NAWACITA KINI JADI DUKACITA
| RMOL. Keresahan atas situasi bangsa kini mulai merebak di mana-mana. Kinerja Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla selama delapan bulan ini dinilai mengecewakan, menyimpang dari janji-janji kampanye (Nawacita), gagal mewujudkan Trisakti, dan membuat situasi ekonomi-nasional semakin bertambah buruk. 
Untuk mencari solusi itu aktivis 
lintas generasi berkumpul melakukan Rembuk Nasional yang diselenggarakan
 di Jalan Tebet Timur Dalam No 43, Jakarta, Kamis (9/7) malam.   
Dalam
 forum rembuk nasional tersebut Ketua Umum DPP IMM Beni Pramula 
menyampaikan muara dari persoalan bangsa hari ini, yaitu karena lemahnya
 kepemimpinan nasional yang membuat orientasi pembangunan dan 
pengelolaan pemerintahan tidak sesuai dengan ideologi Trisakti dan 
Nawacita. Padahal hal ini kerap didengang-dengungkan oleh Jokowi saat 
kampanye
 presiden.  
"Nawacita itu kini jadi dukacita. 
Kita ingin melanggengkan keterpurukan atau cabut mandat?" tanyanya 
kepada forum. Sontak para peserta Rembuk Nasional secara serentak tanpa 
komando menyahut "Turunkan!".  
Lebih lanjut, 
Beni mengulas mengenai Negeri Kepulauan yang luas wilayahnya tiga 
daratan Eropa, berpenduduk 250  juta, di tengah-tengah perubahan besar, 
persaingan global, dan era keterbukaan yang sangat berpotensi akan 
mengancam eksistensi Indonesia. Dalam situasi itu, bangsa harus ditopang
 pemimpin yang benar-benar mumpuni secara kualitas dan ketokohan, bukan 
pesuruh dari produk pencitraan.  
"Presiden atau
 pemimpin tidak bisa lahir secara instan. Presiden atau pemimpin tidak 
bisa lahir dari sebuah proses rekayasa media. Presiden atau pemimpin 
tidak bisa hanya dari hasil proses pencitraan. Pemimpin polesan 
cenderung menipu karena dari kemasannya saja
 sudah direkayasa. Produk yang dihasilkan dari kepemimpinan yang seperti
 ini akan cenderung korum dan menuia persoalan kebangsaan yang lebih 
besar," sambung presiden Pemuda Asia Afrika itu.  
Kegaduhan
 politik, penistaan antar umat beragama, harga kebutuhan pokok yang 
melambung, hingga rakyat kecil yang diacuhkan pemimpin yang sibuk 
mengurusi politik merupakan segenap problematika negeri ini. Sayangnya, 
kata Beni, semua itu justru semakin diperparah dengan pembiaran 
pemerintah terhadap para korporat yang secara leluasa merampok uang 
rakyat.  
Tidak hanya itu, kasus korupsi yang 
makin sulit diatasi lantaran ada kongkalikong hukum. ketergantungan 
Indonesia yang semakin ekstrem pada produk luar negeri, kini 
mengantarkan bangsa ini pada fase yang sangat membahayakan. 
"Apalagi,
 dalam situasi global di mana kapitalisme sedang menghadapi pasang 
surut. Untuk menanggulangi hal itu,
 maka sudah seharusnya kiblat bangsa segera diluruskan. Salah satu 
caranya adalah memperbaiki akar masalah dari semua problematika ini 
regulasi dan masalah ‘leadershipnya’," tegas Beni. 
Selain merumuskan petisi keprihatinan, kelompok kerja juga akan merumuskan berbagai isu strategis yang dihadapi bangsa saat ini. 
Acara
 yang dimoderatori oleh Ketua Umum Perhimpunan Gerakan Keadilan (PGK) 
Bursah Zarnubi ini, dihadiri oleh sekitar 80 aktivis lintas generasi, 
mulai dari yang senior seperti Bambang Wiwoho, Ariyadi Achmad, Syahganda
 Nainggolan, Laode Ida, Hatta Taliwang, Yayat Biaro, Wahyono, Haris 
Rusli Moti, Djoko Edhy Abdurachman, Yamin Tawary, dan Sudjana Sulaiman, 
hingga aktivis muda seperti Ketua Presidium PP PMKRI Lidya Natalia, 
Ketua Umum DPP IMM Beni Pranula, Ketua Umum GPII Karman BM, aktivis 
Pandu UI Patriot, dan Sekjen LMND Hendrik Kurniawan. 
Dalam
 acara ini para aktivis
 secara bergantian menyampaikan pandangan kritis dan keprihatinan 
tentang situasi ekonomi politik saat ini. Beberapa peserta diskusi 
menyampaikan desakan untuk melakukan gerakan cabut mandat Jokowi karena 
berbagai kebijakan pemerintah telah membuat kehidupan rakyat kecil 
tambah susah. Pandangan ini antara lain disampaikan oleh Beni Pramula 
Ketua Umum IMM Hatta Taliwang dan Ketua Umum GPII Karman BM. 
Sebagian
 besar aktivis yang hadir setuju dengan gagasan itu, untuk kemudian 
menyusun rencana strategis yang berkesinambungan guna merespon situasi 
kebangsaan yang akhir-akhir ini cukup memprihatinkan.[wid] Sent from Yahoo Mail on Android | 


 
     
