara optimal maka peluang tersebut juga tidak akan terwujud. Lebih-lebih apabila potensi kelemahan dan ancamannya diumbar, dibiarkan lepas tanpa kendali.

Semoga kita bisa menjadi insan yang bisa memahami potensi diri kita sendiri, selanjutnya dapat menempatkan dan membawa diri secara baik dalam menapaki kehidupan yang fana ini. Amin. ֍

__________

*) diolah kembali dari pandangan penulis tentang Pemilihan Presiden (Pilpres) dan para calonnya tahun 2014, dan telah dipublikasikan menjelang Pilpres 2014 di dua blog atau website pribadi penulis yaitu  b.wiwoho tasawuf jawa (https://wordpress.com/home/islamjawa.wordpress.com) dan https://bwiwoho.blogspot.com/.